Cap Go Meh: Perbedaan antara revisi
k menghapus ISSN yang tidak aktif |
Maaf kalau salah Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Optocht tijdens het Tjap Go Meh feest TMnr 3728-838.jpg|jmpl|300px|Cap Go Meh pada tahun 1880-an pada masa [[Hindia Belanda]] ([[litografi]] berdasarkan lukisan oleh [[Josias Cornelis Rappard]])]] |
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Optocht tijdens het Tjap Go Meh feest TMnr 3728-838.jpg|jmpl|300px|Cap Go Meh pada tahun 1880-an pada masa [[Hindia Belanda]] ([[litografi]] berdasarkan lukisan oleh [[Josias Cornelis Rappard]])]] |
||
'''''Cap Go Meh''''' adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru [[Imlek]] yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan [[Tionghoa]].<ref>{{Cite journal|last=Tambunan, J.Br., Hutauruk, S., dan Pardede, Z.H.S.|first=|date=Desember 2017|title=Mitos Tradisi Perayaan Tahun Baru Imlek|url=https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/pantun/article/download/757/458|journal=Pantun: Jurnal Ilmiah Seni Budaya|volume=2|issue=2|pages=113|doi=}}</ref> Perayaannya diawali dengan berdoa di [[wihara]], kemudian dilanjutkan dengan iringan [[kenong]] dan simbal serta pertunjukan [[barongsai]] dan pertunjukan tradisional Tionghoa.<ref>{{Cite journal|last=Syam, N.K., Khuzai, R., dan Maftuh|first=|date=2012|title=“Imlek” sebagai Pranata Sosial bagi Kerukunan Intra dan Antaretnik Tionghoa di Kabupaten Garut|url=http://proceeding.unisba.ac.id/index.php/sosial/article/download/117/pdf|journal=Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora|volume=3|issue=1|pages=295|doi=|issn=2089-3590}}</ref> |
'''''Cap Go Meh''''' adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru [[Imlek]] yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan [[Tionghoa]].<ref>{{Cite journal|last=Tambunan, J.Br., Hutauruk, S., dan Pardede, Z.H.S.|first=|date=Desember 2017|title=Mitos Tradisi Perayaan Tahun Baru Imlek|url=https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/pantun/article/download/757/458|journal=Pantun: Jurnal Ilmiah Seni Budaya|volume=2|issue=2|pages=113|doi=}}</ref> Perayaannya diawali dengan berdoa di [[wihara]], kemudian dilanjutkan dengan iringan [[kenong]] dan simbal serta pertunjukan [[barongsai]] dan pertunjukan tradisional Tionghoa.<ref>{{Cite journal|last=Syam, N.K., Khuzai, R., dan Maftuh|first=|date=2012|title=“Imlek” sebagai Pranata Sosial bagi Kerukunan Intra dan Antaretnik Tionghoa di Kabupaten Garut|url=http://proceeding.unisba.ac.id/index.php/sosial/article/download/117/pdf|journal=Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora|volume=3|issue=1|pages=295|doi=|issn=2089-3590}}</ref>Maf kalau salah |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
Revisi per 28 Oktober 2020 08.49
Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa.[1] Perayaannya diawali dengan berdoa di wihara, kemudian dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional Tionghoa.[2]Maf kalau salah
Sejarah
Perayaan Cap Go Meh telah dilakukan sejak abad ke-17 Masehi pada masa Dinasti Han di Tiongkok, terutama saat migrasi masyarakat Tionghoa ke wilayah bagian selatan Tiongkok. Perayaan diadakan bersama oleh raja dan masyarakatnya pada malam tanggal ke-15 bulan pertama penanggalan Tionghoa. Para petani memasang lampion berwarna warni di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-binatang perusak tanaman serta memperindah pemandangan. Selain itu, diadakan pertunjukan musik dan barongsai untuk memeriahkan perayaan. Setelah itu, Cap Go Meh kemudian diadakan secara turun-temurun oleh masyarakat Tionghoa yang tersebar di seluruh dunia.[3]
Kegiatan
Cap Go Meh dilakukan dengan mengadakan parade dan arak-arakan di sepanjang jalan. Pada malam harinya, perayaaan dilanjutkan dengan mengadakan festival lampion.[4] Dalam perayaan Cap Go Meh, pertunjukan Barongsai merupakan lambang dari kepercayaan masyarakat Tionghoa.[5] Barongsai diyakini sebagai pertanda kesuksesan, keberuntungan dan pengusir hal-hal buruk.[6]
Referensi
- ^ Tambunan, J.Br., Hutauruk, S., dan Pardede, Z.H.S. (Desember 2017). "Mitos Tradisi Perayaan Tahun Baru Imlek". Pantun: Jurnal Ilmiah Seni Budaya. 2 (2): 113.
- ^ Syam, N.K., Khuzai, R., dan Maftuh (2012). ""Imlek" sebagai Pranata Sosial bagi Kerukunan Intra dan Antaretnik Tionghoa di Kabupaten Garut". Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora. 3 (1): 295. ISSN 2089-3590.
- ^ Basith dan Hengky 2017, hlm. 15.
- ^ Fitriyani, Rina (2012). "Peranan Paguyuban Tionghoa Purbalingga dalam Pelestarian Tradisi Cap Go Meh". Komunitas. 4 (1): 79. doi:10.15294/komunitas.v4i1.2398.
- ^ Andini, Batari Oja (November 2015). "Barongsai Cap Go Meh di Makassar: Sebuah Pemikiran tentang Tari, Ritual, dan Identitas". Jurnal Kajian Seni. 2 (1): 23.
- ^ Irwan (Juni 2019). "Pertunjukan Barongsai pada Cap Go Meh oleh Masyarakat Tionghoa di Kota Makassar". Walasuji. 10 (1): 3–4. doi:10.36869/wjsb.v10i1.34.