Lompat ke isi

INKA Inobus: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tni fans111 (bicara | kontrib)
k Tni fans111 memindahkan halaman Inka Inobus ke INKA Inobus: INKA adalah singkatan, maka ditulis dengan huruf besar sepenuhnya
Tni fans111 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6: Baris 6:
| production = [[2011]] - [[2013]]
| production = [[2011]] - [[2013]]
| class = [[Bus]]
| class = [[Bus]]
| body_style = Chassis
| body_style = Ladder Frame
| engine = * Cummins ISL G (ATC 320)<br>
| engine = * Cummins ISL G (ATC 320)<br>
* Doosan Infracore GL11K (SGL 290)
* Doosan Infracore GL11K (SGL 290)
Baris 14: Baris 14:
| width = 2.500 mm
| width = 2.500 mm
| height = 3.460 mm
| height = 3.460 mm
| weight = 19.300 kg (ATC 320)<ref>{{cite web |url=https://www.inka.co.id/product/view/26 |title=Articulated Bus|author=PT INKA|date= |lang=id |website=Info Bus Indonesia |accessdate=14 Januari 2021}}</ref>
| weight = 19.300 kg
| predecessor =
| predecessor =
| successor =
| successor =
Baris 25: Baris 25:


== Inobus ATC 320 Series ==
== Inobus ATC 320 Series ==
Merupakan seri pertama dari keluarga bus Inobus. Unit [[bus tempel]] ini menggunakan mesin dari Cummins dengan seri ISL G, dan transmisi Voith DIWA 864.3E Automatic dan menggunakan [[BBG]]. 21 unit diproduksi pada 2011 untuk dioperasikan oleh [[Perum DAMRI]] sebagai [[Transjakarta]] di [[Koridor 11 Transjakarta|koridor 11]]. Secara keseluruhan, bus ini dibuat dengan tingkat kandungan dalam negri (TKDN) sebanyak sekitar 43%.<ref>{{cite web |url=https://infobusindo.blogspot.com/2017/04/transjakarta-inobus-atc-320-buatan-anak.html |title=Transjakarta: INOBUS ATC 320 (Buatan PT.INKA)|author=Anonymous|date=15 April 2017 |lang=id |website=Info Bus Indonesia |accessdate=14 Januari 2021}}</ref> Operasional dimulai pada 28 Desember 2011. Pengerjaan bodi unit keluaran pertama ini dilakukan oleh Laksana sebanyak 14 unit dengan Bodi Cityline dan 7 unit lainnya oleh Trisakti dengan bodi Phoenix GT, semua dengan spesifikasi BRT. Armada ini memiliki kapasitas 120 penumpang, serta memiliki berbagai fasilitas penunjang operasional seperti CCTV, ruang khusus kursi roda dan kursi prioritas. Selama 3 tahun pertama Perum DAMRI menggunakan produk Inobus, terdapat beberapa kendala yang terjadi. Perum DAMRI melakukan berbagai rekayasa dan modifikasi untuk mempertahankan seluruh unit pada kondisi Siap Guna Operasi (SGO).<ref>{{cite web |url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2745770/pakai-bus-transjakarta-made-in-madiun-ini-kesan-damri |title=Pakai Bus TransJakarta Made in Madiun, Ini Kesan Damri|author=|date=12 November 2014 |lang=id |website=DetikFinance|accessdate=14 Januari 2021}}</ref> Perum DAMRI bersama PT INKA melakukan evaluasi dan berbagai perbaikan yang diperlukan.<ref>{{cite web |url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2745815/adopsi-teknologi-eropa-inka-produksi-bus-gandeng-made-in-madiun |title=Adopsi Teknologi Eropa, INKA Produksi Bus Gandeng Made in Madiun|author=|date=12 November 2014 |lang=id |website=DetikFinance|accessdate=14 Januari 2021}}</ref> Pada pertengahan masa pakainya, operasional armada ini dialihkan ke [[Koridor 5 Transjakarta|koridor 5]], sebab tidak optimal untuk digunakan pada [[Koridor 11 Transjakarta|koridor 11]] , bus tempel tidak bisa beroperasi sampai Terminal Pulogebang. Armada ini sudah berhenti beroperasi sejak 28 Desember 2018.<ref>{{cite web |url=https://www.kaorinusantara.or.id/newsline/121000/inobus-bus-buatan-inka-yang-kini-berhenti-beroperasi |title=Inobus, Bus Buatan INKA Yang Kini Berhenti Beroperasi|author=Fasubkhanali|date=28 Desember 2018 |lang=id |website=Kaori Nusantara |accessdate=14 Januari 2021}}</ref>
