Ondel-ondel: Perbedaan antara revisi
k Dikembalikan ke revisi 16993068 oleh Rahmatdenas (bicara) Tag: Pembatalan |
Kalakutjet (bicara | kontrib) Penambahan kosmetika dan perincian lebih lanjut. |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Ondel Ondel Khas Betawi - panoramio.jpg|al=|jmpl| |
[[Berkas:Ondel Ondel Khas Betawi - panoramio.jpg|al=|jmpl|251x251px|Pertunjukan ondel-ondel di [[Monumen Nasional]]]] |
||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Reuzenpoppen Ondel-ondel sieren de straat tijdens het religieuze feest 'selamatan' ter gelegenheid van de inwijding van de nieuwe vleugel van Hotel des Indes Java TMnr 10003392.jpg|jmpl|300px|Ondel-ondel dalam rangka |
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Reuzenpoppen Ondel-ondel sieren de straat tijdens het religieuze feest 'selamatan' ter gelegenheid van de inwijding van de nieuwe vleugel van Hotel des Indes Java TMnr 10003392.jpg|jmpl|300px|Ondel-ondel diarak dalam rangka selametan pembukaan sayap baru [[Hotel des Indes]] pada tahun 1923.]] |
||
'''Ondel-ondel''' adalah bentuk pertunjukan rakyat [[Betawi]] yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Tampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa. |
'''Ondel-ondel''' adalah bentuk pertunjukan rakyat [[Betawi]] yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Tampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa. |
||
Ondel-ondel yang berupa [[boneka]] besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman [[bambu]] yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa [[topeng]] atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari |
Ondel-ondel yang berupa [[boneka]] besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman [[bambu]] yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa [[topeng]] atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel [[laki-laki]] biasanya dicat dengan warna [[merah]], sedangkan yang perempuan warna [[putih]]. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang ada di beberapa daerah lain. |
||
== Asal |
== Asal-usul == |
||
Mulanya, ondel-ondel pada zaman dahulu digunakan sebagai penolak bala dan penjaga kampung. Biasanya ia diarak saat ada pagebluk (wabah) yang melanda kampung, [[Selamatan|selametan]], hajatan besar ([[Cap Go Meh]], dll.) atau sedekah bumi setelah panen raya. Karenanya bentuk ondel-ondel laki-laki yang asli lebih seram dengan mata melotot dan adanya gigi taring. Awalnya juga ia dikenal dengan sebutan "''barongan''". Kata "''ondel-ondel''" menjadi lebih populer ketika [[Benyamin Sueb]] membawakan lagu "''Ondel-ondel''" pada tahun 1971 dalam irama [[Gambang keromong|gambang kromong]] yang digubah oleh [[Djoko Subagyo]]. Dewasa ini ondel-ondel biasanya digunakan untuk menambah semarak pesta-pesta rakyat, atau diarak untuk mengamen. Betapapun derasnya arus modernisasi, ondel-ondel masih bertahan dan menjadi penghias wajah kota metropolitan [[Jakarta]]. |
|||
== Ondel-ondel |
== Ondel-ondel di daerah lain == |
||
Sebenarnya |
Sebenarnya ondel-ondel adalah tokoh yang dihilangkan pada sendratari [[Reog (Ponorogo)|Reog]] versi "''Wengker''" dari [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] yang merupakan tokoh sepasang makhluk halus dengan tubuh raksasa, tetapi karena mengganggu perjalanan [[Singo Barong]], maka dikutuklah mereka menjadi [[burung gagak]] dan [[burung merak]] dalam bentuk raksasa pula. Namun pada pemerintahan [[Bathara Katong]], tokoh-tokoh yang tidak terlalu penting dihilangkan. |
||
Di dalam kesenian |
Di dalam kesenian [[Jatilan|Jathilan]], dikenal dengan nama Genderuwo Gede, di [[Pasundan]] dikenal dengan sebutan [[Badawang]], yang sudah ada sejak pasca [[Perang Bubat]] yang dibawa pejabat sunda yang masih hidup dengan membawa [[Angklung Reog]], sedangkan di [[Bali]] lebih dikenal dengan nama [[Barong Landung]] yang merupakan jenis [[Barong Bali]] yang dibawa Raja Airlangga saat menyelamatkan diri. Menurut perkiraan jenis pertunjukan ini sudah ada sejak sebelum tersebarnya agama [[Islam]] di [[Jawa|Pulau Jawa]]. |
||
== Musik pengiring == |
== Musik pengiring == |
||
Musik yang mengiringi ondel-ondel tidak |
Musik yang mengiringi ondel-ondel tidak menentu, tetapi biasanya diiringi dengan irama [[Gambang keromong|gambang kromong]]. Ada juga yang diiringi [[tanjidor]], seperti sanggar ondel-ondel pimpinan Gejen, Kampung Setu. Ada yang diiringi dengan pencak Betawi seperti sanggar “''Beringin Sakti''” pimpinan Duloh, sekarang pimpinan Yasin, dari [[Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat|Rawasari]]. Adapula yang diiring [[bende]], [[remes]], [[ningnong]] dan [[Rebana|rebana ketimpring]], seperti sanggar ondel-ondel pimpinan Lamoh, [[Kalideres, Jakarta Barat|Kalideres]]. |
