Azmi Abubakar: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Azmi Abubakar''' |
'''Azmi Abubakar''' ({{lahirmati|[[Gayo]], [[Aceh]]|3|3|1972}}) adalah seorang aktivis dan pengusaha real estate asal Aceh. Azmi menempuh pendidikan di [[Institut Teknologi Indonesia]] (ITI) Serpong dan menjadi aktivis di Jakarta pada 1993-1995. Awalnya menjadi seorang aktivis pada [[Kerusuhan Mei 1998]], ia kemudian mendirikan [[Museum Pustaka Peranakan Tionghoa]] yang terletak di [[Tangerang Selatan]], [[Provinsi Banten]].<ref>https://travel.kompas.com/read/2018/03/15/073200827/indonesia-di-museum-pustaka-peranakan-tionghoa</ref> Berseberangan dengan tempat kelahirannya yang menerapkan [[Syariat Islam]], ia maju sebagai kandidat [[Partai Solidaritas Indonesia]] (PSI) yang justru menentang syariat Islam dan berniat ingin menghapus [[Diskriminasi terhadap Tionghoa-Indonesia]].<ref>https://www.matamatapolitik.com/analisis-dapatkah-muslim-hapus-diskriminasi-tionghoa-di-indonesia/</ref> Azmi Abubakar menerima anugerah marga '''Lim Se Ming''' dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia.<ref>https://www.ajnn.net/news/putra-aceh-terima-anugerah-lim-se-ming-dari-marga-tionghoa/index.html</ref> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 20 Juli 2020 07.03
Azmi Abubakar (lahir 3 Maret 1972) adalah seorang aktivis dan pengusaha real estate asal Aceh. Azmi menempuh pendidikan di Institut Teknologi Indonesia (ITI) Serpong dan menjadi aktivis di Jakarta pada 1993-1995. Awalnya menjadi seorang aktivis pada Kerusuhan Mei 1998, ia kemudian mendirikan Museum Pustaka Peranakan Tionghoa yang terletak di Tangerang Selatan, Provinsi Banten.[1] Berseberangan dengan tempat kelahirannya yang menerapkan Syariat Islam, ia maju sebagai kandidat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang justru menentang syariat Islam dan berniat ingin menghapus Diskriminasi terhadap Tionghoa-Indonesia.[2] Azmi Abubakar menerima anugerah marga Lim Se Ming dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia.[3]