Lompat ke isi

Muara Teweh: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Lemparbatu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 18: Baris 18:
<br />
<br />


== Asal usul nama Muara Teweh ==
== sal usul nama Muara Teweh ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Riviergezicht in Moearatewe TMnr 10016900.jpg|Rumah di pinggir sungai Muara Teweh|jmpl|250px]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Riviergezicht in Moearatewe TMnr 10016900.jpg|Rumah di pinggir sungai Muara Teweh|jmpl|250px]]



Revisi per 27 September 2020 04.26

Balai Basarah Induk Intan Kaharingan di Muara Teweh

Muara Teweh (MTW)[1] adalah sebuah Kota yang terletak di provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Kota ini merupakan ibu kota dari Kabupaten Barito Utara.

Suku asli di Muara teweh yakni:

Kehutanan, pertambangan batu bara dan emas serta perkebunan kelapa sawit, rotan dan karet merupakan produk andalan dari Kabupaten Barito Utara dengan ibu kotanya Muara Teweh.

Suku-suku yang mendiami kota Muarateweh adalah:

A. Dayak Bakumpai

B. Banjar

C. Dayak Ngaju


sal usul nama Muara Teweh

Rumah di pinggir sungai Muara Teweh
  • Kota Muara Teweh merupakan tempat utama perkebunan lada Sultan Banjar, nama Muara Teweh berasal dari bahasa Banjar Kuala, muara; sedangkan dalam Banjar Hulu, muara disebut "muhara".
  • Dalam komunitas Suku Bayan Dusun Pepas, disebut Nangei Tiwei (Nangei = Tumbang, Muara; Tiwei = Ikan Seluang Tiwei).
  • Pada komunikasi Suku Bayan Bintang Ninggi, disebut Nangei Musini (Nangei Musini = Muara Musini).
  • Pada Komunitas Suku Dusun Taboyan Malawaken, disebut Ulung Tiwei (Ulung Tiwei = Muara Tiwei, di mana Ulung Tiwei ini merupakan rumpun bahasa sebelah Timur/Mahakam. Misalnya, Ulung Ngiram disingkat Long Ngiram, jadi Ulung Tiwei disingkat Long Tiwei).yang kemudian oleh kolonial Belanda dimelayukan menjadi Muara Teweh.
  • Pada komunitas dayak Tewoyan di kec.Teweh Timur,kec.Gunung Purei,Oleng Tiwei(Muara Teweh)

Sejarah

Etnis Dayak di Muara Teweh di awal abad ke-20

Di kota Muara Teweh pernah terdapat benteng peninggalan Belanda. Lokasinya dahulu terletak pada lokasi Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Barito Utara yang sekarang. Sebagai ibu kota Kabupaten, hingga sekitar menjelang tahun 1962 masih belum terdapat kendaraan roda empat di kota ini. Transportasi darat di dalam kota biasanya dilakukan dengan menggunakan sepeda roda dua sebagai alternatif berjalan kaki. Sedangkan hubungan transportasi dengan kota-kota lain disekitarnya, umumnya dengan memanfaatkan transportasi sungai, melalui sungai Barito. Di pinggiran sungai Barito ini dapat pula terlihat rumah-rumah apung yang dalam bahasa setempat disebut rumah lanting. Kendaraan roda 4 baru masuk di kota ini sekitar tahun 1962, di mulai dengan hadirnya 1 buah mobil jeep (Gaz) dan 1 buah truck, kendaraan dinas yang dimiliki oleh militer.Dan di dekat teluk mati ada kapal onrush millik belanda pernah tenggelam di teluk itu

Transportasi

Rujukan