Lompat ke isi

Peristiwa Tour de Nesle: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Guse999 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{tanpa_referensi}}
{{tanpa_referensi}}
[[Berkas:Philip iv and family.jpg|jmpl|300x300px|Beberapa aktor utama dalam Peristiwa Tour de Nesle yang digambarkan pada tahun 1315, tahun setelah skandal itu pecah: [[Philippe IV dari Prancis]] (tengah) dan keluarganya]]
[[Berkas:Philip iv and family.jpg|jmpl|300x300px|Beberapa aktor utama dalam Peristiwa Tour de Nesle yang digambarkan pada tahun 1315, tahun setelah skandal itu pecah: [[Philippe IV dari Prancis]] (tengah) dan keluarganya]]
'''Peristiwa Tour de Nesle''' adalah skandal yang melibatkan keluarga kerajaan Prancis pada tahun 1314, ketika Margaret, Blanche, dan Joan, menantu perempuan [[Philippe IV dari Prancis|Raja Philippe IV]], dituduh melakukan [[perselingkuhan]]. Tuduhan itu rupanya dimulai oleh putri Philippe, [[Isabella dari Prancis|Isabella]]. ''Tour de Nesle'' adalah sebuah menara di [[Paris]] tempat banyak perzinaan dikatakan telah terjadi. Skandal tersebut menyebabkan [[Siksaan|penyiksaan]], [[hukuman mati]], dan [[hukuman kurungan]] bagi kekasih para putri dan hukuman kurungan untuk para putri dengan konsekuensi yang bertahan selama tahun-tahun terakhir Wangsa Kapetia.
'''Peristiwa Tour de Nesle''' adalah skandal yang melibatkan keluarga kerajaan Prancis pada tahun 1314, ketika Marguerite, Blanche, dan Jeanne, menantu perempuan [[Philippe IV dari Prancis|Raja Philippe IV]], dituduh melakukan [[perselingkuhan]]. Tuduhan itu rupanya dimulai oleh putri Philippe, [[Isabella dari Prancis|Isabella]]. ''Tour de Nesle'' adalah sebuah menara di [[Paris]] tempat banyak perzinaan dikatakan telah terjadi. Skandal tersebut menyebabkan [[Siksaan|penyiksaan]], [[hukuman mati]], dan [[hukuman kurungan]] bagi kekasih para putri dan hukuman kurungan untuk para putri dengan konsekuensi yang bertahan selama tahun-tahun terakhir Wangsa Kapetia.

== Latar Belakang ==
[[Berkas:Isabella of France.jpg|kiri|jmpl|[[Isabella dari Prancis|Ratu Isabella dari Inggris]] pertama kali melaporkan rumor perzinaan oleh saudara iparnya kepada ayahnya di Paris]]
Skandal kerajaan terjadi di akhir masa sulit pemerintahan Philippe IV, yang dikenal sebagai ''le Bel'' (Sang Rupawan) karena ketampanannya. Philippe IV adalah manusia yang anehnya tidak memiliki emosi. Uskup Pamiers yang sezaman menggambarkannya sebagai "bukan manusia atau binatang, melainkan patung";<ref>Weir, hlm. 11.</ref> sejarawan modern telah mencatat bahwa ia "memupuk reputasi sebagai raja Kristen dan menunjukkan sedikit kelemahan daging".<ref>Jones and McKitterick, hlm. 394.</ref> Sepanjang masa pemerintahannya, Philippe berusaha membangun wewenang dan wibawa mahkota Prancis, meningkatkan pendapatan baru, menbentuk lembaga pemerintahan baru, terlibat dalam perang melawan saingannya, dan terkadang menantang otoritas [[Gereja Katolik Roma|Gereja]].<ref>Hallam dan Everard, hlm. 363.</ref> Tepat sebelum krisis pecah, Philippe terlibat dalam likuidasi ordo [[Kesatria Kenisah|Kesatria Kenasih]] di Prancis. Akan tetapi, pada tahun 1314, ia kewalahan secara finansial dan dalam situasi politik domestik yang semakin sulit, dan beberapa orang berpendapat bahwa posisinya yang melemah berkontribusi pada krisis kerajaan berikutnya.<ref>Broad dan Green, hlm. 8.</ref>

Philippe IV memiliki tiga putra, Louis, Philippe dan Charles. Seperti kebiasaan pada periode itu, ketiganya menikah dengan tujuan untuk keuntungan politik. Awalnya, Philippe bermaksud agar Louis menikahi Jeanne, putri tertua [[Othon IV dari Bourgogne|Othon IV dari Bourgougne]], tetapi pada akhirnya memilih Marguerite, putri [[Robert II dari Bourgogne]] pada tahun 1305, dan mengatur agar putra tengahnya, Philippe, menikahi Jeanne pada tahun 1307. Putra bungsunya Charles menikahi Blanche, putri Othon lainnya pada tahun 1308.<ref>Wagner, hlm. 250; Brown, hlm. 130.</ref>

