Lompat ke isi

Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Kusumawardhani: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS
Menolak 18 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 11734309 oleh Ghalih.99
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox royal
{{Infobox royalty
|name= Gusti
|name= Gusti Noeroel
|title= Gu|birthname
|title= Gusti Raden Ayu
|birthname= Gusti Raden Ayu Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Kusumawardhani
<!-- Disembunyika sebagai komentar: |image = 9c1ae6d9-d3a7-4a07-8044-fc48271eeda0.jpg -->
|full name= Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani
|caption= Jangan pernah berhenti
|image = 9c1ae6d9-d3a7-4a07-8044-fc48271eeda0.jpg
|birth_date= [[tidak di ketahui]]
|caption= Repro buku Gusti Noeroel
|birth_place= {{New york|Amerika serikat}}[
|birth_date= [[1921]]
{{flagicon|Indonesia}} [[Bandung]], [[Indonesia]]
|birth_place= {{flagicon|Belanda}}[[Surakarta]], [[Hindia Belanda]]
|death_date= [[10 November]] [[2015]]
|death_place= {{flagicon|Indonesia}} [[Bandung]], [[Indonesia]]
|spouse = [[Soerjo Soejarso|RM Soerjo Soejarso]]
|spouse = [[Soerjo Soejarso|RM Soerjo Soejarso]]
|issue= [[Rasika Wiyarti]]<br />[[Bambang Atas Aji]]<br />[[Heruma Wiyarti]]<br />[[Wimaya Wiyarti]]<br />[[Sularso Basarah]]<br />[[Parimita Wiyarti]]<br />[[Aji Pamoso]]
|issue= [[Rasika Wiyarti]]<br />[[Bambang Atas Aji]]<br />[[Heruma Wiyarti]]<br />[[Wimaya Wiyarti]]<br />[[Sularso Basarah]]<br />[[Parimita Wiyarti]]<br />[[Aji Pamoso]]
Baris 13: Baris 16:
|mother= [[Gusti Kanjeng Ratu Timoer]]
|mother= [[Gusti Kanjeng Ratu Timoer]]
}}
}}
'''Gusti Raden Ayu Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Kusumawardhani''' atau akrab dikenal dengan nama '''Gusti Noeroel''' (lahir di [[Surakarta]], pada tahun [[1921]], meninggal tanggal 10 November 2015 dalam usia 94 tahun) adalah putri tunggal dari [[Mangkunegara VII|Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegoro VII]] (tujuh)<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/10/078717657/gusti-noeroel-berpulang-karangan-bunga-mengalir-di-parahyangan Gusti Noeroel Berpulang, Karangan Bunga Mengalir di Parahyangan]</ref>, dari permaisurinya, Gusti Kanjeng Ratu Timoer. Ayah Gusti Noeroel adalah seorang [[adipati|adipati]] [[praja mangkunegaran|pura mangkunegaran]] Solo yang memiliki permaisuri putri dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Ibu Gusti Noeroel adalah puteri ke-12 Sultan Hamengku Buwono VII dari permaisuri ketiga, GKR Kencono. Nama asli ibunya adalah G.R.Ay Mursudarijah<ref>[http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/gusti-noeroel-perempuan-keraton-yang-menjadi-inspirasi-lintas-generasi Gusti Noeroel, Perempuan Keraton yang Menjadi Inspirasi Lintas Generasi]</ref>. K.G.P.A.A Mangkunegoro VII sendiri adalah pemegang tampuk pemerintahan Mangkunegaran dari tahun [[1916]]-[[1944]].
'''Gusti Raden Ayu Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Kusumawardhani''' atau akrab dikenal dengan nama '''Gusti Noeroel''' (lahir di [[Surakarta]], pada tahun [[1921]], meninggal tanggal 10 November 2015 dalam usia 94 tahun) adalah putri tunggal dari [[Mangkunegara VII|Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegoro VII]] (tujuh)<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/10/078717657/gusti-noeroel-berpulang-karangan-bunga-mengalir-di-parahyangan Gusti Noeroel Berpulang, Karangan Bunga Mengalir di Parahyangan]</ref>, dari permaisurinya, Gusti Kanjeng Ratu Timoer. Ayah Gusti Noeroel adalah seorang ningrat dari Solo yang beristrikan putri dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Ibu Gusti Noeroel adalah puteri ke-12 Sultan Hamengku Buwono VII dari permaisuri ketiga, GKR Kencono. Nama asli ibunya adalah G.R.Ay Mursudarijah<ref>[http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/gusti-noeroel-perempuan-keraton-yang-menjadi-inspirasi-lintas-generasi Gusti Noeroel, Perempuan Keraton yang Menjadi Inspirasi Lintas Generasi]</ref>. K.G.P.A.A Mangkunegoro VII sendiri adalah pemegang tampuk pemerintahan Mangkunegaran dari tahun [[1916]]-[[1944]].


