Waspada (surat kabar): Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Menghilangkan referensi |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox |
{{Infobox Newspaper | |
||
| name |
| name = Harian Waspada |
||
| logo = [[Berkas:Logo Waspada.jpg|200px]] |
| logo = [[Berkas:Logo Waspada.jpg|200px]] |
||
| |
| type = [[Surat kabar|Surat kabar harian]] |
||
| |
| format = [[Koran]] |
||
| |
| foundation = {{birth date and age|1947|1|11}} |
||
| |
| launched = {{birth date and age|1947|1|11}} |
||
| founder |
| founder = [[Haji Mohammad Said|Mohammad Said]] dan [[Ani Idrus]] |
||
| publisher |
| publisher = PT Penerbitan Harian Waspada |
||
| |
| chiefeditor = Prabudi Said |
||
| |
| slogan = '''Demi Kebenaran dan Keadilan''' |
||
| |
| language = [[Bahasa Indonesia]] |
||
| |
| motto = '''Demi Kebenaran dan Keadilan''' |
||
| headquarters = Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso Nomor 1, [[Aur, Medan Maimun, Medan]], [[Sumatera Utara]] 20151 |
|||
| foundation = |
|||
| |
| website = {{official|https://www.waspada.co.id/|waspada.co.id}} |
||
| headquarters = [[Medan]] |
|||
| circulation = |
|||
| sister newspapers = |
|||
| ISSN = |
|||
| oclc = |
|||
| website = {{URL|http://www.waspada.co.id}} |
|||
| free = [http://epaper.waspadamedan.com ePaper Harian Waspada] |
|||
| dirinteractive = |
|||
}} |
}} |
||
'''Waspada''' adalah sebuah |
'''Waspada''' adalah sebuah [[surat kabar|surat kabar harian]] yang terbit di [[Medan]]. Kantor pusatnya terletak di Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso Nomor 1, [[Aur, Medan Maimun, Medan]]. Koran ini pertama kali terbit sejak pada [[11 Januari]] [[1947]]. Surat kabar ini slogan dan motto adalah '''Demi Kebenaran dan Keadilan'''. |
||
Harian ini didirikan [[Haji Mohammad Said|Mohammad Said]] dan [[Ani Idrus]]. Pemimpin Redaksi saat ini Prabudi Said. Waspada menempati kantor yang berada di Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso Nomor 1, [[Aur, Medan Maimun, Medan]]. |
|||
== Sejarah == |
|||
Waspada sebuah [[surat kabar]] [[harian]] pertama kali yang terbit di [[Medan]] sejak pada [[11 Januari]] [[1947]], maka dari itu tanggal [[9 Mei]] dijadikan hari lahir Waspada. |
|||
⚫ | Mohammad Said dan Ani Idrus mendirikan Surat Kabar Harian WASPADA dengan motto '''Demi Kebenaran dan Keadilan''' bertekad bulat mengangkat bendera Republiken. Koran daerah ini dengan sikap tegas menyatakan diri sebagai bagian dari pendukung Kemerdekaan RI. Slogan pro pejuang itu bukan basa-basi, tapi ditunjukkan lewat artikel dan pemberitaan yang tegas dan tajam menghantam Belanda yang terus berupaya menancapkan pengaruh dan cengkeramannya menduduki Medan dan sekitarnya demi menguasai lahan-lahan perkebunan, seperti areal tembakau Deli dan komoditas pangan maupun rempah-rempah. |
||
⚫ | |||
⚫ | Nama WASPADA memiliki kisah sejarah tersendiri. Masa itu, kondisi masyarakat diliputi ketakutan dan kegelisahan, panik luar biasa, sehingga sebagian besar warga Kota Medan bersikap waspada serta mengungsi ke luar kota, sejalan sengitnya peperangan dan berpindahnya kantor-kantor Pemerintahan Republik di bawah pimpinan Gubernur Tengku M. Hassan ke Pematang Siantar, lebih kurang 120 km dari Medan. Satu poin lagi yang memantapkan hati Mohammad Said memberi nama korannya WASPADA adalah terkait lemahnya delegasi pemerintahan Indonesia masa itu dalam perundingan dengan petinggi Belanda. Setiap hari para pejuang bersama rakyat menghadang pasukan Belanda, khususnya konvoi menuju Pelabuhan Belawan. Belanda dibuat kelabakan akibat tersendatnya pasokan logistik dan akhirnya mendesak dilakukan perjanjian dengan pemerintahan Republik Indonesia di Jakarta, dipimpin Menteri Pertahanan RI Amir Syarifuddin. Sayangnya, tim delegasi Republik Indonesia cenderung mengalah yang akhirnya sepakat untuk menyetujui perluasan wilayah kekuasaan Belanda dari gangguan pejuang tentara rakyat di Medan. Pemimpin kita kecolongan alias tidak ‘’WASPADA’’ terhadap strategi busuk Belanda yang mengakibatkan kerugian besar bagi para pejuang dan kedaulatan Republik Indonesia. |
