Bebilun: Perbedaan antara revisi
Rusudiyanto (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Permainan tradisional menggunakan HotCat |
Rusudiyanto (bicara | kontrib) k menghapus templat tanpa kategori |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
⚫ | {{kembangkan}}'''Bebilun''' merupakan salah satu jenis permainan tradisional masyarakat Aceh. Bebilun artinya memenangkan permainan. Permainan ini dilangsungkan di sebuah lapangan atau di halaman rumah atau meunasah. Lapangan itu berbentuk persegi panjang dan dibagi atas beberapa bagian, terdiri dari daerah bebas dan daerah kejar. Selain itu, terdapat pula beberapa lubang. Ada regu yang bermain sebagai regu pelari dan regu penjaga yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Regu pelari memulai permainan dengan memasuki daerah permainan dari arah garis A-C menuju lubang D, E dan F yang masing-masing dijaga oleh regu Penjaga. Regu pelari berusaha menginjak lubang dan sebaliknya regu penjaga berusaha pula mencegah maksud lawannya. A B C G H I D E F Pada umumnya permainan ini dilaksanakan pada waktu senggang dan anak-anak sedang berkumpul pada suatu tempat yang memungkinkan berlangsungnya suatu permainan. Pelaksanaannya yang paling sering adalah pada waktu sore.<ref>https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=86</ref>Seperti permainan rakyat terutama permainan tradisional pada umumnya, tidak diperoleh data-data akurat yang dapat menunjukan siapa, kapan, dan dimana asal usul permainan ini. Ketika disadari permainan ini memang telah ada dan dimainkan oleh anak-anak masyarakat Aceh secara turun temurun. |
||
{{kembangkan}} |
|||
{{nocat}} |
|||
⚫ | '''Bebilun''' merupakan salah satu jenis permainan tradisional masyarakat Aceh. Bebilun artinya memenangkan permainan. Permainan ini dilangsungkan di sebuah lapangan atau di halaman rumah atau meunasah. Lapangan itu berbentuk persegi panjang dan dibagi atas beberapa bagian, terdiri dari daerah bebas dan daerah kejar. Selain itu, terdapat pula beberapa lubang. Ada regu yang bermain sebagai regu pelari dan regu penjaga yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Regu pelari memulai permainan dengan memasuki daerah permainan dari arah garis A-C menuju lubang D, E dan F yang masing-masing dijaga oleh regu Penjaga. Regu pelari berusaha menginjak lubang dan sebaliknya regu penjaga berusaha pula mencegah maksud lawannya. A B C G H I D E F Pada umumnya permainan ini dilaksanakan pada waktu senggang dan anak-anak sedang berkumpul pada suatu tempat yang memungkinkan berlangsungnya suatu permainan. Pelaksanaannya yang paling sering adalah pada waktu sore.<ref>https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=86</ref>Seperti permainan rakyat terutama permainan tradisional pada umumnya, tidak diperoleh data-data akurat yang dapat menunjukan siapa, kapan, dan dimana asal usul permainan ini. Ketika disadari permainan ini memang telah ada dan dimainkan oleh anak-anak masyarakat Aceh secara turun temurun. |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi terkini sejak 6 Februari 2021 12.01
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Bebilun merupakan salah satu jenis permainan tradisional masyarakat Aceh. Bebilun artinya memenangkan permainan. Permainan ini dilangsungkan di sebuah lapangan atau di halaman rumah atau meunasah. Lapangan itu berbentuk persegi panjang dan dibagi atas beberapa bagian, terdiri dari daerah bebas dan daerah kejar. Selain itu, terdapat pula beberapa lubang. Ada regu yang bermain sebagai regu pelari dan regu penjaga yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Regu pelari memulai permainan dengan memasuki daerah permainan dari arah garis A-C menuju lubang D, E dan F yang masing-masing dijaga oleh regu Penjaga. Regu pelari berusaha menginjak lubang dan sebaliknya regu penjaga berusaha pula mencegah maksud lawannya. A B C G H I D E F Pada umumnya permainan ini dilaksanakan pada waktu senggang dan anak-anak sedang berkumpul pada suatu tempat yang memungkinkan berlangsungnya suatu permainan. Pelaksanaannya yang paling sering adalah pada waktu sore.[1]Seperti permainan rakyat terutama permainan tradisional pada umumnya, tidak diperoleh data-data akurat yang dapat menunjukan siapa, kapan, dan dimana asal usul permainan ini. Ketika disadari permainan ini memang telah ada dan dimainkan oleh anak-anak masyarakat Aceh secara turun temurun.