Lompat ke isi

Pemilihan umum Bupati Poso 2020: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Udin Saladin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1: Baris 1:
'''Pemilihan umum Bupati Poso 2020''' diselenggarakan pada tanggal 23 September 2020 dalam rangka memilih [[Bupati Poso|Bupati]] dan [[Wakil Bupati Poso]] untuk periode tahun 2020 hingga 2025‎. [[Pemilihan umum Bupati Poso 2015‎|Pilkada sebelumnya]] digelar pada tahun 2015‎, yang dimenangkan oleh [[Darmin Sigilipu]] dan [[Toto Samsuri]].
'''Pemilihan umum Bupati Poso 2020''' diselenggarakan pada tanggal 9 Desember 2020 dalam rangka memilih [[Bupati Poso|Bupati]] dan [[Wakil Bupati Poso]] untuk periode tahun 2020 hingga 2025‎. [[Pemilihan umum Bupati Poso 2015‎|Pilkada sebelumnya]] digelar pada tahun 2015‎, yang dimenangkan oleh [[Darmin Sigilipu]] dan [[Toto Samsuri]].


{{TOC limit|3}}
{{TOC limit|3}}

Revisi per 1 Agustus 2020 14.10

Pemilihan umum Bupati Poso 2020 diselenggarakan pada tanggal 9 Desember 2020 dalam rangka memilih Bupati dan Wakil Bupati Poso untuk periode tahun 2020 hingga 2025‎. Pilkada sebelumnya digelar pada tahun 2015‎, yang dimenangkan oleh Darmin Sigilipu dan Toto Samsuri.

Persiapan

Pada tanggal 2 Agustus 2019, Iskandar Lamuka selaku Ketua Komisi II DPRD Poso mengumumkan bahwa pihaknya telah menerima proposal berupa pengajuan anggaran pemilihan kepala daerah (pilkada) dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Poso. Mereka mengajukan proposal senilai Rp64,00 miliar, dengan rincian masing-masing Rp39,00 miliar untuk KPU Poso, Rp22,00 miliar untuk Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Poso dan Rp5,00 miliar untuk sektor keamanan. Nilai tersebut naik tiga kali lipat dari anggaran Pilkada Poso 2015 sebesar Rp23,00 miliar.[1]

Pada tanggal 9 Oktober, Ketua KPU Poso, Budiman Maliki, menyebutkan bahwa alokasi anggaran penyelenggaraan pilkada di Poso mencapai Rp30,2 miliar dari usulan awal sebesar Rp39,00 miliar.[2] Sesuai tahapan, pembentukan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), dilaksanakan sejak tanggal 1 Januari hingga 21 Juni 2020.[3] Sehari setelahnya, Budiman kembali mengingatkan pada para bakal calon bahwa tahapan awal pilkada serentak tahun 2020 sudah dimulai sejak akhir bulan September 2019, agar mereka sudah mulai bersiap untuk memenuhi Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).[4] KPU Poso kemudian menggelar audiensi berupa sosialisasi pilkada kepada para mahasiswa dan pelajar di kota Poso pada tanggal 16 Oktober.[5]

Pencalonan

Calon potensial

Calon bupati

Darmin Sigilipu yang juga merupakan Bupati Poso petahana, sudah berulang kali menyatakan bahwa dirinya siap kembali mencalonkan diri untuk periode kedua.[6] Ketua DPD Partai Berkarya Poso, Andi Abdi, mengatakan bahwa Wirabumi Kaluti masih diharapkan oleh pendukungnya untuk maju mengikuti Pilkada Poso 2020, meskipun pernah gagal dalam pilkada sebelumnya.[7]

Pada tanggal 1 November, Iskandar Lamuka selaku Ketua BPOKK Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Poso mengumumkan bahwa seluruh kader partainya memutuskan dengan suara bulat untuk mengusung Verna Gladies Merry Inkiriwang—mantan anggota DPR-RI sejak tahun 2009 hingga 2019 yang juga putri dari mantan Bupati Poso, Piet Inkiriwang—dalam Pilkada Poso 2020. Alasan mereka memilih Verna adalah karena tingkat elektabilitasnya yang tinggi dibandingkan kandidat lainnya.[8]

