Lompat ke isi

Asam ibotenat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Vexonica (bicara | kontrib)
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Ibotenic acid"
Vexonica (bicara | kontrib)
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Ibotenic acid"
Baris 91: Baris 91:
}}
}}


'''Asam ibotenat''' atau '''[[asam asetat]]( ''S'' ) -2-amino-2- (3-hydroxyisoxazol-5-yl).''' Adalah [[senyawa kimia]] dan [[Psikotropika|obat psikoaktif]] yang secara alami dapat ditemukan pada spesies [[jamur]] ''[[Amanita muscaria]] yang'' biasanya dapat ditemui di daerah [[Taiga|boreal]] yang beriklim sedang di belahan bumi utara. Senyawa ini bekerja dengan cara membatasi jaluran struktur dari [[Neurotransmiter|neurotransmitter]] glutamat, dan karena kemiripan strukturalnya dengan neurotransmitter, senyawa ini bertindak sebagai agonis reseptor glutamat non-selektif. <ref name="LiljeforsKrogsgaard-Larsen2002"></ref> Karena itu, asam ibotenat bisa menjadi [[Neurotoksin|racun saraf]] yang sangat ampuh. Dalam [[penelitian ilmiah]] senyawa ini biasanya sering digunakan sebagai agen untuk melakukan [[Lesi|les]]<nowiki/>i pada otak melalui suntikan kranial. <ref></ref> <ref></ref>
'''Asam ibotenat''' atau '''[[asam asetat]]( ''S'' ) -2-amino-2- (3-hydroxyisoxazol-5-yl).''' Adalah [[senyawa kimia]] dan [[Psikotropika|obat psikoaktif]] yang secara alami dapat ditemukan pada spesies [[jamur]] ''[[Amanita muscaria]] yang'' biasanya dapat ditemui di daerah [[Taiga|boreal]] yang beriklim sedang di belahan bumi utara. Senyawa ini bekerja dengan cara membatasi jaluran struktur dari [[Neurotransmiter|neurotransmitter]] glutamat, dan karena kemiripan strukturalnya dengan neurotransmitter, senyawa ini bertindak sebagai agonis reseptor glutamat non-selektif. <ref name="LiljeforsKrogsgaard-Larsen2002">{{Cite book|last=Tommy Liljefors|last2=Povl Krogsgaard-Larsen|last3=Ulf Madsen|date=25 July 2002|url=https://books.google.com/books?id=EL-UI6t8omQC&pg=PA263|title=Textbook of Drug Design and Discovery, Third Edition|publisher=CRC Press|isbn=978-0-415-28288-8|pages=263–}}</ref> Karena itu, asam ibotenat bisa menjadi [[Neurotoksin|racun saraf]] yang sangat ampuh. Dalam [[penelitian ilmiah]] senyawa ini biasanya sering digunakan sebagai agen untuk melakukan [[Lesi|les]]<nowiki/>i pada otak melalui suntikan kranial. <ref>{{Cite journal|last=Becker|first=A|last2=Grecksch|first2=G|last3=Bernstein|first3=HG|last4=Höllt|first4=V|last5=Bogerts|first5=B|year=1999|title=Social behaviour in rats lesioned with ibotenic acid in the hippocampus: quantitative and qualitative analysis|journal=Psychopharmacology|volume=144|issue=4|pages=333–8|doi=10.1007/s002130051015|pmid=10435405}}</ref> <ref>{{Cite journal|last=Isacson|first=O|last2=Brundin|first2=P|last3=Kelly|first3=PA|last4=Gage|first4=FH|last5=Björklund|first5=A|year=1984|title=Functional neuronal replacement by grafted striatal neurones in the ibotenic acid-lesioned rat striatum|journal=Nature|volume=311|issue=5985|pages=458–60|bibcode=1984Natur.311..458I|doi=10.1038/311458a0|pmid=6482962}}</ref>
[[Berkas:Amanita_muscaria_3_vliegenzwammen_op_rij.jpg|kiri|jmpl| ''[[Amanita muscaria]]'', yang mengandung asam ibotenat]]
[[Berkas:Amanita_muscaria_3_vliegenzwammen_op_rij.jpg|kiri|jmpl| ''[[Amanita muscaria]]'', yang mengandung asam ibotenat]]
'''Penanganan'''
'''Penanganan'''


