Kalianyar, Tamanan, Bondowoso: Perbedaan antara revisi
→top: clean up |
k Menambah Kategori:Desa di Jawa Timur menggunakan HotCat |
||
Baris 29: | Baris 29: | ||
{{Uncategorized|date=April 2020}} |
{{Uncategorized|date=April 2020}} |
||
[[Kategori:Desa di Jawa Timur]] |
Revisi per 5 Februari 2021 01.22
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Kalianyar adalah salah satu Desa di Kabupaten Bondowoso yang tereletak di bagian selatan tepatnya di Kecamatan Tamanan,di Kabupaten Bondowoso ada dua nama Desa Kalianyar yaitu Desa Kalianyar Kecamatan Tamanan dan Desa Kalianyar Kecamatan Ijen. luas Desa Kalianyar Kecamatan Tamanan 220,230 ha terletak di -7,99916,113,82593,65,1m,193 drajat dengan penduduk sebagian besar bersuku madura begitupun bahasa sehari-hari dan mata pencaharian penduduk Desa Kalianyar sebagian besar di Pertanian hal ini dipengaruhi oleh 40 % luas lahan pertaniannya( data pemerintah Desa Kalianyar tahun 2019 ).
Sejarah Desa Kalianyar sangat erat hubungannya dengan nama Desa itu sendiri,konon pada jaman dulu sekitar 1840an (perkiraan tahun ini kami urutkan dengan sistem pemerintahan dari tahun ke tahun ) datang beberapa orang yang membabat salah satu diantaranya di yakini sebagai tokoh pertama kali yang menamai Desa Kalianyar yaitu jhu' nia lakek dan jhu' nia binik yang pada saat itu wilayah ini masih hutan belantara kemudian dengan kesaktiannya membuat sungai baru menggunakan odheng( ikat kepala yang umumnya dipakai oleh orang suku madura ) sepanjang -+ 1,5 km yang membelah Desa Kalianyar,dengan dibuatnya sungai baru tersebut nama Desa Kalianyar terlahir( sungai = Kali dalam bahasa Jawa dan Baru = Anyar )
Menurut cerita dari beberapa warga Desa Kalianyar menyatakan bahwa para petinggi Desa kala itu selain jhu' Nia ada juga jhu' betes dan jhu' kember yang hingga saat masih melekat perjuangannya di mata masyarakat hingga pusaranya pun di anggap sakral. Astah( kuburan ) jhu' Nia lakek dan Jhu'Nia Binik masih menjadi tempat sakral dimana astah tersebut di tandai dengan pohon jenis beringin ( warga masyarakat Desa Kalianyar menyebutnya kan polai ) yang sangat besar dan tinggi,konon pohon tersebut sudah berumur ribuan tahun dan hingga saat masih tetap menjulang tinggi dan masih kokoh. Pohon ini kemudian dijadikan ikon Desa Kalianyar itu sendiri.
Para pemimpin Desa Kalianyar setelah Jhu' Nia hingga saat ini sudah berganti 11 kepemimpinan yaitu :
- Pak Saha
- Pak Nide
- Pak Jehra ( 1912-1933 )
- Suriha dengan julukan Joyo Sampurno ( 1933-1951)
- Surawi dengan julukan Joyo Karyo ( 1951-1983 )
- Sukadi ( 1983-1991 )
- Mustakim Yusuf - Plh ( 1991-1993 )
- Gunawan Ediyanto ( 1993-2001 )
- Supriyadi ( 2001-2009 )
- Gunawan Ediyanto ( 2010-2015 )
- Eva Anggraeni,S.Pd ( 2016-2021 ).
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. Tag ini diberikan pada April 2020. |