== Masa Muda ==
== Masa Muda ==
Gusti Noeroel terkenal memiliki paras yang cantik. Karena kecantikannya, pada saat itu Gusti Noeroel menjadi primadona di Kota Solo dan didambakan para tokoh negara. Mulai dari mantan Perdana Menteri [[Sutan Sjahrir]] yang biasa mengirimkan kado melalui sekretarisnya ke kediaman Gusti Noeroel di Pura Mangkunegaran ketika rapat kabinet digelar di Yogyakarta. Gusti Noeroel juga didambakan oleh Kolonel GPH Djatikusumo, salah seorang prajurit militer. Yang menarik adalah mantan Presiden [[Soekarno]] yang juga tertarik dengan Gusti Noeroel namun konon kalah bersaing dengan Sutan Sjahrir.<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/10/078717643/sejarawan-gusti-noeroel-diperebutkan-bung-karno-dan-sjahrir Sejarawan: Gusti Noeroel Diperebutkan Bung Karno dan Sjahrir]
</ref> Tokoh negara lainnya yang mencoba meminang Gusti Noeroel adalah Sri Sultan [[Hamengku Buwono IX]] yang memiliki 9 orang selir. Namun semua tokoh tersebut tidak ada satupun yang berhasil memikat hati Gusti Noeroel. Putri bangsawan ini memutuskan untuk menerima pinangan seorang militer berpangkat letnan kolonel yang bernama RM Soerjo Soejarso.


Kecantikan Gusti Noeroel yang termasyhur ini juga dibarengi dengan kepiawaiannya menari. Suatu kali, di usianya yang masih 15 tahun, Gusti Noeroel diminta datang secara khusus untuk menari di hadapan [[Ratu]] [[Wilhelmina dari Belanda|Wilhelmina]] di [[Belanda]]. Tarian tersebut dipersembahkan sebagai kado pernikahan Putri [[Juliana dari Belanda|Juliana]]. Menariknya, saat itu rombongan dari Mangkunegaran tidak membawa gamelan untuk mengiringi tarian Gusti Nurul. Tarian itu diiringi alunan gamelan yang dimainkan dari Pura Mangkunegaran dan dipancarkan melalui Solosche Radio Vereeniging, yang siarannya bisa ditangkap dengan jernih di Belanda<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/10/078717607/gusti-noeroel-wafat-di-bandung Gusti Noeroel Wafat di Bandung]</ref>.


Gusti Noeroel terkenal memiliki paras yang cantik. Karena kecantikannya, pada saat itu Gusti Noeroel menjadi primadona di Kota Solo dan didambakan para tokoh negara. Mulai dari mantan Perdana Menteri [[Sutan Sjahrir]] yang biasa mengirimkan kado melalui sekretarisnya ke kediaman Gusti Noeroel di Pura Mangkunegaran ketika rapat kabinet digelar di Yogyakarta. Gusti Noeroel juga didambakan oleh Kolonel GPH. [[Djatikusumo]], salah seorang prajurit militer. Yang menarik adalah mantan Presiden [[Soekarno]] yang juga tertarik dengan Gusti Noeroel namun konon kalah bersaing dengan Sutan Sjahrir.<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/10/078717643/sejarawan-gusti-noeroel-diperebutkan-bung-karno-dan-sjahrir Sejarawan: Gusti Noeroel Diperebutkan Bung Karno dan Sjahrir]
</ref> Tokoh negara lainnya yang mencoba meminang Gusti Noeroel adalah Sri Sultan [[Hamengku Buwono IX]] yang memiliki 5 orang selir. Namun semua tokoh tersebut tidak ada satupun yang berhasil memikat hati Gusti Noeroel. Putri bangsawan ini memutuskan untuk menerima pinangan seorang militer berpangkat letnan kolonel yang bernama RM Soerjo Soejarso.

Kecantikan Gusti Noeroel yang termasyhur ini juga dibarengi dengan kepiawaiannya menari. Suatu kali, di usianya yang masih 15 tahun, Gusti Noeroel diminta datang secara khusus untuk menari di hadapan [[Ratu]] [[Wilhelmina dari Belanda|Wilhelmina]] di [[Belanda]]. Tarian tersebut dipersembahkan sebagai kado pernikahan Putri [[Juliana dari Belanda|Juliana]]. Menariknya, saat itu rombongan dari Mangkunegaran tidak membawa gamelan untuk mengiringi tarian Gusti Nurul. Tarian itu diiringi alunan gamelan yang dimainkan dari Pura Mangkunegaran dan dipancarkan melalui Solosche Radio Vereeniging, yang siarannya bisa ditangkap dengan jernih di Belanda<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/10/078717607/gusti-noeroel-wafat-di-bandung Gusti Noeroel Wafat di Bandung]</ref>.


