Lompat ke isi

Cachaça: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 15: Baris 15:


Salah satu daerah yang dianggap sebagai yang terbaik dalam menghasilkan cachaça adalah Chã Grande di [[Pernambuco]] dan Salinas di Minas Gerais, Paraty di Rio de Janeiro, Monte Alegre do Sul di São Paulo, dan Abaíra di Bahia.
Salah satu daerah yang dianggap sebagai yang terbaik dalam menghasilkan cachaça adalah Chã Grande di [[Pernambuco]] dan Salinas di Minas Gerais, Paraty di Rio de Janeiro, Monte Alegre do Sul di São Paulo, dan Abaíra di Bahia.
==Perbedaan dengan rum==
Pada awal abad 17, prousen gula dari berbagai koloni Eropa di Amerika memanfaatkan sisa-sisa produksi gula yang masih bisa dimanfaatkan, seperti [[molase]] dan [[scumming]] sebagai bahan baku alkohol jenis spirit. Hasilnya di berbagai negara bisa memiliki nama yang berbeda-beda. Di koloni Inggris, dinamai rum. Di koloni Perancis dinamai tafia. Di koloni Spanyol dinamai ''aguardiente de caña''. Sementara di koloni Portugis dinamai ''aguardente da terra, aguardente de cana'' lalu kemudian cachaça.
uardente de cana and later cachaça.[9]

Revisi per 24 Agustus 2020 11.14

Cachaça, alias pinga atau disebut pula caninha adalah minuman beralkohol hasil distilasi dari Brazil yang dibuat dari jus tebu yang difermentasi. Minuman ini digunakan sebagai membuat minuman beralkohol lainnya seperti caipirinha atau batida.

Sejarah

Berlebihannya produksi gula di Kepualauan Madeira, Brazil, oleh koloni Portugis pada abad ke 16 membuat upaya pembuatan alkohol menjadi marak. Karena itu muncul aguardente de cana yang berarti minuman hasil distilasi alkohol dari gula tebu. Minuman ini pada hari ini dikenal sebagai cachaça.

Pembuatan cachaça pertama tercatat pada tahun 1532, saat petani tebu Portugis pertama kali membawa produk mereka dari Madeira ke Brazil. Cachaça hanya boleh diproduksi di Brazil, yang menurut perkiraan tahun 2007, konsumsi tahunannya sekitar 1,5 miliar liter, sementara 15 juta liter lainnya diekspor ke luar negeri.

Biasanya kandungan alkohol minuman ini dibatasi di angka 38% - 48%. Namun Cachaça buatan rumah bisa saja lebih kuat. Gula yang boleh ditambahkan hanya 6 gram per liter.

Produksi

Cachaça, seperti juga rum, memiliki dua varietas, yang tidak disimpan, alias putih atau perak, dan yang disimpan, alias amarela atau kuning, atau keemasan. Yang tidak disimpan biasanya langsung dibotolkan setelah distilasi selesai. Produk ini lebih murah.

Beberapa produsen menyimpannya hingga 12 bulan untuk mendapatkan rasa yang lebih lembut dan harganya lebih mahal. Cachaça yang berwarna gelap dianggap memiliki kualitas premium dengan setidaknya disimpan tiga tahun. Penyimpanan hingga 15 tahun menghasilkan Cachaça kualitas ultra premium. Rasanya akan sangat dipengaruhi oleh bahan tong kayu yang digunakan. [1]

Salah satu daerah yang dianggap sebagai yang terbaik dalam menghasilkan cachaça adalah Chã Grande di Pernambuco dan Salinas di Minas Gerais, Paraty di Rio de Janeiro, Monte Alegre do Sul di São Paulo, dan Abaíra di Bahia.

Perbedaan dengan rum

Pada awal abad 17, prousen gula dari berbagai koloni Eropa di Amerika memanfaatkan sisa-sisa produksi gula yang masih bisa dimanfaatkan, seperti molase dan scumming sebagai bahan baku alkohol jenis spirit. Hasilnya di berbagai negara bisa memiliki nama yang berbeda-beda. Di koloni Inggris, dinamai rum. Di koloni Perancis dinamai tafia. Di koloni Spanyol dinamai aguardiente de caña. Sementara di koloni Portugis dinamai aguardente da terra, aguardente de cana lalu kemudian cachaça. uardente de cana and later cachaça.[9]

  1. ^ Kugel, Seth. "Allure of Cachaça Spreads to U.S. From Brazil". The New York Times, April 9, 2008