Lompat ke isi

Mulyadi (politikus, lahir 1963): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Brian alifffja (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Suntingan Brian alifffja (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 36.69.13.2
Tag: Pengembalian
Baris 3: Baris 3:
|image = Mulyadi DPR RI.jpg
|image = Mulyadi DPR RI.jpg
|alt =
|alt =
|caption =
|caption =
|office = Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
|office = Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
|term_start = 1 Oktober 2009
|term_start = 1 Oktober 2009

Revisi per 18 November 2020 13.07

Mulyadi
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Mulai menjabat
1 Oktober 2009
Presiden
Informasi pribadi
Lahir13 Maret 1963 (umur 61)
Indonesia Bukit Apit, Guguk Panjang, Bukittinggi, Sumatra Barat[1]
KebangsaanIndonesia Indonesia
Partai politikPartai Demokrat
Suami/istriMefiana Maliani
Anak2
Alma materUniversitas Trisakti, Jakarta
PekerjaanPolitikus, konsultan
Dikenal karenaAnggota DPR-RI
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ir. H. Mulyadi (lahir 13 Maret 1963) adalah seorang politikus Indonesia dari Partai Demokrat yang menjabat anggota DPR-RI sejak 2009. Ia mengawali kariernya sebagai konsultan bidang lingkungan. Di Partai Demokrat, Mulyadi mengurusi Divisi Hubungan Eksternal, Luar Negeri dan LSM.

Pada 2018, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Mulyadi terkait kasus korupsi pengadaan KTP elektronik (e-KTP). Ia diperiksa sekaitan jabatannya sebagai anggota Komisi V DPR RI saat proyek pengadaan e-KTP bergulir. Sebelumnya, sejumlah petinggi DPR dinyatakan terlibat dan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, salah satunya Setya Novanto. Mulyadi sendiri menjadi saksi untuk tersangka Irvanto Hendra Pambudi (keponakan Setya Novanto) dan Made Oka Masagung (pengusaha).[2][3][4]

Pada Pemilu 2019, Mulyadi tercatat sebagai caleg DPR RI dengan perolehan suara terbanyak dari Sumatra Barat, yakni 144.954 suara.[5] Untuk Pilgub Sumbar 2020, DPD Partai Demokrat Sumatra Barat menyiapkan Mulyadi sebagai calon gubernur.[6]

Kasus

Pada bulan Januari 2020, Mulyadi sebagai anggota DPR tertangkap kamera menumpang mobil berpelat nomor khusus Polri di Kabupaten Lima Puluh Kota. Kebenaran foto tersebut dikonfirmasi oleh Polda Sumbar. Padahal, tujuan Mulyadi adalah menghadiri kegiatan temu kader Partai Demokrat dalam rangka pemenangan Mulyadi menjadi Gubernur Sumbar tahun 2020 dan Darman Sahladi menjadi Bupati Lima Puluh Kota.[7][8] Karena menimbulkan polemik, Mulyadi akhirnya berkomentar, bahwa ia adalah pejabat negara yang punya keistimewaan tidak seperti masyarakat. "Gak mungkin dong, masyarakat sama dengan pejabat negara," kata Mulyadi.[9]

Pendidikan

Karier

Selain berpartai, Mulyadi juga pernah aktif di sejumlah organisasi. Ia pernah menjabat Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) pada 2002-2006, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Konsultan Indonesia (Perkindo) pada 2006-2012, Ketua Dewan Pembina Perkindo pada 2012-sekarang, dan Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Konstruksi dan Konsultasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) pada 2008-2010.[11]

Referensi

  1. ^ https://www.newshanter.com/2019/07/05/ir-h-muyadi-sumbar-butuh-sosok-yang-kreatif-siap-menjadi-gubernur-sumbar/
  2. ^ "Mulyadi Akhirnya Penuhi Panggilan Penyidik KPK". Rmol.co. Diakses tanggal 2019-05-08. 
  3. ^ Okezone. "Periksa Mulyadi, KPK Selisik Aliran Duit E-KTP ke Marzuki Alie : Okezone News". okezone.com/. Diakses tanggal 2019-05-08. 
  4. ^ moses, Mustafa (2016-06-29). "Daftar Kader Partai Demokrat yang Terlibat Korupsi". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-05-08. 
  5. ^ https://covesia.com/archipelago/baca/74996/raup-144-954-suara-di-dapil-sumbar-2-mulyadi-ukir-sejarah
  6. ^ https://regional.kompas.com/read/2019/06/19/19163541/pilgub-sumbar-2020-demokrat-siapkan-mulyadi-jadi-cagub
  7. ^ Wibowo, Kukuh S. (2020-01-19). "Anggota DPR Gunakan Pelat Nomor Polri saat Kunjungan Kerja". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-21. 
  8. ^ KlikPositif. "Soal Kepemilikan Plat Nomor Polri, Polda Sumbar : Mobil Mulyadi Boleh Ditilang | KlikPositif.com - Media Generasi Positif". Soal Kepemilikan Plat Nomor Polri, Polda Sumbar : Mobil Mulyadi Boleh Ditilang | KlikPositif.com - Media Generasi Positif. Diakses tanggal 2020-09-21. 
  9. ^ "Foto Mobilnya Pakai Nopol Polisi Viral, Anggota DPR Mulyadi : Gak Mungkin Rakyat Sama dengan Pejabat". Tribun Padang. Diakses tanggal 2020-09-21. 
  10. ^ "MULYADI - CALON ANGGOTA DPR-RI" Komisi Pemilihan Umum. Diakses tanggal 21 Mei 2015
  11. ^ Amirullah (2020-09-06). "Profil Mulyadi, Cagub Sumbar yang Kembalikan Rekomendasi PDIP". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-21.