Pemutar rel: Perbedaan antara revisi
Perbaikan Ejaan, Daftar pemutar rel di Indonesia |
|||
Baris 35: | Baris 35: | ||
# Stasiun Saketi |
# Stasiun Saketi |
||
# Stasiun Tegal |
# Stasiun Tegal |
||
#Stasiun Purwokerto |
|||
# Stasiun Kutoarjo |
# Stasiun Kutoarjo |
||
# Stasiun Cilacap |
# Stasiun Cilacap |
Revisi per 24 Januari 2021 13.53
Pemutar rel (bahasa Inggris: turntable) adalah sebuah alat untuk memutar jalur gerbong kereta. Ketika lokomotif uap masih banyak digunakan, beberapa perusahaan kereta api memerlukan cara untuk memutar lokomotif untuk perjalanan pulang karena operasi kereta tidak diatur untuk mundur dalam jarak jauh dan di beberapa lokomotif kecepatan tertingginya lebih rendah dibandingkan kecepatan mundur. Pemutar rel juga digunakan untuk memutar gerbong observasi sehingga ujung ruang jendelanya menghadap bagian belakang kereta.[1]
Sejarah
Pada awalnya, pemutar rel (dikenal juga sebagai meja putar) digunakan untuk memutar troli/kereta kecil yang biasa terdapat di area penambangan dengan lebar sepur 610mm. Kereta tersebut berisi hasil tambang berupa batu bara, timah, emas, atau sumber daya tambang lainnya. [2]
Saat itu sistem perkeretaapian masih belum mengenal sistem wesel (sepur belok), sepur belok baru dipatenkan oleh Charles Fox pada 1832 setelah penggunaan meja putar.[3] Pemutar rel ini digunakan tidak untuk memutar posisi kereta, namun untuk mengganti jalur kereta tanpa harus mengangkat kereta, menggeser rel atau memasang sepur belok dan biasa dipasang di titik sentral emplasemen sehingga kereta dapat dengan mudah digerakan ke jalur yang diinginkan hanya dengan memutar meja rel.[4] Tidak hanya di area tambang, stasiun-stasiun yang dekat dengan pelabuhan dan dilakukan kegiatan bongkar muat barang juga dibangun pemutar rel untuk memudahkan kegiatan pindah jalur seperti Stasiun Park Lane Goods di Liverpool, Inggris.[5]
Setelah lokomotif uap mencapai pada era keemasannya, konsep pemutar rel juga digunakan untuk memutar posisi lokomotif.[4] Hal ini dilakukan agar masinis dapat memutar posisi kabin dan menjalankan lokomotif tanpa harus berjalan mundur ketika sampai di terminus. Selain itu apabila lokomotif dijalankan mundur dengan posisi kabin berlawanan dengan arah jalannya lokomotif maka otomatis jarak pandang masinis terhadap rel akan terganggu oleh badan lokomotif. Pemutar rel dapat diputar secara manual dengan tenaga manusia atau secara otomatis dengan mesin.
Pemutar rel di Indonesia
- Stasiun Bandung
- Stasiun Blitar
- Stasiun Madiun
- Stasiun Kertosono
- Stasiun Surabaya Pasarturi
- Stasiun Lempuyangan
- Stasiun Bedono
- Stasiun Ambarawa
- Stasiun Jatinegara
- Stasiun Jember
- Stasiun Yosowilangun
- Stasiun Purwakarta
- Stasiun Cicalengka
- Stasiun Mojokerto
- Stasiun Padalarang
- Stasiun Cikampek
- Stasiun Cianjur
- Stasiun Sukabumi
- Stasiun Ciwidey
- Stasiun Anjerloer
- Stasiun Saketi
- Stasiun Tegal
- Stasiun Purwokerto
- Stasiun Kutoarjo
- Stasiun Cilacap
- Stasiun Bangil
- Stasiun Yogyakarta Tugu
- Stasiun Ponorogo
- Stasiun Pamekasan
- Stasiun Tebingtinggi
- Stasiun Lampegan
(Perlu penataan kembali)
Lihat pula
- Segitiga pembalik (wye) – cara memutar keseluruhan rangkaian kereta api.
Catatan kaki
- ^ The Elements of Railroad Engineering, 5th Edition, 1937, William G. Raymond. Published by John Wiley and Sons, New York
- ^ Alun John Richards (16 Maret 2011). The Rails and Sails of Welsh Slate. Llygad Gwalch Cyf. ISBN 978-1845241742.
- ^ "Sir Charles Fox | Railroad History". www.historyofrailroad.com. Diakses tanggal 2020-10-13.
- ^ a b Oldroyd, David (13 November 2007). Estates, Enterprise and Investment at the Dawn of the Industrial Revolution. Ashgate. ISBN 978-0754634553.
- ^ "Disused Stations: Station". www.disused-stations.org.uk. Diakses tanggal 2020-10-13.