Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih: Perbedaan antara revisi
Andi Iqram (bicara | kontrib) Kembali ke versi lama Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 102: | Baris 102: | ||
:* [[Batalyon Infanteri 756|Yonif 756/Wimane Sili]] |
:* [[Batalyon Infanteri 756|Yonif 756/Wimane Sili]] |
||
* [[Komando Resor Militer 173|Korem 173/Praja Vira Braja]] (PVB) |
* [[Komando Resor Militer 173|Korem 173/Praja Vira Braja]] (PVB) |
||
(PVB) |
|||
:* [[Kodim 1703/Deiyai]] |
|||
:* [[Kodim 1705/Paniai]] |
:* [[Kodim 1705/Paniai]] |
||
:* [[Kodim 1708/Biak Numfor]] |
:* [[Kodim 1708/Biak Numfor]] |
||
Baris 112: | Baris 114: | ||
:* [[Kodim 1711/Boven Digoel]] |
:* [[Kodim 1711/Boven Digoel]] |
||
:* [[Batalyon Infanteri 757|Yonif 757/Ghubta Vira]] |
:* [[Batalyon Infanteri 757|Yonif 757/Ghubta Vira]] |
||
==== Satuan Tempur dan Bantuan Tempur ==== |
==== Satuan Tempur dan Bantuan Tempur ==== |
||
* [[Batalyon Infanteri 751|Yonif Raider Khusus 751/Vira Jaya Sakti]] |
* [[Batalyon Infanteri 751|Yonif Raider Khusus 751/Vira Jaya Sakti]] |
Revisi per 19 Januari 2021 03.37
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih | |
---|---|
Aktif | 17 Mei 1963 |
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Darat |
Tipe unit | Komando Daerah Militer |
Bagian dari | Tentara Nasional Indonesia |
Markas | Jayapura, Papua |
Moto | Ksatria Pelindung Rakyat |
Situs web | kodam17cenderawasih-tniad.mil.id |
Tokoh | |
Panglima | Mayor Jenderal TNI Ignatius Yogo Triyono |
Kepala Staf | Brigadir Jenderal TNI Bambang Trisnohadi |
Inspektorat | Brigadir Jenderal TNI Wachid Apriliyanto |
Kepala Kelompok Staf Ahli | Brigadir Jenderal TNI Heru Setio Paripurnawan, M.D.A. |
Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih (atau disingkat Kodam XVII/Cenderawasih) merupakan Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi Provinsi Papua.
Sejarah
Dalam konflik dengan Belanda atas penyelesaian pengembalian Irian Barat,[1] maka pemerintah RI membentuk Komando Tentara dan Teritorium VII/Wirabuana (KO TT-VII/WRB) pada tanggal 20 Juni 1950 yang dikomandani oleh Kolonel Alex Kawilarang berkedudukan di Makassar. Komando Tentara dan Teritorium VII/Wirabuana (KO TT-VII/WRB) membawahi wilayah Indonesia Timur yaitu Sulawesi, Sunda kecil termasuk Maluku dan Irian Barat. Pada bulan September 1950 TNI direorganisasi, Komando Pasukan (Kompas) Maluku Selatan diganti menjadi Kompas D dikomandani oleh Letkol C. F. Warouw dengan wilayah meliputi Maluku, Irian Barat. Berdasarkan Penetapan Panglima TT-VII Nomor: 8004/VII/1950 tanggal 5 Juli 1952 Kompas D dilikuidasi, kemudian dibentuk Resimen Infanteri-25 (RI-25) dengan Komandannya Letkol Suprapto Sukowati, yang diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1952 dengan wilayah Maluku dan Irian Barat. Untuk pertama kali kedua wilayah itu berada di bawah satu Komando. Di bawah RI-25, penyusupan ke daratan Irian Barat mulai dilakukan sebagai langkah awal yang bersifat militer untuk mengembalikan wilayah itu ke pangkuan ibu pertiwi. Pada bulan Mei 1957 Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) kembali direorganisasi. Komando Tentara dan Teritorium VII/Wirabuana (KO TT-VII/WRB) dilikuidasi, wilayahnya dibagi menjadi empat Komando Daerah Militer, diantaranya Komando Daerah Militer Maluku Irian Barat atau disingkat (KDM-MIB) menggantikan resimen Infanteri-25 (RI-25). Perjuangan pengembalian Irian Barat semakin menggelora setelah Presiden RI mengumandangkan Tiga Komando Rakyat yang disingkat Trikora di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1961 yang mendapat respond dan didukung dari seluruh rakyat Indonesia, termasuk rakyat Irian Barat. Untuk mewujudkan Komando Presiden RI, pada bulan Februari 1962 dibentuklah Komando Mandala Pembebasan Irian Barat dengan Panglima Mayjen TNI Soeharto. Rencana Operasi Pembebasan Irian Barat disusun, satuan-satuan APRI dan sukarelawan digelar, sementara diplomasi berjalan terus.
