Lompat ke isi

Kabin masinis: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Raihan Hadianto (bicara | kontrib)
Laman 'Kabin Lokomotif'
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
Raihan Hadianto (bicara | kontrib)
Penambahan Kategori, Pembenahan Kosakata
Baris 6: Baris 6:


==== 1. Gagang pembalik arah ====
==== 1. Gagang pembalik arah ====
Gagang pembalik arah (reverse handle) adalah alat kunci yang akan menentukan arah gerak lokomotif apabila dijalankan.Kedudukan dari gagang pembalik arah adalah maju (F), netral (N), dan mundur(R). Tenaga dan kecepatan lokomotif pada arah maju maupun mundur tetap sama, namun disesuaikan dengan gagang pemberi tenaga dan kemampuan daya mesin.
Gagang pembalik arah (reverse handle) adalah alat yang akan menentukan arah gerak lokomotif apabila dijalankan.Kedudukan dari gagang pembalik arah adalah maju (F), netral (N), dan mundur(R). Tenaga dan kecepatan lokomotif pada arah maju maupun mundur disesuaikan dengan kedudukan gagang pemberi tenaga dan kemampuan daya mesin.


==== 2. Gagang pemberi tenaga ====
==== 2. Gagang pemberi tenaga ====
Tenaga gerak lokomotif yang berasal dari motor traksi dikendalikan oleh masinis melalui gagang pemberi tenaga (throttle handle). Pada lokomotif diesel elektrik, gagang pemberi tenaga mempunyai posisi tidak bekerja (idle) dan posisi bekerja dimulai dari tingkat (notch) 1, 2, sampai dnegan 8 yang digerakan dengan mudah oleh masinis melalu gagang throttle.<ref>{{Cite book|last=Henschel|first=|date=1960|url=|title=Locomotive Engineers Manual|location=|publisher=KAssel Germany|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref>
Besar tenaga gerak lokomotif yang berasal dari motor traksi dikendalikan oleh masinis melalui gagang pemberi tenaga (throttle handle). Pada lokomotif diesel elektrik, gagang pemberi tenaga mempunyai posisi tidak bekerja (idle) dan posisi bekerja dimulai dari tingkat (notch) 1, 2, sampai dnegan 8 yang digerakan dengan mudah oleh masinis melalu gagang throttle.<ref>{{Cite book|last=Henschel|first=|date=1960|url=|title=Locomotive Engineers Manual|location=|publisher=KAssel Germany|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref>


Putaran maksimum tiap tingkat akan menghasilkan daya motor diesel yang berbeda, semakin tinggi angka notch (tingkat) semakin tinggi pula besaran yang dihasilkan.
Putaran maksimum tiap tingkat akan menghasilkan daya motor diesel yang berbeda, semakin tinggi angka notch (tingkat) semakin tinggi pula besaran yang dihasilkan.


Untuk lokomotif diesel hidraulis, pengatur tenaga dilakukan dengan roda tangan yang dapat diputar oleh masinis untuk mengatur putaran otor diesel dari idle hingga maksimum tanpa ada tingkat putaran.
Untuk lokomotif diesel hidraulis, pemberi tenaga dilakukan memutar dengan roda tangan oleh masinis untuk mengatur putaran motor diesel dari idle hingga maksimum tanpa ada tingkat putaran.


==== 3. Gagang pengereman udara tekan ====
==== 3. Gagang pengereman udara tekan ====
Pengendalian rem udara tekan pada suatu rangkaian kereta dilakukan oleh masinis dengan menggerakan gagang pengereman (brake handle)di meja pengendali. Pengereman dapat dilakukan sedikit untuk mempertahankan kecepatan tertentu, rem penuh biasa (full service brake) atau rem penuh mendadak (emergency brake) untuk menghentikan laju kereta api. Cara kerja pengereman udara tekan ini, yaitu mengeluarkan udara pada pipa utama rem kereta api melakui gagang pengereman oleh masinis sehingga pengurangan tekanan ini akan meggerakan katup distributor dan akhirnya udara dari tangki rem di kereta akan mengalir ke silinder rem/piston untuk menekan roda.
Pengendalian rem udara tekan pada suatu rangkaian kereta dilakukan oleh masinis dengan menggerakan gagang pengereman (brake handle) di meja pengendali. Pengereman dapat dilakukan sedikit demi sedikit untuk mempertahankan kecepatan tertentu, pada rem penuh biasa (full service brake) atau rem penuh mendadak (emergency brake) digunakan untuk menghentikan laju kereta api. Cara kerja pengereman udara tekan yaitu dengan mengeluarkan udara pada pipa utama rem kereta api melakui gagang pengereman yang dikendalikan oleh masinis sehingga pengurangan tekanan ini akan meggerakan katup distributor dan akhirnya udara dari tangki rem di kereta akan mengalir ke silinder rem/piston untuk menekan roda.