Ketiga pernikahan itu bernasib berbeda. Louis dianggap sebagai pasangan yang tidak menyenangkan; Louis, yang dikenal sebagai "si Cerewet" dan "si Keras Kepala", dikatakan lebih suka bermain tenis kerajaan daripada menghabiskan waktu dengan Marguerite yang "bergairah dan bertubuh sensual".<ref>Weir, hlm. 100</ref> Charles, seorang individualis yang relatif konservatif, kaku<ref>Sumption, hlm. 101.</ref>, dan angkuh<ref>Sumption, hlm. 97.</ref> memiliki pernikahan yang tidak harmonis. Sebaliknya, Philippe menjadi terkenal karena kemurahan hatinya yang luar biasa kepada istrinya, Jeanne;<ref>Brown, hlm. 130.</ref> pasangan itu memiliki banyak anak dalam waktu singkat dan Philippe menulis banyak surat cinta untuk istrinya selama bertahun-tahun.<ref>Brown, hlm. 134.</ref>

Sementara itu, Philip yang Rupawan menikahkan putrinya, [[Isabella dari Prancis|Isabella]], dengan [[Edward II dari Inggris]] pada tahun 1308 dalam upaya untuk menyelesaikan ketegangan masalah kembarannya dalam konflik atas wilayah [[Gascogne]] dan [[Flandria]] yang diperebutkan. Pernikahan Isabella terbukti sulit, sebagian besar karena hubungan dekat Edward dengan teman dekat dan kemungkinan kekasihnya, [[Piers Gaveston]]. Isabella sering mencari bantuan ayahnya untuk mengatasi masalah dalam pernikahan Inggrisnya.<ref>Lihat Weir, bab dua.</ref>

== Referensi ==
<references />


== Bibliografi ==
== Bibliografi ==

Revisi per 3 Desember 2020 10.43

Beberapa aktor utama dalam Peristiwa Tour de Nesle yang digambarkan pada tahun 1315, tahun setelah skandal itu pecah: Philippe IV dari Prancis (tengah) dan keluarganya

Peristiwa Tour de Nesle adalah skandal yang melibatkan keluarga kerajaan Prancis pada tahun 1314, ketika Marguerite, Blanche, dan Jeanne, menantu perempuan Raja Philippe IV, dituduh melakukan perselingkuhan. Tuduhan itu rupanya dimulai oleh putri Philippe, Isabella. Tour de Nesle adalah sebuah menara di Paris tempat banyak perzinaan dikatakan telah terjadi. Skandal tersebut menyebabkan penyiksaan, hukuman mati, dan hukuman kurungan bagi kekasih para putri dan hukuman kurungan untuk para putri dengan konsekuensi yang bertahan selama tahun-tahun terakhir Wangsa Kapetia.

Latar Belakang

Ratu Isabella dari Inggris pertama kali melaporkan rumor perzinaan oleh saudara iparnya kepada ayahnya di Paris

Skandal kerajaan terjadi di akhir masa sulit pemerintahan Philippe IV, yang dikenal sebagai le Bel (Sang Rupawan) karena ketampanannya. Philippe IV adalah manusia yang anehnya tidak memiliki emosi. Uskup Pamiers yang sezaman menggambarkannya sebagai "bukan manusia atau binatang, melainkan patung";[1] sejarawan modern telah mencatat bahwa ia "memupuk reputasi sebagai raja Kristen dan menunjukkan sedikit kelemahan daging".[2] Sepanjang masa pemerintahannya, Philippe berusaha membangun wewenang dan wibawa mahkota Prancis, meningkatkan pendapatan baru, menbentuk lembaga pemerintahan baru, terlibat dalam perang melawan saingannya, dan terkadang menantang otoritas Gereja.[3] Tepat sebelum krisis pecah, Philippe terlibat dalam likuidasi ordo Kesatria Kenasih di Prancis. Akan tetapi, pada tahun 1314, ia kewalahan secara finansial dan dalam situasi politik domestik yang semakin sulit, dan beberapa orang berpendapat bahwa posisinya yang melemah berkontribusi pada krisis kerajaan berikutnya.[4]