Calon wakil bupati

Farid Podungge, Ketua DPW Garda Pemuda NasDem Sulawesi Tengah, mendapatkan dukungan untuk maju sebagai bakal calon wakil bupati Poso dari Ahmad Ali yang juga merupakan Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem sekaligus anggota DPR-RI yang mewakili Sulawesi Tengah. Ia juga mendapatkan dukungan dari Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Sulawesi Tengah sekaligus mantan Wali Kota Palu, Rusdi Mastura.[9]

Dalam sebuah jumpa pers yang digelarnya pada tanggal 13 September, Darmin selaku petahana mengungkapkan tujuh nama sebagai bakal calon wakilnya dalam pilkada. Mereka adalah Amdjad Lawasa selaku mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Kisman Lantang yang mantan Rektor Universitas Sintuwu Maroso, Suharto Kandar dari Golkar, Baharudin Sapi'i dari PPP,[10] Faidul Keteng yang juga Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Poso, Sukimin sebagai Kepala Bagian Dinas Keuangan Poso, serta Suratno yang juga Kepala Dinas Pertanian Poso.[11] Di sisi lain, Muhammad Syarif M. Ruum atau kerap disapa Ari Machmoed, pengusaha sekaligus mantan komisioner KPU Poso, menolak tawaran beberapa tim sukses untuk menjadi wakil Darmin. Ia lebih memilih mendaftar sebagai bakal calon bupati (balonbup) karena jabatan wakil bupati menurutnya tidak bisa mengambil kebijakan.[12]

Pada tanggal 26 Oktober, Darmin memutuskan untuk menggandeng Amdjad Lawasa sebagai calon wakilnya. Pengalaman Amdjad dalam dunia birokrasi di Sulawesi Tengah menjadi alasan Darmin ketika memilihnya.[13]

Pendaftaran

Partai politik

Pada tanggal 12 September, beberapa kandidat turut mendaftarkan diri. Sa'adon Lawira yang pernah menjadi Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah, mendaftar sebagai bakal calon bupati di Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P Sulawesi Tengah.[14] Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (BPP) DPD PDI-P Sulawesi Tengah, Fandi William Songo, juga turut mendaftar.[15] Sonny Tandra dan Farid Podungge mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati (balonwabup) melalui DPC PDI-P Poso dengan diwakili oleh tim sukses mereka.[16] Ari Machmoed mendaftarkan diri pada tanggal 18 September.[17] Yasin Mangun yang juga mantan ketua KPU Poso, mendaftarkan diri sebagai bakal calon wakil bupati melalui Badan Seleksi DPC Partai Gerindra Poso pada tanggal 29 September. Yasin sebelumnya juga telah mendaftar melalui PDI-P Poso.[18]

Dua belas orang mendaftar melalui DPD Partai NasDem Poso dan ada tujuh orang yang mengembalikan formulir pendaftaran. Mereka adalah Darmin Sigilipu, Toto Samsuri, dan Ari Machmoed sebagai bakal calon bupati; serta Amdjad Lawasa, Yufni Bungkundapu, Abdul Muthalib Rimi, dan Yisef Sefril Mosoe sebagai bakal calon wakil bupati. DPD NasDem Poso memberikan kesempatan berupa pemaparan visi dan misi bagi para bakal calon bupati dan calon wakil bupati yang digelar pada tanggal 28 Oktober. Di antara tujuh orang tersebut, baru Ari Machmoed dan Wakil Bupati Poso Toto Samsuri yang mengikuti proses ini.[19]

Pada tanggal 2 November, Herlina Lawodi yang merupakan anggota DPRD Poso dari Partai Golkar, turut mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati.[20] Langkah yang sama diambil oleh Suwardi Pantih, Rektor Universitas Sintuwu Maroso. Ia mendaftarkan diri sebagai bakal calon wakil bupati pada tanggal 4 November melalui Partai Golkar, menyebut mereka sebagai partai yang "berorientasi pada pembangunan".[21]

Lihat pula

Referensi

Sumber

Situs web