Merupakan seri pertama dari keluarga bus Inobus. Unit [[bus tempel]] ini menggunakan mesin dari Cummins dengan seri ISL G, dan transmisi Voith DIWA 864.3E Automatic dan menggunakan [[BBG]]. 21 unit diproduksi pada 2011 untuk dioperasikan oleh [[Perum DAMRI]] sebagai [[Transjakarta]] di [[Koridor 11 Transjakarta|koridor 11]]. Secara keseluruhan, bus ini dibuat dengan tingkat kandungan dalam negri (TKDN) sebanyak sekitar 43%.<ref>{{cite web |url=
https://infobusindo.blogspot.com/2017/04/transjakarta-inobus-atc-320-buatan-anak.html |title=Transjakarta: INOBUS ATC 320 (Buatan PT.INKA)|author=Anonymous|date=15 April 2017 |lang=id |website=Info Bus Indonesia |accessdate=14 Januari 2021}}</ref> Operasional dimulai pada 28 Desember 2011. Pengerjaan bodi unit keluaran pertama ini dilakukan oleh Laksana sebanyak 14 unit dengan Bodi Cityline dan 7 unit lainnya oleh Trisakti dengan bodi Phoenix GT, semua dengan spesifikasi BRT. Armada ini memiliki kapasitas 120 penumpang, serta memiliki berbagai fasilitas penunjang operasional seperti CCTV, ruang khusus kursi roda dan kursi prioritas. Pada pertengahan masa pakainya, operasional armada ini dialihkan ke [[Koridor 5 Transjakarta|koridor 5]], sebab tidak optimal untuk digunakan pada [[Koridor 11 Transjakarta|koridor 11]] , bus tempel tidak bisa beroperasi sampai Terminal Pulogebang. Armada ini sudah berhenti beroperasi sejak 28 Desember 2018<ref>{{cite web |url=
https://www.kaorinusantara.or.id/newsline/121000/inobus-bus-buatan-inka-yang-kini-berhenti-beroperasi |title=Inobus, Bus Buatan INKA Yang Kini Berhenti Beroperasi|author=Fasubkhanali|date=28 Desember 2018 |lang=id |website=Kaori Nusantara |accessdate=14 Januari 2021}}</ref>
<br>
<br>
Pada tahun 2012, PT INKA kembali memproduksi Inobus ATC 320 sebanyak 18 unit. Keluaran kedua ini memiliki spesifikasi teknis yang hampir sama, namun memiliki kapasitas yang lebih besar, yakni 160 penumpang. Pengerjaan karoseri dilakukan Laksana dan Trisakti dengan bodi Cityline. Unit buatan Trisakti dibuat menyerupai Cityline, tidak seperti keluaran pertama dimana Trisakti menggunakan model tersendiri. Unit ini dioperasikan oleh PT Bianglala Metropolitan dari 2013 hingga 2016 di [[Koridor 12 Transjakarta]].<ref>{{cite web |url=https://travel.kompas.com/read/2013/02/27/07374583/pt.inka.luncurkan.bus.gandeng.inobus. |title=PT INKA Luncurkan Bus Gandeng Inobus|author=Erlangga Djumena|date=12 November 2014 |lang=id |website=Kompas.com|accessdate=14 Januari 2021}}</ref>

Pada pertengahan Januari 2013, juga akan dilakukan peluncuran armada Inobus untuk [[Transjakarta]] koridor 12.{{fact}} Inobus yang akan diluncurkan ini memiliki kapasitas 160 penumpang, dilengkapi CCTV dan peralatan khusus untuk para penyandang cacat. Kapasitas Inobus yang akan diluncurkan ini sedikit lebih besar daripada inobus yang yang sudah dipergunakan pada koridor 11 [[Transjakarta]].
== Referensi ==
== Referensi ==
* [http://www.dcentronews.com/news/kategori/berita-2157-pt-inka-akan-luncurkan-inobus-transjakarta-koridor-12.html PT INKA akan luncurkan Inobus Transjakarta Koridor 12]
* [http://www.dcentronews.com/news/kategori/berita-2157-pt-inka-akan-luncurkan-inobus-transjakarta-koridor-12.html PT INKA akan luncurkan Inobus Transjakarta Koridor 12]