Philippe IV memiliki tiga putra, Louis, Philippe dan Charles. Seperti kebiasaan pada periode itu, ketiganya menikah dengan tujuan untuk keuntungan politik. Awalnya, Philippe bermaksud agar Louis menikahi Jeanne, putri tertua Othon IV dari Bourgougne, tetapi pada akhirnya memilih Marguerite, putri Robert II dari Bourgogne pada tahun 1305, dan mengatur agar putra tengahnya, Philippe, menikahi Jeanne pada tahun 1307. Putra bungsunya Charles menikahi Blanche, putri Othon lainnya pada tahun 1308.[5]

Ketiga pernikahan itu bernasib berbeda. Louis dianggap sebagai pasangan yang tidak menyenangkan; Louis, yang dikenal sebagai "si Cerewet" dan "si Keras Kepala", dikatakan lebih suka bermain tenis kerajaan daripada menghabiskan waktu dengan Marguerite yang "bergairah dan bertubuh sensual".[6] Charles, seorang individualis yang relatif konservatif, kaku[7], dan angkuh[8] memiliki pernikahan yang tidak harmonis. Sebaliknya, Philippe menjadi terkenal karena kemurahan hatinya yang luar biasa kepada istrinya, Jeanne;[9] pasangan itu memiliki banyak anak dalam waktu singkat dan Philippe menulis banyak surat cinta untuk istrinya selama bertahun-tahun.[10]

Sementara itu, Philip yang Rupawan menikahkan putrinya, Isabella, dengan Edward II dari Inggris pada tahun 1308 dalam upaya untuk menyelesaikan ketegangan masalah kembarannya dalam konflik atas wilayah Gascogne dan Flandria yang diperebutkan. Pernikahan Isabella terbukti sulit, sebagian besar karena hubungan dekat Edward dengan teman dekat dan kemungkinan kekasihnya, Piers Gaveston. Isabella sering mencari bantuan ayahnya untuk mengatasi masalah dalam pernikahan Inggrisnya.[11]

Referensi

  1. ^ Weir, hlm. 11.
  2. ^ Jones and McKitterick, hlm. 394.
  3. ^ Hallam dan Everard, hlm. 363.
  4. ^ Broad dan Green, hlm. 8.
  5. ^ Wagner, hlm. 250; Brown, hlm. 130.
  6. ^ Weir, hlm. 100
  7. ^ Sumption, hlm. 101.
  8. ^ Sumption, hlm. 97.
  9. ^ Brown, hlm. 130.
  10. ^ Brown, hlm. 134.
  11. ^ Lihat Weir, bab dua.

Bibliografi

  • Broad, Jacqueline and Karen Green. (2007) Virtue, Liberty, and Toleration: Political Ideas of European Women, 1400–1800. Dordrecht: Springer.
  • Brown, Elizabeth, A. R. (2000) "The King's Conundrum: Endowing Queens and Loyal Servants, Ensuring Salvation, and Protecting the Patrimony in Fourteenth-Century France", in John Anthony Burrow and Ian P. Wei (eds). Medieval Futures: Attitudes to the Future in the Middle Ages, Woodbridge: The Boydell Press.
  • Gillmeister, Heiner. (1998) Tennis: A Cultural History. London: Leicester University Press. ISBN 978-0-7185-0147-1.
  • Hallam, Elizabeth M. and Judith Everard. (2001) Capetian France, 987–1328. Harlow: Pearson Education.
  • Echols, Anne and Marty Williams. (1992) An Annotated Index of Medieval Women. Princeton: Markus Wiener.
  • Jones, Michael and Rosamond McKitterick. (2000) The New Cambridge Medieval History: c. 1300–1415. Cambridge: Cambridge University Press.
  • Lorentz, Phillipe and Dany Sandron. (2006) Atlas de Paris au Moyen Âge. Paris: Parigramme. ISBN 2-84096-402-3. (French)
  • McCracken, Peggy. (1998) The Romance of Adultery: Queenship and Sexual Transgression in Old French Literature. Philadelphia: University of Pennsylvania Press.
  • McGraw-Hill. (1984) McGraw-Hill Encyclopedia of World Drama, Volume 2. Verlag für die Deutsche Wirtschaft AG.
  • Myers, A. R. (1978) England in the Late Middle Ages. Harmondsworth: Penguin Books.
  • De Pisan, Christine. (2003) The Treasure of the City of Ladies, or The Book of the Three Virtues. London: Penguin Books.
  • Sumption, Jonathan. (1999) The Hundred Years War: Trial by Battle. Philadelphia: Pennsylvania University Press.
  • Wagner, John. A. (2006) Encyclopedia of the Hundred Years War. Westport: Greenwood Press.
  • Weir, Alison. (2006) Isabella: She-Wolf of France, Queen of England. London: Pimlico.