Gusti Noeroel juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang membidani berdirinya Solosche Radio Vereeniging, stasiun radio pertama di Indonesia.
Gusti Noeroel juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang membidani berdirinya Solosche Radio Vereeniging, stasiun radio pertama di Indonesia.
Baris 36: Baris 36:


[[Kategori:Istana Mangkunegaran]]
[[Kategori:Istana Mangkunegaran]]
[[Kategori:Meninggal Usia 94]]
[[Kategori:Kelahiran 1921]]
[[Kategori:Tangal Kematian 10 November]]
[[Kategori:Kematian 2015]]
[[Kategori:Tokoh dari Kota Surakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]

Revisi per 6 November 2020 01.28

Gusti Noeroel
Gusti Raden Ayu
Berkas:9c1ae6d9-d3a7-4a07-8044-fc48271eeda0.jpg
Repro buku Gusti Noeroel
Kelahiran1921
BelandaSurakarta, Hindia Belanda
Kematian10 November 2015
Indonesia Bandung, Indonesia
PasanganRM Soerjo Soejarso
KeturunanRasika Wiyarti
Bambang Atas Aji
Heruma Wiyarti
Wimaya Wiyarti
Sularso Basarah
Parimita Wiyarti
Aji Pamoso
Nama lengkap
Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani
WangsaMangkunegaran
AyahMangkunegara VII
IbuGusti Kanjeng Ratu Timoer

Gusti Raden Ayu Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Kusumawardhani atau akrab dikenal dengan nama Gusti Noeroel (lahir di Surakarta, pada tahun 1921, meninggal tanggal 10 November 2015 dalam usia 94 tahun) adalah putri tunggal dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegoro VII (tujuh)[1], dari permaisurinya, Gusti Kanjeng Ratu Timoer. Ayah Gusti Noeroel adalah seorang ningrat dari Solo yang beristrikan putri dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Ibu Gusti Noeroel adalah puteri ke-12 Sultan Hamengku Buwono VII dari permaisuri ketiga, GKR Kencono. Nama asli ibunya adalah G.R.Ay Mursudarijah[2]. K.G.P.A.A Mangkunegoro VII sendiri adalah pemegang tampuk pemerintahan Mangkunegaran dari tahun 1916-1944.

Masa Muda

Gusti Noeroel terkenal memiliki paras yang cantik. Karena kecantikannya, pada saat itu Gusti Noeroel menjadi primadona di Kota Solo dan didambakan para tokoh negara. Mulai dari mantan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang biasa mengirimkan kado melalui sekretarisnya ke kediaman Gusti Noeroel di Pura Mangkunegaran ketika rapat kabinet digelar di Yogyakarta. Gusti Noeroel juga didambakan oleh Kolonel GPH Djatikusumo, salah seorang prajurit militer. Yang menarik adalah mantan Presiden Soekarno yang juga tertarik dengan Gusti Noeroel namun konon kalah bersaing dengan Sutan Sjahrir.[3] Tokoh negara lainnya yang mencoba meminang Gusti Noeroel adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang memiliki 9 orang selir. Namun semua tokoh tersebut tidak ada satupun yang berhasil memikat hati Gusti Noeroel. Putri bangsawan ini memutuskan untuk menerima pinangan seorang militer berpangkat letnan kolonel yang bernama RM Soerjo Soejarso.

Kecantikan Gusti Noeroel yang termasyhur ini juga dibarengi dengan kepiawaiannya menari. Suatu kali, di usianya yang masih 15 tahun, Gusti Noeroel diminta datang secara khusus untuk menari di hadapan Ratu Wilhelmina di Belanda. Tarian tersebut dipersembahkan sebagai kado pernikahan Putri Juliana. Menariknya, saat itu rombongan dari Mangkunegaran tidak membawa gamelan untuk mengiringi tarian Gusti Nurul. Tarian itu diiringi alunan gamelan yang dimainkan dari Pura Mangkunegaran dan dipancarkan melalui Solosche Radio Vereeniging, yang siarannya bisa ditangkap dengan jernih di Belanda[4].

Gusti Noeroel juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang membidani berdirinya Solosche Radio Vereeniging, stasiun radio pertama di Indonesia.

Meninggal Dunia

Pada tanggal 10 November 2015 pukul 08:00 WIB, Gusti Noeroel menghembuskan nafas terakhirnya di RS. Boromeus, Bandung setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit yang sama selama 2 minggu[5]. Di usia 94 tahun, Gusti Noeroel tutup usia dikarenakan sakit diabetes yang dideritanya. Gusti Noeroel meninggalkan 7 orang anak dan 14 orang cucu dari pernikahannya dengan Soerjo Soejarso. Ketujuh orang anaknya adalah Sularso Basarah, Parimita Wiyarti, Aji Pamoso, Heruma Wiyarti, Rasika Wiyarti, Wimaya wiyarti, dan Bambang Atas Aji. Nama terakhir merupakan anak angkat Gusti Nurul.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Gusti Noeroel Berpulang, Karangan Bunga Mengalir di Parahyangan
  2. ^ Gusti Noeroel, Perempuan Keraton yang Menjadi Inspirasi Lintas Generasi
  3. ^ Sejarawan: Gusti Noeroel Diperebutkan Bung Karno dan Sjahrir
  4. ^ Gusti Noeroel Wafat di Bandung
  5. ^ Gusti Noeroel Berpulang, Karangan Bunga Mengalir di Parahyangan