Lompat ke isi

Musik klasik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tambahan ttg musisi Indonesia (ayo menerjemahkan artikel2 ttg mereka
Pembetulan catatan kaki, wiki, template
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Performing Arts
'''Musik klasik''' merupakan istilah luas yang biasanya mengarah pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi [[kesenian Barat]], dan musik [[orkestra]], mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.<ref>"Classical", ''The Oxford Concise Dictionary of Music'', Michael Kennedy (penyunting), (Oxford, 2007), ''Oxford Reference Online'', diakses 23 Juli 2007</ref>
| name = Musik
| image = Music lesson Staatliche Antikensammlungen 2421.jpg
| caption = Lukisan sebuah vas Yunani kuno yang menggambarkan pelajaran musik (sekitar 510 SM).
| medium = Suara
| types =
| ancestor =
| descendant =
| culture = bervariasi
| era = [[Paleolitikum]]
}}


'''Musik klasik''' merupakan istilah luas yang biasanya mengarah pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi [[kesenian Barat]], dan musik [[orkestra]], mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.<ref>"Classical". In Kennedy, Michael (2006). ''The Oxford Dictionary of Music'', {{ISBN|0-19-861459-4}}</ref>
Musik klasik [[Eropa]] dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan [[musik populer]] terutama oleh sistem [[notasi musik]]nya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke-16.<ref>{{GroveOnline|Notation, §III, 1(vi): Plainchant: Pitch-specific notations, 13th–16th centuries|Chew, Geffrey & Rastall, Richard|July 23|2007}}</ref> Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai [[tinggi nada]], kecepatan, [[metrum]], ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ''ad libitum'' yang sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan [[musik klasik India]] dan [[musik Jepang|musik tradisional Jepang]]) maupun musik populer.<ref>{{GroveOnline|Japan, §III, 1: Notation systems: Introduction|Malm, W.P./Hughes, David W.|July 23|2007}}</ref><ref>{{GroveOnline|Notation, §I: General|IAN D. BENT, DAVID W. HUGHES, ROBERT C. PROVINE, RICHARD RASTALL, ANNE KILMER|July 23|2007}}</ref><ref>{{GroveOnline|Popular music, §I, 4: Europe & North America: Genre, form, style|Middleton, Richard|July 23|2007}}</ref>


Musik klasik [[Eropa]] dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan [[musik populer]] terutama oleh sistem [[notasi musik]]nya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke-16.<ref>Chew, Geffrey; Rastall, Richard. ''Notation, §III, 1(vi): Plainchant: Pitch-specific notations, 13th–16th centuries'', Grove Music Online (Oxford University).</ref> Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai [[tinggi nada]], kecepatan, [[metrum]], ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ''ad libitum'' yang sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan [[musik klasik India]] dan [[musik Jepang|musik tradisional Jepang]]) maupun musik populer.<ref>Malm, W.P.; Hughes, David W.. ''Japan, §III, 1: Notation systems: Introduction'', Grove Music Online.</ref><ref>Bent, Ian D.; Hughes, David W., et all. ''Notation, §I: General'', Grove Music Online.</ref><ref>Middleton, Richard. ''Popular music, §I, 4: Europe & North America: Genre, form, style'', Grove Music Online.</ref>
Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok dan Mesir ada musik yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan Babilon, berkembanglah musik Hibrani yang dikemudian hari berkembang menjadi musik Gereja.


Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok dan Mesir ada musik yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan Babilon, berkembanglah musik Hibrani yang dikemudian hari berkembang menjadi [[musik gereja]].
Musik itu kemudian disenangi oleh masyarakat, karena adanya pemain-pemain musik yang mengembara serta menyanyikan lagu yang dipakai pada upacara Gereja. Musik itu tersebar di seluruh Eropa kemudian tumbuh berkembang, dan musik instrumental maju dengan pesat setelah ada perbaikan pada alat-alat musik, misalnya biola dan cello. Kemudian timbulah alat musik Orgel. Komponis besar muncul di Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu perkembangan musik pecah menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun pada permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Mulai abad 20, Prancis menjadi pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik Ekspresionistis.

Musik itu kemudian disenangi oleh masyarakat, karena adanya pemain-pemain musik yang mengembara serta menyanyikan lagu yang dipakai pada upacara Gereja. Musik itu tersebar di seluruh Eropa kemudian tumbuh berkembang, dan musik instrumental maju dengan pesat setelah ada perbaikan pada alat-alat musik, misalnya biola dan cello. Kemudian timbulah alat musik [[organ (alat musik)|organ]]. Komponis besar muncul di Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu perkembangan musik pecah menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun pada permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Mulai abad 20, Prancis menjadi pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik Ekspresionistis.


Sedari penghujung abad ke-20, beberapa tokoh asal [[Indonesia]] menggarap genre musik klasik, yaitu komponis [[Ananda Sukarlan]] serta [[Sinta Wullur]] ([[:en:Sinta Wullur|en]]), dan para [[pianis]]: [[Hendry Wijaya]], [[Eduardus Halim]] ([[:en:Eduardus Halim|en]]), [[Esther Budiardjo]] ([[:ru:Esther Budiardjo|ru]]), [[Victoria Audrey Sarasvathi]] ([[:en:Victoria Audrey Sarasvathi|en]]).
Sedari penghujung abad ke-20, beberapa tokoh asal [[Indonesia]] menggarap genre musik klasik, yaitu komponis [[Ananda Sukarlan]] serta [[Sinta Wullur]] ([[:en:Sinta Wullur|en]]), dan para [[pianis]]: [[Hendry Wijaya]], [[Eduardus Halim]] ([[:en:Eduardus Halim|en]]), [[Esther Budiardjo]] ([[:ru:Esther Budiardjo|ru]]), [[Victoria Audrey Sarasvathi]] ([[:en:Victoria Audrey Sarasvathi|en]]).


== Referensi ==
== Catatan kaki ==
{{Reflist}}
{{reflist}}


[[Kategori:Musik klasik| ]]
[[Kategori:Musik klasik| ]]

Revisi per 25 September 2020 02.33

Musik
Lukisan sebuah vas Yunani kuno yang menggambarkan pelajaran musik (sekitar 510 SM).
MediumSuara
Budaya awalbervariasi
Awal berkembangPaleolitikum

Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengarah pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat, dan musik orkestra, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.[1]

Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik populer terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke-16.[2] Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan, metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik India dan musik tradisional Jepang) maupun musik populer.[3][4][5]

Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok dan Mesir ada musik yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan Babilon, berkembanglah musik Hibrani yang dikemudian hari berkembang menjadi musik gereja.

Musik itu kemudian disenangi oleh masyarakat, karena adanya pemain-pemain musik yang mengembara serta menyanyikan lagu yang dipakai pada upacara Gereja. Musik itu tersebar di seluruh Eropa kemudian tumbuh berkembang, dan musik instrumental maju dengan pesat setelah ada perbaikan pada alat-alat musik, misalnya biola dan cello. Kemudian timbulah alat musik organ. Komponis besar muncul di Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu perkembangan musik pecah menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun pada permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Mulai abad 20, Prancis menjadi pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik Ekspresionistis.

Sedari penghujung abad ke-20, beberapa tokoh asal Indonesia menggarap genre musik klasik, yaitu komponis Ananda Sukarlan serta Sinta Wullur (en), dan para pianis: Hendry Wijaya, Eduardus Halim (en), Esther Budiardjo (ru), Victoria Audrey Sarasvathi (en).

Catatan kaki

  1. ^ "Classical". In Kennedy, Michael (2006). The Oxford Dictionary of Music, ISBN 0-19-861459-4
  2. ^ Chew, Geffrey; Rastall, Richard. Notation, §III, 1(vi): Plainchant: Pitch-specific notations, 13th–16th centuries, Grove Music Online (Oxford University).
  3. ^ Malm, W.P.; Hughes, David W.. Japan, §III, 1: Notation systems: Introduction, Grove Music Online.
  4. ^ Bent, Ian D.; Hughes, David W., et all. Notation, §I: General, Grove Music Online.
  5. ^ Middleton, Richard. Popular music, §I, 4: Europe & North America: Genre, form, style, Grove Music Online.