||
=== Waspada dari masa ke masa === |
|||
⚫ | Pertama kali terbit, Surat Kabar WASPADA dicetak 1000 eksemplar dan terjual habis walapun dengan format penerbitan yang hanya setengah halaman. Dalam perjalanannya, surat kabar WASPADA dibreidel berkali-kali karena melawan Belanda, pernah dilarang terbit sampai lima kali, bahkan sampai adanya buka paksa kantor dan percetakan WASPADA oleh militer Belanda. |
||
⚫ | Pada masa Orde Lama kehidupan surat kabar di Indonesia, termasuk WASPADA penuh dengan perjuangan, mengalami beberapa kali masa sulit, sehingga harus bekerja keras untuk bisa mandiri (terbit), termasuk sulitnya mendapatkan bahan baku kertas sehingga harus didatangkan dari luar negeri (Pulau Penang) dengan boat dengan cara menerobos blokade Belanda ke Pelabuhan Tanjung Balai. |
||
⚫ | Pada masa Orde Baru hampir semua surat kabar dan majalah (penerbitan) mengalami ancaman breidel lewat pencabutan SUIPP, tiba-tiba ditelepon pejabat militer (ABRI). Tidak ada kebebasan pers sehingga fungsi kontrol media tidak bisa dijalankan dengan efektif. Namun WASPADA tetap berupaya menjalankan kontrol sosial dengan penuh hati-hati. |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | Atas dedikasinya, kedua pendiri WASPADA memperjuangkan Kemerdekaan RI, membangun negeri tercinta tanpa pamrih di daerah maupun nasional, pemerintah Indonesia menganugerahi penghargaan kepada Mohammad Said berupa: Penghargaan Satya Penegak Pers Pancasila dari PWI (1985), Peniti Emas dari Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat atas jasanya ikut mendirikan SPS di Solo pada tahun 1946 dan membantu pembentukan SPS Cabang Sumut, Sedangkan Hj. Ani Idrus-tokoh pers empat zaman sejak zaman kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi dianugerahi Satya Lencana Penegak Pers Pancasila. |
||
== [[Jadwal siaran televisi]] == |
== [[Jadwal siaran televisi]] == |
||
Baris 53: | Baris 67: | ||
* [[Bloomberg Television|Bloomberg]] (Ch.397) |
* [[Bloomberg Television|Bloomberg]] (Ch.397) |
||
== |
== Slogan dan Motto == |
||
{| class="wikitable" border="1" |
|||
⚫ | Mohammad Said dan Ani Idrus mendirikan Surat Kabar Harian WASPADA dengan motto |
||
|- |
|||
! Slogan dan Motto |
|||
⚫ | |||
! Digunakan sejak |
|||
⚫ | Nama WASPADA memiliki kisah sejarah tersendiri. Masa itu, kondisi masyarakat diliputi ketakutan dan kegelisahan, panik luar biasa, sehingga sebagian besar warga Kota Medan bersikap waspada serta mengungsi ke luar kota, sejalan sengitnya peperangan dan berpindahnya kantor-kantor Pemerintahan Republik di bawah pimpinan Gubernur Tengku M. Hassan ke Pematang Siantar, lebih kurang 120 km dari Medan. Satu poin lagi yang memantapkan hati Mohammad Said memberi nama korannya WASPADA adalah terkait lemahnya delegasi pemerintahan Indonesia masa itu dalam perundingan dengan petinggi Belanda. Setiap hari para pejuang bersama rakyat menghadang pasukan Belanda, khususnya konvoi menuju Pelabuhan Belawan. Belanda dibuat kelabakan akibat tersendatnya pasokan logistik dan akhirnya mendesak dilakukan perjanjian dengan pemerintahan Republik Indonesia di Jakarta, dipimpin Menteri Pertahanan RI Amir Syarifuddin. Sayangnya, tim delegasi Republik Indonesia cenderung mengalah yang akhirnya sepakat untuk menyetujui perluasan wilayah kekuasaan Belanda dari gangguan pejuang tentara rakyat di Medan. Pemimpin kita kecolongan alias tidak ‘’WASPADA’’ terhadap strategi busuk Belanda yang mengakibatkan kerugian besar bagi para pejuang dan kedaulatan Republik Indonesia. |
||
! Digunakan sampai dengan |
|||
|- |
|||
| '''Demi Kebenaran dan Keadilan''' |
|||
| [[11 Januari]] [[1947]] |
|||
| sekarang |
|||
|} |
|||
== Kantor Pusat == |
|||
Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso Nomor 1, [[Aur, Medan Maimun, Medan]], [[Sumatera Utara]] 20151 |
|||
⚫ | Pertama kali terbit, Surat Kabar WASPADA dicetak 1000 eksemplar dan terjual habis walapun dengan format penerbitan yang hanya setengah halaman. Dalam perjalanannya, surat kabar WASPADA dibreidel berkali-kali karena melawan Belanda, pernah dilarang terbit sampai lima kali, bahkan sampai adanya buka paksa kantor dan percetakan WASPADA oleh militer Belanda. |
||
⚫ | Pada masa Orde Lama kehidupan surat kabar di Indonesia, termasuk WASPADA penuh dengan perjuangan, mengalami beberapa kali masa sulit, sehingga harus bekerja keras untuk bisa mandiri (terbit), termasuk sulitnya mendapatkan bahan baku kertas sehingga harus didatangkan dari luar negeri (Pulau Penang) dengan boat dengan cara menerobos blokade Belanda ke Pelabuhan Tanjung Balai. |
||
⚫ | Pada masa Orde Baru hampir semua surat kabar dan majalah (penerbitan) mengalami ancaman breidel lewat pencabutan SUIPP, tiba-tiba ditelepon pejabat militer (ABRI). Tidak ada kebebasan pers sehingga fungsi kontrol media tidak bisa dijalankan dengan efektif. Namun WASPADA tetap berupaya menjalankan kontrol sosial dengan penuh hati-hati. |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | Atas dedikasinya, kedua pendiri WASPADA memperjuangkan Kemerdekaan RI, membangun negeri tercinta tanpa pamrih di daerah maupun nasional, pemerintah Indonesia menganugerahi penghargaan kepada Mohammad Said berupa: Penghargaan Satya Penegak Pers Pancasila dari PWI (1985), Peniti Emas dari Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat atas jasanya ikut mendirikan SPS di Solo pada tahun 1946 dan membantu pembentukan SPS Cabang Sumut, Sedangkan Hj. Ani Idrus-tokoh pers empat zaman sejak zaman kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi dianugerahi Satya Lencana Penegak Pers Pancasila |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
|||
<references /> |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* {{ |
* {{official|https://www.waspada.co.id/|waspada.co.id}} |
||
* {{facebook|WaspadaOnline}} |
|||
* {{id}} [http://epaper.waspadamedan.com ePaper Harian Waspada] |
|||
* {{instagram|WaspadaOnline}} |
|||
* {{twitter|WaspadaOnline}} |
|||
{{ |
{{indo-stub}} |
||
[[Kategori:Surat kabar daerah di Indonesia]] |
[[Kategori:Surat kabar daerah di Indonesia]] |
||
[[Kategori:Kota Medan]] |
Revisi per 3 Maret 2021 07.03
Demi Kebenaran dan Keadilan | |
Tipe | Surat kabar harian |
---|---|
Format | Koran |
Pendiri | Mohammad Said dan Ani Idrus |
Penerbit | PT Penerbitan Harian Waspada |
Pemimpin redaksi | Prabudi Said |
Diterbitkan | 11 Januari 1947 |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Pusat | Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso Nomor 1, Aur, Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara 20151 |
Situs web | waspada.co.id |
Waspada adalah sebuah surat kabar harian yang terbit di Medan. Kantor pusatnya terletak di Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso Nomor 1, Aur, Medan Maimun, Medan. Koran ini pertama kali terbit sejak pada 11 Januari 1947. Surat kabar ini slogan dan motto adalah Demi Kebenaran dan Keadilan.
Harian ini didirikan Mohammad Said dan Ani Idrus. Pemimpin Redaksi saat ini Prabudi Said. Waspada menempati kantor yang berada di Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso Nomor 1, Aur, Medan Maimun, Medan.
Sejarah
Waspada sebuah surat kabar harian pertama kali yang terbit di Medan sejak pada 11 Januari 1947, maka dari itu tanggal 9 Mei dijadikan hari lahir Waspada.
Mohammad Said dan Ani Idrus mendirikan Surat Kabar Harian WASPADA dengan motto Demi Kebenaran dan Keadilan bertekad bulat mengangkat bendera Republiken. Koran daerah ini dengan sikap tegas menyatakan diri sebagai bagian dari pendukung Kemerdekaan RI. Slogan pro pejuang itu bukan basa-basi, tapi ditunjukkan lewat artikel dan pemberitaan yang tegas dan tajam menghantam Belanda yang terus berupaya menancapkan pengaruh dan cengkeramannya menduduki Medan dan sekitarnya demi menguasai lahan-lahan perkebunan, seperti areal tembakau Deli dan komoditas pangan maupun rempah-rempah.
Asal kata "Waspada"
Nama WASPADA memiliki kisah sejarah tersendiri. Masa itu, kondisi masyarakat diliputi ketakutan dan kegelisahan, panik luar biasa, sehingga sebagian besar warga Kota Medan bersikap waspada serta mengungsi ke luar kota, sejalan sengitnya peperangan dan berpindahnya kantor-kantor Pemerintahan Republik di bawah pimpinan Gubernur Tengku M. Hassan ke Pematang Siantar, lebih kurang 120 km dari Medan. Satu poin lagi yang memantapkan hati Mohammad Said memberi nama korannya WASPADA adalah terkait lemahnya delegasi pemerintahan Indonesia masa itu dalam perundingan dengan petinggi Belanda. Setiap hari para pejuang bersama rakyat menghadang pasukan Belanda, khususnya konvoi menuju Pelabuhan Belawan. Belanda dibuat kelabakan akibat tersendatnya pasokan logistik dan akhirnya mendesak dilakukan perjanjian dengan pemerintahan Republik Indonesia di Jakarta, dipimpin Menteri Pertahanan RI Amir Syarifuddin. Sayangnya, tim delegasi Republik Indonesia cenderung mengalah yang akhirnya sepakat untuk menyetujui perluasan wilayah kekuasaan Belanda dari gangguan pejuang tentara rakyat di Medan. Pemimpin kita kecolongan alias tidak ‘’WASPADA’’ terhadap strategi busuk Belanda yang mengakibatkan kerugian besar bagi para pejuang dan kedaulatan Republik Indonesia.
Waspada dari masa ke masa
Pertama kali terbit, Surat Kabar WASPADA dicetak 1000 eksemplar dan terjual habis walapun dengan format penerbitan yang hanya setengah halaman. Dalam perjalanannya, surat kabar WASPADA dibreidel berkali-kali karena melawan Belanda, pernah dilarang terbit sampai lima kali, bahkan sampai adanya buka paksa kantor dan percetakan WASPADA oleh militer Belanda.
Pada masa Orde Lama kehidupan surat kabar di Indonesia, termasuk WASPADA penuh dengan perjuangan, mengalami beberapa kali masa sulit, sehingga harus bekerja keras untuk bisa mandiri (terbit), termasuk sulitnya mendapatkan bahan baku kertas sehingga harus didatangkan dari luar negeri (Pulau Penang) dengan boat dengan cara menerobos blokade Belanda ke Pelabuhan Tanjung Balai.
Pada masa Orde Baru hampir semua surat kabar dan majalah (penerbitan) mengalami ancaman breidel lewat pencabutan SUIPP, tiba-tiba ditelepon pejabat militer (ABRI). Tidak ada kebebasan pers sehingga fungsi kontrol media tidak bisa dijalankan dengan efektif. Namun WASPADA tetap berupaya menjalankan kontrol sosial dengan penuh hati-hati.
Kini, WASPADA tercatat sebagai surat kabar tertua No 2 dalam sejarah pers Indonesia yang kontinu terbitnya (tanpa jeda), menembus usia 70 tahun-pada 11 Januari 2017.
Penghargaan
Atas dedikasinya, kedua pendiri WASPADA memperjuangkan Kemerdekaan RI, membangun negeri tercinta tanpa pamrih di daerah maupun nasional, pemerintah Indonesia menganugerahi penghargaan kepada Mohammad Said berupa: Penghargaan Satya Penegak Pers Pancasila dari PWI (1985), Peniti Emas dari Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat atas jasanya ikut mendirikan SPS di Solo pada tahun 1946 dan membantu pembentukan SPS Cabang Sumut, Sedangkan Hj. Ani Idrus-tokoh pers empat zaman sejak zaman kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi dianugerahi Satya Lencana Penegak Pers Pancasila.
- FOX Movies (Ch.309)
- FOX Family Movies (Ch.331)
- FOX Action Movies (Ch.312)
- HBO (Ch.305)
- HBO Signature (Ch.308)
- HBO Hits (Ch.306)
- HBO Family (Ch.307)
- Cinemax (Ch.310)
- National Geographic (Ch.361)
- Nat Geo Wild (Ch.362)
- History (Ch.365)
- FOX (Ch.328)
- FOX Life (Ch.327)
- FOX Crime (Ch.329)
- Blue Ant Entertainment (Ch.335)
- Lifetime (Ch.359)
- AXN (Ch.332)
- Blue Ant Extreme (Ch.330)
- Nat Geo People (Ch.363)
- Asian Food Network (Ch.351)
- MTV Live HD (Ch.358)
- MTV Asia (Ch.356)
- CNN International (Ch.396)
- BBC World News (Ch.395)
- Bloomberg (Ch.397)
Slogan dan Motto
Slogan dan Motto | Digunakan sejak | Digunakan sampai dengan |
---|---|---|
Demi Kebenaran dan Keadilan | 11 Januari 1947 | sekarang |
Kantor Pusat
Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso Nomor 1, Aur, Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara 20151