||
Pada umumnya, pementasan |
Pada umumnya, pementasan ondel-ondel diiringi oleh musik pengiring dan pencak silat diantaranya: |
||
* 2 buah gendang yang dimainkan oleh 2 orang |
* 2 buah [[Kendhang|gendang]] yang dimainkan oleh 2 orang |
||
* |
* 1 buah [[rebana]]/[[Kecrek|kecrekan]] yang dimainkan oleh 1 orang |
||
* 1 buah |
* 1 buah [[gong]] yang dimainkan oleh 1 orang |
||
* 1 buah |
* 1 buah [[Kongahyan|kong'ahyan]]/[[tehyan]] yang dimainkan oleh 1 orang |
||
⚫ | |||
* 1 buah tekyan/biola Betawi yang dimainkan oleh 1 orang |
|||
⚫ | |||
== Pementasan di Jalan == |
|||
Masyarakat Jakarta pada 2010an sering menyaksikan pementasan Ondel-ondel di jalanan. Pada sekitar 1990-an, pementasan Ondel-ondel yang dilakukan di jalanan sering sekali terlihat. Namun pada awal 2000an, jarang ditemukan pementasan ini. |
|||
Pementasan di jalan ini biasanya dilakukan oleh anak-anak dengan usia sekitar 13 - 18 tahun. Satu kelompok pementasan bisa terdiri dari belasan orang, jika menggunakan alat musik yang cukup lengkap. Namun, jika musiknya hanya menggunakan rekaman paling tidak ada 4 orang. |
|||
== Lihat juga == |
== Lihat juga == |
||
# [[Boneka Dewa|tōa-sian ang-á]], "ondel-ondel" versi Hokkien, populer di [[Taiwan]]. |
# [[Boneka Dewa|tōa-sian ang-á]], "ondel-ondel" versi Hokkien, populer di [[Taiwan]]. |
Revisi per 21 September 2020 03.59
Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Tampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.
Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan warna putih. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang ada di beberapa daerah lain.
Asal-usul
Mulanya, ondel-ondel pada zaman dahulu digunakan sebagai penolak bala dan penjaga kampung. Biasanya ia diarak saat ada pagebluk (wabah) yang melanda kampung, selametan, hajatan besar (Cap Go Meh, dll.) atau sedekah bumi setelah panen raya. Karenanya bentuk ondel-ondel laki-laki yang asli lebih seram dengan mata melotot dan adanya gigi taring. Awalnya juga ia dikenal dengan sebutan "barongan". Kata "ondel-ondel" menjadi lebih populer ketika Benyamin Sueb membawakan lagu "Ondel-ondel" pada tahun 1971 dalam irama gambang kromong yang digubah oleh Djoko Subagyo. Dewasa ini ondel-ondel biasanya digunakan untuk menambah semarak pesta-pesta rakyat, atau diarak untuk mengamen. Betapapun derasnya arus modernisasi, ondel-ondel masih bertahan dan menjadi penghias wajah kota metropolitan Jakarta.
Ondel-ondel di daerah lain
Sebenarnya ondel-ondel adalah tokoh yang dihilangkan pada sendratari Reog versi "Wengker" dari Ponorogo yang merupakan tokoh sepasang makhluk halus dengan tubuh raksasa, tetapi karena mengganggu perjalanan Singo Barong, maka dikutuklah mereka menjadi burung gagak dan burung merak dalam bentuk raksasa pula. Namun pada pemerintahan Bathara Katong, tokoh-tokoh yang tidak terlalu penting dihilangkan.
Di dalam kesenian Jathilan, dikenal dengan nama Genderuwo Gede, di Pasundan dikenal dengan sebutan Badawang, yang sudah ada sejak pasca Perang Bubat yang dibawa pejabat sunda yang masih hidup dengan membawa Angklung Reog, sedangkan di Bali lebih dikenal dengan nama Barong Landung yang merupakan jenis Barong Bali yang dibawa Raja Airlangga saat menyelamatkan diri. Menurut perkiraan jenis pertunjukan ini sudah ada sejak sebelum tersebarnya agama Islam di Pulau Jawa.
Musik pengiring
Musik yang mengiringi ondel-ondel tidak menentu, tetapi biasanya diiringi dengan irama gambang kromong. Ada juga yang diiringi tanjidor, seperti sanggar ondel-ondel pimpinan Gejen, Kampung Setu. Ada yang diiringi dengan pencak Betawi seperti sanggar “Beringin Sakti” pimpinan Duloh, sekarang pimpinan Yasin, dari Rawasari. Adapula yang diiring bende, remes, ningnong dan rebana ketimpring, seperti sanggar ondel-ondel pimpinan Lamoh, Kalideres.
Pada umumnya, pementasan ondel-ondel diiringi oleh musik pengiring dan pencak silat diantaranya:
- 2 buah gendang yang dimainkan oleh 2 orang
- 1 buah rebana/kecrekan yang dimainkan oleh 1 orang
- 1 buah gong yang dimainkan oleh 1 orang
- 1 buah kong'ahyan/tehyan yang dimainkan oleh 1 orang
- 1 orang yang melakukan pencak silat yaitu Pencak Bunga Kembang.[1]
Lihat juga
- tōa-sian ang-á, "ondel-ondel" versi Hokkien, populer di Taiwan.