Pada tanggal 8 Agustus 1962, Panglima Angkatan Darat membentuk Kodam XVII/Irian barat dengan Surat Keputusan Pangad Nomor: KPTS 1052/ 8/1962 dengan nama lengkapnya Komando Daerah Militer Irian Barat.
Selanjutnya tanggal 15 Agustus 1962 berlangsung perundingan secara bilateral pemerintah Republik Indonesia dengan Belanda di New york yang menghasilkan penandatanganan Persetujuan Indonesia – Belanda mengenai:
- Gencatan senjata dilakukan di Irian Barat.
- Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Republik Indonesia melalui PBB.
Sebagai tindak lanjut persetujuan New York tersebut, maka PBB membentuk pemerintahan transisi di Irian Barat, yaitu UNTEA (United Nation Temporary Executive Authority). Untuk menyiapkan pengalihan tanggung jawab keamanan dari UNTEA, Pemerintahan Republik Indonesia membentuk satuan tugas yang disebut Kontingen Indonesia Irian Barat (KOTINDO) yang secara taktis di bawah UNTEA yang kemudian menjadi inti Kodam XVII/Irian Barat. Pada tanggal 1 Mei 1963 UNTEA menyerahkan Irian Barat kepada Pemerintah Republik Indonesia, dan selanjutnya pada tanggal 17 Mei 1963 Kodam XVII/Irian barat diubah menjadi Kodam XVII/Tjenderawasih, Yang segera melaksanakan fungsinya baik sebagai kekuatan pertahanan keamanan maupun sebagai kekuatan Sosial Masyarakat. Untuk menghadapi pembangunan nasional yang pesat, dan kemungkinan adanya ancaman, maka pemerintah Republik Indonesia memandang perlu mengadakan reorganisasi ABRI. Untuk Jajaran TNI AD reorganisasi dilaksanakan sesuai perintah operasi Kasad Nomor: 01 tanggal 27 September 1984. Beberapa Kotama dilikuidasi, kemudian dibentuk Kotama baru.
Kodam XV/Pattimura dan Kodam XVII/Cenderawasih dilikuidasi menjadi Kodam VIII/Trikora dan diresmikan pada tanggal 8 Mei 1985 meliputi Maluku dan Irian Jaya berada di wilayah satu Komando, setelah yang pertama pada tanggal 1 Agustus 1952. Atas fakta sejarah ini, maka pada tanggal 1 Agustus ditetapkan sebagai hari jadi Kodam VIII/Trikora sesuai Surat Keputusan Kasad Nomor: Skep/691/VI/1986. Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor: Skep/11/V/199 tanggal 7 Mei 1999 tentang perubahan nomor registrasi wilayah Kodam VIII/Trikora menjadi Kodam XVII/Trikora terhitung mulai tanggal 12 Mei 1999, maka Kodam XVII/Trikora hanya meliputi wilayah Irian Jaya yang membawahi Korem 171/PVT, Korem 172/PWY, Korem 173/PVB, Korem 174/ATW dan meliputi 12 wilayah Kodim.