Gagang pengereman jenis ini terdapat pada semua lokomotif kecuali lokomotif langsir atau lori.
Gagang pengereman jenis ini terdapat pada semua lokomotif kecuali lokomotif langsir atau lori.
Baris 23: Baris 23:
Gagang pengereman dinamik (dynamic brake handle) hanya terdapat pada lokomotif tertentu. Seperti lokomotif BB201, BB202, BB203, CC201, CC202, CC203, CC204, dan beberapa lokomotif lainnya.
Gagang pengereman dinamik (dynamic brake handle) hanya terdapat pada lokomotif tertentu. Seperti lokomotif BB201, BB202, BB203, CC201, CC202, CC203, CC204, dan beberapa lokomotif lainnya.


Prinsip kerja rem dinamik adalah dengan memfungsikan motor traksi sebagai generator pada saat gagang throttle dalam posisi idle, sehingga energi dorong rangkaian diubah menjadi energi listrik dan dibuang sebagai panas melalui tahanan (resistor). Panas yang timbl akan didinginkan dengan hembusan angin di blower.
Prinsip kerja rem dinamik adalah dengan memfungsikan motor traksi sebagai generator pada saat gagang throttle dalam posisi idle, sehingga energi dorong rangkaian diubah menjadi energi listrik dan dibuang sebagai panas melalui tahanan (resistor). Panas yang timbul akan didinginkan dengan hembusan angin di blower.


Fungsi rem ini antara lain untuk memperlambat kecepatan atau mempertahankan kecepatan kereta api pada jalan yang menurun.
Fungsi rem ini antara lain untuk memperlambat kecepatan atau mempertahankan kecepatan kereta api pada jalan yang menurun.
Baris 46: Baris 46:
* Meter tekanan bahan bakar
* Meter tekanan bahan bakar
* Radio lokomotif
* Radio lokomotif
* Ddeadman pedal
* Deadman pedal
* Penarik rem parkir
* Penarik rem parkir
* Slang rem udara tekan cadangan
* Slang rem udara tekan cadangan


== Tanda dan Kelengkapan Lokomotif ==
== Tanda dan Kelengkapan Lokomotif ==
Tanda-tanda atau semboyan terdapat pada bagian muka lokomotif yang mempunyai fungsi dan arti masing-masing bagi lalu lintas kereta api.
Tanda-tanda atau semboyan terdapat pada bagian muka lokomotif yang mempunyai fungsi dan arti masing-masing bagi lalu lintas kereta api. Tanda-tanda ini dapat berupa lampu yang digunakan pada malam hari atau berupa tanda gambar tertentu yang dapat diperlihatkan, dipasang, dinyalakan, atau dilipat.Seperti:<ref>{{Cite journal|last=PT. Kereta Api Indonesia|first=|date=2016|title=PM 54 Tahun 2016|url=http://djka.dephub.go.id/uploads/201908/PM_54_Tahun_2016.pdf|journal=DJKA Dephub|volume=54|issue=|pages=|doi=}}</ref> <ref name=":0" />

Tanda-tanda ini berupa lampu yang digunakan pada malam hari atau berupa tanda gambar tertentu yang dapat diperlihatkan, dipasang, dinyalakan, atau dilipat.Seperti:<ref>{{Cite journal|last=PT. Kereta Api Indonesia|first=|date=2016|title=PM 54 Tahun 2016|url=http://djka.dephub.go.id/uploads/201908/PM_54_Tahun_2016.pdf|journal=DJKA Dephub|volume=54|issue=|pages=|doi=}}</ref> <ref name=":0" />


* Tanda segitiga dibagian atas.
* Tanda segitiga dibagian atas.
Baris 69: Baris 67:
* Tanda eblek segitiga warna merah dan hijau 2 buah.
* Tanda eblek segitiga warna merah dan hijau 2 buah.
* Dongkrak 4 buah.
* Dongkrak 4 buah.

== Lihat pula ==

# [[Lokomotif diesel]]


== Referensi ==
== Referensi ==
<references />
<references />
[[Kategori:Lokomotif]]
[[Kategori:Kereta api Indonesia]]
[[Kategori:Kereta api]]

Revisi per 12 Oktober 2020 13.08

Kabin lokomotif merupakan ruangan untuk mengoperasikan gerak lokomotif. Didalam kabin terdapat instrumen yang digunakan sebagai alat penggerak, pembantu, dan pengendali proses jalannya lokomotif.[1]

Peralatan pengendali

Kabin kontrol masinis milik Union Pacific Raiload

Peralatan pengendali berfungsi untuk mengendalikan pergerakan lokomotif, diantaranya:[2]

1. Gagang pembalik arah

Gagang pembalik arah (reverse handle) adalah alat yang akan menentukan arah gerak lokomotif apabila dijalankan.Kedudukan dari gagang pembalik arah adalah maju (F), netral (N), dan mundur(R). Tenaga dan kecepatan lokomotif pada arah maju maupun mundur disesuaikan dengan kedudukan gagang pemberi tenaga dan kemampuan daya mesin.

2. Gagang pemberi tenaga

Besar tenaga gerak lokomotif yang berasal dari motor traksi dikendalikan oleh masinis melalui gagang pemberi tenaga (throttle handle). Pada lokomotif diesel elektrik, gagang pemberi tenaga mempunyai posisi tidak bekerja (idle) dan posisi bekerja dimulai dari tingkat (notch) 1, 2, sampai dnegan 8 yang digerakan dengan mudah oleh masinis melalu gagang throttle.[3]

Putaran maksimum tiap tingkat akan menghasilkan daya motor diesel yang berbeda, semakin tinggi angka notch (tingkat) semakin tinggi pula besaran yang dihasilkan.

Untuk lokomotif diesel hidraulis, pemberi tenaga dilakukan memutar dengan roda tangan oleh masinis untuk mengatur putaran motor diesel dari idle hingga maksimum tanpa ada tingkat putaran.

3. Gagang pengereman udara tekan

Pengendalian rem udara tekan pada suatu rangkaian kereta dilakukan oleh masinis dengan menggerakan gagang pengereman (brake handle) di meja pengendali. Pengereman dapat dilakukan sedikit demi sedikit untuk mempertahankan kecepatan tertentu, pada rem penuh biasa (full service brake) atau rem penuh mendadak (emergency brake) digunakan untuk menghentikan laju kereta api. Cara kerja pengereman udara tekan yaitu dengan mengeluarkan udara pada pipa utama rem kereta api melakui gagang pengereman yang dikendalikan oleh masinis sehingga pengurangan tekanan ini akan meggerakan katup distributor dan akhirnya udara dari tangki rem di kereta akan mengalir ke silinder rem/piston untuk menekan roda.

Gagang pengereman jenis ini terdapat pada semua lokomotif kecuali lokomotif langsir atau lori.

3. Gagang pengereman dinamik

Gagang pengereman dinamik (dynamic brake handle) hanya terdapat pada lokomotif tertentu. Seperti lokomotif BB201, BB202, BB203, CC201, CC202, CC203, CC204, dan beberapa lokomotif lainnya.

Prinsip kerja rem dinamik adalah dengan memfungsikan motor traksi sebagai generator pada saat gagang throttle dalam posisi idle, sehingga energi dorong rangkaian diubah menjadi energi listrik dan dibuang sebagai panas melalui tahanan (resistor). Panas yang timbul akan didinginkan dengan hembusan angin di blower.

Fungsi rem ini antara lain untuk memperlambat kecepatan atau mempertahankan kecepatan kereta api pada jalan yang menurun.

Peralatan pendukung

Peralatan pendukung yang terdapat didalam kabin lokomotif meliputi peralatan pendukung operasional, peralatan keamanan, meter petunjuk, seperti:[2][4]

  • Tombol start mesin diesel
  • Tobol batere
  • Tombol reset
  • Tombol peluit
  • Tombol lampu sorot
  • Tombol lampu semboyan
  • Tombol lampu kabin
  • Tombol bel/semboyan genta
  • Tombol penghapus kaca
  • Meter tekanan udara tangki
  • Meter beban arus motor traksi
  • Meter kecepatan (speedometer)
  • Meter tekanan minyak pelumas
  • Meter tekanan turbocharger
  • Meter tekanan bahan bakar
  • Radio lokomotif
  • Deadman pedal
  • Penarik rem parkir
  • Slang rem udara tekan cadangan

Tanda dan Kelengkapan Lokomotif

Tanda-tanda atau semboyan terdapat pada bagian muka lokomotif yang mempunyai fungsi dan arti masing-masing bagi lalu lintas kereta api. Tanda-tanda ini dapat berupa lampu yang digunakan pada malam hari atau berupa tanda gambar tertentu yang dapat diperlihatkan, dipasang, dinyalakan, atau dilipat.Seperti:[5] [2]

  • Tanda segitiga dibagian atas.
  • Tanda segitiga dibagian samping.
  • Bendera merah dan hijau.
  • Lampu semboyan pada muka lokomotif. ( Semboyan 21-Semboyan 28)

Sedangkan kelengkapan lokomotif, yaitu barang inventaris yang ada pada lokomotif untuk mendukung operasional lokomotif diantaranya:

  • Tabung pemadam kebakaran.
  • Lampu senter.
  • Tools kit
  • Ganjal roda (stop block) 4 buah.
  • Tanda akhir rangkaian kereta api (semboyan 21) 2 buah.
  • Tanda eblek segitiga warna merah dan hijau 2 buah.
  • Dongkrak 4 buah.

Lihat pula

  1. Lokomotif diesel

Referensi

  1. ^ "Arti kata kabin - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. Diakses tanggal 2020-10-12. 
  2. ^ a b c AS, MM, Ir. Hartono (2012). Lokomotif dan Kereta Rel Diesel di Indonesia. Depok: PT. Ilalang Sakti Komunikasi. hlm. 42–44, 59. ISBN 978-979-18417-0-2. 
  3. ^ Henschel (1960). Locomotive Engineers Manual. KAssel Germany. 
  4. ^ Khafifah, Nur. "Mengenal 'Peralatan Tempur' di Kabin Masinis dan Sinyal-sinyal Kereta Api". detiknews. Diakses tanggal 2020-10-12. 
  5. ^ PT. Kereta Api Indonesia (2016). "PM 54 Tahun 2016" (PDF). DJKA Dephub. 54.