Penanganan pada kasus keracunan asam ibotenat terbatas dan bervariasi karena dosis membahayakan dari senyawa tersebut bervariasi dari orang ke orang. Pasien yang dirawat di rumah sakit karena keracunan asam ibotenat biasanya diberi arang secara oral untuk menghentikan penyerapan senyawa dalam tubuh dan mencegah racun untuk menyebar lebih luas. Setelah menerima perawatan dengan arang, tanda-tanda vital pasien akan dipantau, masa keracunan biasanya berlangsung antara 6 sampai 8 jam. Beberapa gejala mungkin memerlukan waktu beberapa hari untuk mulai mereda. Kadang-kadang, untuk mengurangi ketidaknyamanan terkait dengan gejala yang ditimbulkan [[benzodiazepin]] akan diberikan untuk mengendalikan serangan panik dan mengurangi efek halusinasi yang ditimbulkan.
Penanganan pada kasus keracunan asam ibotenat terbatas dan bervariasi karena dosis membahayakan dari senyawa tersebut bervariasi dari orang ke orang. Pasien yang dirawat di rumah sakit karena keracunan asam ibotenat biasanya diberi arang secara oral untuk menghentikan penyerapan senyawa dalam tubuh dan mencegah racun untuk menyebar lebih luas. Setelah menerima perawatan dengan arang, tanda-tanda vital pasien akan dipantau, masa keracunan biasanya berlangsung antara 6 sampai 8 jam. Beberapa gejala mungkin memerlukan waktu beberapa hari untuk mulai mereda. Kadang-kadang, untuk mengurangi ketidaknyamanan terkait dengan gejala yang ditimbulkan [[benzodiazepin]] akan diberikan untuk mengendalikan serangan panik dan mengurangi efek halusinasi yang ditimbulkan<ref>{{Cite journal|date=2019-11-09|title=Hallucinogenic Mushroom Toxicity: Practice Essentials, Background, Pathophysiology|url=https://emedicine.medscape.com/article/817848-overview}}</ref>.


{{Clear|left}}
{{Clear|left}}

Revisi per 24 November 2020 15.58

asam ibotenat
Nama
Nama IUPAC
(S)-2-Amino-2-(3-hydroxyisoxazol-5-yl)acetic acid
Nama lain
Asam ibotenat
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEMBL
ChemSpider
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
  • InChI=1S/C5H6N2O4/c6-4(5(9)10)2-1-3(8)7-11-2/h1,4H,6H2,(H,7,8)(H,9,10) YaY
    Key: IRJCBFDCFXCWGO-UHFFFAOYSA-N YaY
  • InChI=1/C5H6N2O4/c6-4(5(9)10)2-1-3(8)7-11-2/h1,4H,6H2,(H,7,8)(H,9,10)
    Key: IRJCBFDCFXCWGO-UHFFFAOYAQ
  • O=C1/C=C(\ON1)C(C(=O)O)N
Sifat
C5H6N2O4
Massa molar 158,11 g·mol−1
Titik lebur 151-152 °C (anhydrous)
144-146 °C (monohydrate)
H2O: 1 mg/mL
0.1 M NaOH: 10.7 mg/mL
0.1 M HCl: 4.7 mg/mL
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
N verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Asam ibotenat atau asam asetat( S ) -2-amino-2- (3-hydroxyisoxazol-5-yl). Adalah senyawa kimia dan obat psikoaktif yang secara alami dapat ditemukan pada spesies jamur Amanita muscaria yang biasanya dapat ditemui di daerah boreal yang beriklim sedang di belahan bumi utara. Senyawa ini bekerja dengan cara membatasi jaluran struktur dari neurotransmitter glutamat, dan karena kemiripan strukturalnya dengan neurotransmitter, senyawa ini bertindak sebagai agonis reseptor glutamat non-selektif. [1] Karena itu, asam ibotenat bisa menjadi racun saraf yang sangat ampuh. Dalam penelitian ilmiah senyawa ini biasanya sering digunakan sebagai agen untuk melakukan lesi pada otak melalui suntikan kranial. [2] [3]

Amanita muscaria, yang mengandung asam ibotenat

Penanganan

Penanganan pada kasus keracunan asam ibotenat terbatas dan bervariasi karena dosis membahayakan dari senyawa tersebut bervariasi dari orang ke orang. Pasien yang dirawat di rumah sakit karena keracunan asam ibotenat biasanya diberi arang secara oral untuk menghentikan penyerapan senyawa dalam tubuh dan mencegah racun untuk menyebar lebih luas. Setelah menerima perawatan dengan arang, tanda-tanda vital pasien akan dipantau, masa keracunan biasanya berlangsung antara 6 sampai 8 jam. Beberapa gejala mungkin memerlukan waktu beberapa hari untuk mulai mereda. Kadang-kadang, untuk mengurangi ketidaknyamanan terkait dengan gejala yang ditimbulkan benzodiazepin akan diberikan untuk mengendalikan serangan panik dan mengurangi efek halusinasi yang ditimbulkan[4].

  1. ^ Tommy Liljefors; Povl Krogsgaard-Larsen; Ulf Madsen (25 July 2002). Textbook of Drug Design and Discovery, Third Edition. CRC Press. hlm. 263–. ISBN 978-0-415-28288-8. 
  2. ^ Becker, A; Grecksch, G; Bernstein, HG; Höllt, V; Bogerts, B (1999). "Social behaviour in rats lesioned with ibotenic acid in the hippocampus: quantitative and qualitative analysis". Psychopharmacology. 144 (4): 333–8. doi:10.1007/s002130051015. PMID 10435405. 
  3. ^ Isacson, O; Brundin, P; Kelly, PA; Gage, FH; Björklund, A (1984). "Functional neuronal replacement by grafted striatal neurones in the ibotenic acid-lesioned rat striatum". Nature. 311 (5985): 458–60. Bibcode:1984Natur.311..458I. doi:10.1038/311458a0. PMID 6482962. 
  4. ^ "Hallucinogenic Mushroom Toxicity: Practice Essentials, Background, Pathophysiology". 2019-11-09.