Lompat ke isi

Wangsa Bolkiah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Eddykosasih (bicara | kontrib)
→‎Anggota keluarga Kerajaan: Perbaikan kesalahan ketik, Penambahan pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 66: Baris 66:
# Pangeran Muda [[Abdul Muntaqim]]
# Pangeran Muda [[Abdul Muntaqim]]
# [[Pangeran Azim]]
# [[Pangeran Azim]]
# Pengiran Hajah Salma
# Pengiran Hajah Salma binti Mohamed Alam
# Pangeran Zein
# Pangeran [[Mateen Bolkiah dari Brunei|Abdul Mateen]]
# Pangeran [[Mateen Bolkiah dari Brunei|Abdul Mateen]]
# Pangeran Anak Abdul Waqeel
# Pangeran Anak Abdul Waqeel

Revisi per 5 November 2020 04.37

Wangsa Bolkiah adalah keluarga kerajaan yang berkuasa di Brunei Darussalam. Ini terdiri dari keturunan sultan pertama Sultan Muhammad Shah dan keluarganya. Sultan Brunei adalah kepala negara dan raja absolut Brunei. Dia juga kepala pemerintahan dalam kapasitasnya sebagai Perdana Menteri. [1]

Wangsa Keluarga Bolkiah
Negara Brunei Darussalam
Kelompok etnisSuku Arab-Melayu
Didirikan1363
PendiriSultan Muhammad Shah
Kepala saat iniHassanal Bolkiah
Gelar
  • Sultan
  • Pengiran Muda
  • Pengiran Anak Haji/Hajah
AgamaIslam Sunni

Sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1984, hanya satu Sultan yang memerintah, meskipun institusi kerajaan sudah ada sejak abad ke-14. [2] Sultan Brunei dapat dianggap identik dengan Kerajaan Bolkiah yang berkuasa, dengan keturunan yang dilacak dari sultan pertama, sementara disela oleh sultan ke-13 Abdul Hakkul Mubin yang pada gilirannya digulingkan oleh seorang anggota House of Bolkiah.Tidak jelas kapan rumah itu dikenal sebagai 'Rumah Bolkiah', dan apakah itu dinamai menurut sultan Hassanal Bolkiah saat ini, atau sultan Bolkiah ke-5.

Sejarah

Brunei dibentuk oleh putra sultan kedah keenam Sultan Ibrahim Shah yaitu bernama Sultan Muhammad Shah karena tidak mempunyai anak lelaki diteruskan oleh menantunya Sultan Ahmad dan sama hal terjadi yang menimpa Sultan Ahmad tidak memiliki anak lelaki juga jadi takhta di teruskan oleh menantu nya dari Ta'if yang bernama Syarif Ali BaHassan Ba'alawi, Sultan Syarif Ali BaHassan Ba'alawi adalah keturunan Nabi Muhammad dari jalur Imam Hasan bin Ali. Selain itu, Syarif Ali menjabat sebagai Syarif Mekkah, dan diberi gelar Al-Amīr Sharīf 'Alī bin Sharīf' Ajlān bin Sharīf Rumaithah bin Sharīf Muhammad Abū Numā'ī Al-Awwal (bahasa Arab: الأمـيـر الـشـريـف عـلي بـجن اللـعـريف الـشـريـف رمـيـثـة بـن الـشـريـف مـحـمـد أبـو نـمـائي الأول). Sultan Syarif Ali adalah leluhur keluarga kerajaan Brunei dan Sulu.

Ia naik tahta pada tahun 1425 M, setelah Sultan Ahmad wafat tanpa meninggalkan satu pun keturunan laki-laki. Namun, pelantikan Sultan Syarif Ali BaHassan Ba'alawi tidak melulu datang dari keluarga kerajaan Sultan Ahmad. Baik warga Brunei maupun penasehat kerajaan sepakat bahwa Syarif Ali menjadi Sultan, karena pengetahuannya yang mendalam tentang Islam. Jasanya dalam menyebarkan Islam terkait dengan posisinya sebagai seorang raja 'ālim (bahasa Arab: عَـالِـم, : Pemimpin) di Brunei, pada masa pemerintahan Sultan Ahmad. Oleh karena itu, pernikahannya dengan Puteri Ratna Kesuma, putri Sultan Ahmad, bertujuan untuk memperkuat posisinya sebagai sultan dan ulama. Dia adalah Sultan Brunei pertama yang tidak memiliki hubungan silsilah dengan mantan Sultan Kerajaan.

Gelar

Gelar lengkap Sultan adalah: Yang Mulia Sultan dan Yang Dipertuan Brunei Darussalam (Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan dan Yang di-Pertuan Negara Brunei Darussalam).

Saat ini, nama keluarga Bolkiah dibawa oleh semua keturunan Keluarga Bolkiah. Anggota keluarga kerajaan memegang posisi tinggi dan berpengaruh dalam pemerintahan.

Anak laki-laki dan cucu Sultan Hassanal Bolkiah disebut dengan gaya "Yang Mulia" (HRH) atau "Pengiran Muda" dalam bahasa Melayu, berbeda dengan bangsawan yang tergabung dalam cabang taruna yang disebut dengan "The Lord" (HH) atau "Pengiran Anak" dalam bahasa Melayu.

Daftar Sultan Brunei

  1. Muhammad Shah (1363–1402) – anak dari Sultan Ibrahim Shah
  2. Ahmad (1408–1425) – menantu Sultan Muhammad
  3. Sharif Ali (1425–1433) – orang Arab, Kepala Wangsa Bolkiah dan sekaligus menantu Sultan Ahmad
  4. Sulaiman dari Brunei (1433–1473)
  5. Bolkiah (1473–1521)
  6. Abdul Kahar (1521–1575)
  7. Saiful Rijal (1575–1600)
  8. Shah Berunai (1600–1605)[3]
  9. Hassan (1605–1619)
  10. Abdul Jalilul Akbar (1619–1649)
  11. Abdul Jalilul Jabbar (1649–1652)
  12. Muhammad Ali (1652–1660)
  13. Abdul Hakkul Mubin (1660–1673)
  14. Muhyiddin (1673–1690)
  15. Nasruddin (1690–1705)
  16. Hussin Kamaluddin (1705–1730, 1745–1762)
  17. Muhammad Alauddin (1730–1745)
  18. Omar Ali Saifuddin I (1762–1795)
  19. Muhammad Tajuddin (1796–1807)
  20. Muhammad Jamalul Alam I (1806–1807)
  21. Muhammad Kanzul Alam (1807–1829)
  22. Muhammad Alam (1825–1828)
  23. Omar Ali Saifuddin II (1829–1852)
  24. Abdul Momin (1852–1885)
  25. Hashim Jalilul Alam Aqamaddin (1885–1906)
  26. Muhammad Jamalul Alam II (1906–1924)
  27. Ahmad Tajuddin (1924–1950)
  28. Omar Ali Saifuddin III (1950–1967)
  29. Hassanal Bolkiah (1967-Kini)


Referensi

  1. ^ "Prime Minister". The Prime Minister's Office of Brunei Darussalam. Diakses tanggal 24 April 2011. 
  2. ^ "Sultan-Sultan Brunei" (dalam bahasa Malay). Government of Brunei. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2015. Diakses tanggal 24 April 2011. 
  3. ^ (Inggris) The New American encyclopaedia: a popular dictionary of general knowledge, Volume 2, D. Appleton, 1865