Dalam perjalanan sejarah selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Kasad nomor Skep/175/IX/2007 tanggal 26 September 2007, maka terhitung mulai tanggal 5 Oktober 2007 nomor Registrasi Kodam XVII/Trikora berubah kembali menjadi Kodam XVII/Cenderawasih yang meliputi wilayah Papua dan Papua Barat serta membawahai 4 Korem dan 12 Kodim. Pada tanggal 17 Mei 2008 Kodam XVII/Cenderawasih genap berusia 45 tahun. Meski beragam hambatan menantang di medan tugas yang berat, Prajurit Kodam XVII/Cenderawasih maju melangkah bersama rakyat mencapai kejayaan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan stabilitas pertahanan yang mantap untuk menunjang pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.[2]
Daftar Panglima
Saat bernama Kodam XVII/Tjenderawasih:
- Mayjen TNI U. Rukman (8 Agustus 1962 - 17 April 1964)
- Brigjen TNI R. Kartidjo Sastrodinoto (17 April 1964 - 7 Maret 1966)
- Brigjen TNI R. Bintoro (17 Maret 1966 - 2 Juli 1968)
- Brigjen TNI Sarwo Edhie Wibowo (2 Juli 1968 - 20 Februari 1970)
- Brigjen TNI Acub Zaenal (20 Februari 1970 - 2 Juni 1973)
- Brigjen TNI Kisrad Soetrisno (2 Juni 1973 - 21 Januari 1975)
- Brigjen TNI Imam Munandar (21 Januari 1975 - 8 Juli 1978)
- Mayjen TNI Parjoko Suryokusumo (8 Juli 1978 - 14 Juni 1983)
- Mayjen TNI Raja Kami Sembiring Meliala (14 Juni 1983 - 8 Mei 1985)
Saat bernama Kodam VIII/Trikora, penggabungan dari Kodam XV/Pattimura dan Kodam XVII/Cenderawasih:
- Mayjen TNI Hasudungan Simanjuntak (8 Mei 1985 - 13 Maret 1986)
- Mayjen TNI Setijana (13 Maret 1986 - 8 Januari 1987)
- Mayjen TNI Wismoyo Arismunandar (8 Januari 1987 - 15 Februari 1989)
- Mayjen TNI Abinowo (15 Februari 1989 - September 1992)
- Mayjen TNI E.E. Mangindaan (September 1992 - 30 Juni 1993)
- Mayjen TNI Tarub (30 Juni 1993 - 15 September 1994)
- Mayjen TNI Ketut Wirdhana (15 September 1994 - 17 Agustus 1995)
- Brigjen TNI Dunidja (17 Agustus 1995 - 20 Agustus 1996)
- Brigjen TNI Johny Lumintang (20 Agustus 1996 - 6 April 1998)
Saat bernama Kodam XVII/Trikora:
- Mayjen TNI Amir Sembiring (6 April 1998 - 26 November 1999)
- Mayjen TNI Albert Inkiriwang (26 November 1999 - 13 November 2000)
- Mayjen TNI Tony A. Rompis 13 November 2000 - 2001
- Mayjen TNI Mahidin Simbolon (2001 - 2003)
- Mayjen TNI Nurdin Zainal (2003 - 22 Juni 2005)
- Mayjen TNI George Toisutta (22 Juni 2005 - 15 September 2006)
Saat bernama Kodam XVII/Cenderawasih:
- Mayjen TNI Zamroni (15 September 2006 - 4 September 2007)
- Mayjen TNI Haryadi Soetanto (4 September 2007 - Juli 2008)
- Mayjen TNI Azmyn Yusri Nasution (Juli 2008 - Desember 2009)
- Mayjen TNI Hotma Marbun (Desember 2009 - Oktober 2010)
- Mayjen TNI Erfi Triassunu (Oktober 2010 - 2012)
- Mayjen TNI Moh. Erwin Syafitri (2012 - September 2012)
- Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, MM (September 2012 - 5 September 2014)
- Mayjen TNI Fransen G. Siahaan (5 September 2014 - 18 Agustus 2015)
- Mayjen TNI Hinsa Siburian (18 Agustus 2015 - 25 April 2017)
- Mayjen TNI George Elnadus Supit (25 April 2017 - 24 September 2018)
- Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring (24 September 2018 - 14 Agustus 2019)
- Mayjen TNI Herman Asaribab (14 Agustus 2019 - 23 November 2020)[3]
- Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono, M.A. (23 November 2020 - Sekarang)
Satuan
Satuan Wilayah
(PVB)
Satuan Tempur dan Bantuan Tempur
- Yonif Raider Khusus 751/Vira Jaya Sakti
- Den Kav 3/Serigala Ceta
- Den Zipur 10/Ksatria Yudha Dharma
- Den Zipur 11/Mit Anim
- Den Zipur 12/Oharo Hesowa Hubana
Satuan Pendidikan
- Resimen Induk Kodam XVII/Cenderawasih
- Sekolah Calon Tamtama
- Sekolah Calon Bintara
- Depo Pendidikan dan Latihan Tempur
- Depo Pendidikan Kejuruan
- Depo Pendidikan Bela Negara
Referensi
- ^ "Sejarah Kodam XVII/Cenderawasih"
- ^ "Kodam XVII Trikora Jadi Cenderawasih"
- ^ Mutasi Jabatan 52 Perwira TNI tniad.mil.id, diakses 21 Agustus 2015
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi