Lompat ke isi

Brokoli: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Alimadura (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 115.178.195.22) dan mengembalikan revisi 17634486 oleh 180.254.82.67
Tag: Pengembalian manual
Baris 9: Baris 9:


Sebagai [[makanan]], brokoli biasanya di[[rebus]] atau di[[kukus]], atau dapat pula dimakan [[mentah]]. Cara terbaik dalam mengolah brokoli adalah dengan cara dikukus. Hal ini bertujuan agar segala vitamin dan nutrisi penting di dalamnya tidak hilang selama proses pemasakan. Merebus brokoli akan menghilangkan sekitar 50 % asam folat yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, jika ingin mengolah brokoli dengan cara direbus, sebaiknya brokoli tidak direbus terlalu lama, kira-kira tidak lebih dari 5 menit. Brokoli mengandung [[vitamin C]] dan [[serat makanan]] dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin, yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker [[sulforafana]] (''sulforaphane''). Selain itu, brokoli mengandung senyawaan [[isotiosianat]] yang, sebagaimana sulforafana, ditengarai memiliki aktivitas antikanker<ref>Inayah, I.S. 2007. [http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2007/022007/15/kampus/lain05.htm Mengenal ”Isothiocyanates” dan ”Sulforaphane”]. [[Pikiran Rakyat]], Kamis, 15 Februari 2007.</ref>.
Sebagai [[makanan]], brokoli biasanya di[[rebus]] atau di[[kukus]], atau dapat pula dimakan [[mentah]]. Cara terbaik dalam mengolah brokoli adalah dengan cara dikukus. Hal ini bertujuan agar segala vitamin dan nutrisi penting di dalamnya tidak hilang selama proses pemasakan. Merebus brokoli akan menghilangkan sekitar 50 % asam folat yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, jika ingin mengolah brokoli dengan cara direbus, sebaiknya brokoli tidak direbus terlalu lama, kira-kira tidak lebih dari 5 menit. Brokoli mengandung [[vitamin C]] dan [[serat makanan]] dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin, yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker [[sulforafana]] (''sulforaphane''). Selain itu, brokoli mengandung senyawaan [[isotiosianat]] yang, sebagaimana sulforafana, ditengarai memiliki aktivitas antikanker<ref>Inayah, I.S. 2007. [http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2007/022007/15/kampus/lain05.htm Mengenal ”Isothiocyanates” dan ”Sulforaphane”]. [[Pikiran Rakyat]], Kamis, 15 Februari 2007.</ref>.
Hikmah khoirunnisa
Kelas 5
Mi sunanul husna


== Kandungan gizi ==
== Kandungan gizi ==

Revisi per 28 November 2020 15.34

Dua bonggol brokoli.

Brokoli (Brassica oleracea L. Kelompok Italica) adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup populer sebagai bahan pangan.

Bagian brokoli yang dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan. Brokoli paling mirip dengan kembang kol, namun brokoli berwarna hijau, sedangkan kembang kol putih.

Cara menanam brokoli adalah disemai setelah tumbuh 3-4 daun sejati kemudian ditanam (dijadikan bibit terlebih dahulu). Masa panen adalah 55- 100 hari (tergantung varietas).

Brokoli merupakan tanaman yang hidup pada cuaca dingin.

Sebagai makanan, brokoli biasanya direbus atau dikukus, atau dapat pula dimakan mentah. Cara terbaik dalam mengolah brokoli adalah dengan cara dikukus. Hal ini bertujuan agar segala vitamin dan nutrisi penting di dalamnya tidak hilang selama proses pemasakan. Merebus brokoli akan menghilangkan sekitar 50 % asam folat yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, jika ingin mengolah brokoli dengan cara direbus, sebaiknya brokoli tidak direbus terlalu lama, kira-kira tidak lebih dari 5 menit. Brokoli mengandung vitamin C dan serat makanan dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin, yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker sulforafana (sulforaphane). Selain itu, brokoli mengandung senyawaan isotiosianat yang, sebagaimana sulforafana, ditengarai memiliki aktivitas antikanker[1].

Kandungan gizi

Dibawah ini merupakan kandungan gizi brokoli mentah segar per 100 gram[2]

Jenis Nutrisi / Gizi Kandungan AKG%
Kalori 34 kcal -
Karbohidrat 6,6g -
Air 89% -
Protein 2,8g -
Gula 1,7g -
Serat 1,7g -
Lemak 0,4g -
Vitamin A 31µg 3%
Vitamin C 89,2mg 99%
Vitamin D 0µg -
Vitamin E 0,78mg 5%
Vitamin K 101,6µg 85%
Vitamin B1 (Thiamine) 0,07mg 6%
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,12mg 9%
Vitamin B3 (Niacin) 0,64mg 4%
Vitamin B5 (Panthothenic acid) 0,57mg 11%
Vitamin B6 (Pyridoxine) 0,18mg 13%
Vitamin B9 (Folat) 63µg 16%
Vitamin B12 0µg -
Kalsium 47mg 5%
Zat Besi 0,73mg 9%
Magnesium 21mg 5%
Fosfor 66mg 9%
Potassium (Kalium) 316mg 7%
Sodium 33mg 2%
Seng (Zinc) 0,41mg 4%

Referensi

  1. ^ Inayah, I.S. 2007. Mengenal ”Isothiocyanates” dan ”Sulforaphane”. Pikiran Rakyat, Kamis, 15 Februari 2007.
  2. ^ "Manfaat Brokoli untuk Burung Kenari". Burung ID (dalam bahasa Inggris). 2020-04-13. Diakses tanggal 2020-07-30. 

Pranala luar