Revisi per 14 Januari 2021 14.23

INKA Inobus
Informasi
ProdusenPT INKA
Masa produksi2011 - 2013
Bodi & rangka
KelasBus
Bentuk kerangkaLadder Frame
Penyalur daya
Mesin
  • Cummins ISL G (ATC 320)
  • Doosan Infracore GL11K (SGL 290)
Transmisi
  • Voith DIWA 864.3E Automatic (ATC 320)
  • Allison T350R Automatic (SGL 290)
Dimensi
Panjang18.000 mm (ATC 320)
12.000 mm (SGL 290)
Lebar2.500 mm
Tinggi3.460 mm
Berat kosong19.300 kg (ATC 320)[1]

Inobus adalah merek bus buatan PT PT INKA. Inobus yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu bus tempel (articulated bus) dan bus tunggal (single bus).

Inobus ATC 320 Series

Merupakan seri pertama dari keluarga bus Inobus. Unit bus tempel ini menggunakan mesin dari Cummins dengan seri ISL G, dan transmisi Voith DIWA 864.3E Automatic dan menggunakan BBG. 21 unit diproduksi pada 2011 untuk dioperasikan oleh Perum DAMRI sebagai Transjakarta di koridor 11. Secara keseluruhan, bus ini dibuat dengan tingkat kandungan dalam negri (TKDN) sebanyak sekitar 43%.[2] Operasional dimulai pada 28 Desember 2011. Pengerjaan bodi unit keluaran pertama ini dilakukan oleh Laksana sebanyak 14 unit dengan Bodi Cityline dan 7 unit lainnya oleh Trisakti dengan bodi Phoenix GT, semua dengan spesifikasi BRT. Armada ini memiliki kapasitas 120 penumpang, serta memiliki berbagai fasilitas penunjang operasional seperti CCTV, ruang khusus kursi roda dan kursi prioritas. Selama 3 tahun pertama Perum DAMRI menggunakan produk Inobus, terdapat beberapa kendala yang terjadi. Perum DAMRI melakukan berbagai rekayasa dan modifikasi untuk mempertahankan seluruh unit pada kondisi Siap Guna Operasi (SGO).[3] Perum DAMRI bersama PT INKA melakukan evaluasi dan berbagai perbaikan yang diperlukan.[4] Pada pertengahan masa pakainya, operasional armada ini dialihkan ke koridor 5, sebab tidak optimal untuk digunakan pada koridor 11 , bus tempel tidak bisa beroperasi sampai Terminal Pulogebang. Armada ini sudah berhenti beroperasi sejak 28 Desember 2018.[5]
Pada tahun 2012, PT INKA kembali memproduksi Inobus ATC 320 sebanyak 18 unit. Keluaran kedua ini memiliki spesifikasi teknis yang hampir sama, namun memiliki kapasitas yang lebih besar, yakni 160 penumpang. Pengerjaan karoseri dilakukan Laksana dan Trisakti dengan bodi Cityline. Unit buatan Trisakti dibuat menyerupai Cityline, tidak seperti keluaran pertama dimana Trisakti menggunakan model tersendiri. Unit ini dioperasikan oleh PT Bianglala Metropolitan dari 2013 hingga 2016 di Koridor 12 Transjakarta.[6]

Referensi

  1. ^ PT INKA. "Articulated Bus". Info Bus Indonesia. Diakses tanggal 14 Januari 2021. 
  2. ^ Anonymous (15 April 2017). "Transjakarta: INOBUS ATC 320 (Buatan PT.INKA)". Info Bus Indonesia. Diakses tanggal 14 Januari 2021. 
  3. ^ "Pakai Bus TransJakarta Made in Madiun, Ini Kesan Damri". DetikFinance. 12 November 2014. Diakses tanggal 14 Januari 2021. 
  4. ^ "Adopsi Teknologi Eropa, INKA Produksi Bus Gandeng Made in Madiun". DetikFinance. 12 November 2014. Diakses tanggal 14 Januari 2021. 
  5. ^ Fasubkhanali (28 Desember 2018). "Inobus, Bus Buatan INKA Yang Kini Berhenti Beroperasi". Kaori Nusantara. Diakses tanggal 14 Januari 2021. 
  6. ^ Erlangga Djumena (12 November 2014). "PT INKA Luncurkan Bus Gandeng Inobus". Kompas.com. Diakses tanggal 14 Januari 2021. 

Pranala luar