Suku terasing di Indonesia: Perbedaan antara revisi
k ←Suntingan 110.138.149.129 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot Tag: Pengembalian |
AndiAfif FR (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Suku menggunakan HotCat |
||
Baris 46: | Baris 46: | ||
{{Uncategorized|date=September 2016}} |
{{Uncategorized|date=September 2016}} |
||
[[Kategori:Suku]] |
Revisi per 6 Maret 2021 13.24
artikel ini tidak memiliki pranala ke artikel lain. |
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada September 2016. |
Suku terasing di Indonesia adalah suku yang berada di daerah yang masih terisolasi dari dunia luar. Dalam konsep pemahaman secara harfiah bahwa suku terasing merupakan komunitas suku yang tinggal di pedalaman yang memiliki segalah keterbatasan.
Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya akan keragaman suku bangsanya, namun banyak suku pedalaman di Indonesia yang terisolasi dari dunia
luar
Daftar
Suku Kombai dan Korowai, Papua
Mungkin banyak dari anda yang belum pernah mendengar suku ini di Indonesia, karena suku ini baru ditemukan keberadaannya 30 tahun yang lalu. su
ku ini merupakan suku etnis yang tinggal dipedalaman hutan Papua, dan membangun rumah-rumah mereka di atas pohon. Kedua suku ini memiliki ritual budaya yang hampir sama salah satunya adalah masih menggunakan koteka sebagai pakaian mereka hingga kini, meskipun pada awal ditemukannya telah dikenalkan dengan pakaian. Selain sebagai suku pedalaman terasing di Indonesia kedua suku ini juga merupakan suku kanibal. Mereka akan memakan sesamanya sebagai bentuk hukuman atau digunakan sebagai sistem peradilan yang dianut oleh mereka
Suku Kajang
Sulawesi Selatan juga memiliki suku yang sangat beragam. Namun jika beberapa diantaranya sudah membuka diri dengan kehidupan luar beberapa suku lainnya pun masih hidup dengan batasan adat mereka sendiri. Salah satunya adalah suku kajang, suku yang terletak di Kabupaten Bulukumba ini boleh disebut sebagai suku terasing sekaligus ditakuti. Beberapa kalangan dari suku Kajang memang sudah semakin terbuka dengan kehidupan perkotaan namun suku ini juga punya sejumlah kelompok yang hidup terasing di tengah hutan. Suku yang identik dengan busana serba hitam ini juga dipercaya memiliki kekuatan magis yang sangat dahsyat. Hal tersebutlah yang membuatnya dikenal menakutkan bagi banyak kalangan di Sulawesi dan Indonesia.
Suku Badui, di Kab. Lebak Banten
Suku Badui atau suku Kanekes adalah masyarakat asli di daerah Banten. Meskipun tinggal di daerah yang cukup sentral di Indonesia, suku ini menjalani kehidupannya dengan mengasingkan diri dan tidak menerima modernisasi atau pembangunan yang berasal dari luar. Masyarakat Badui lebih memilih hidup mandiri di sekitar pegunungan kendeng dengan bermata pencaharian yang bersumber dari alam. Meski terisolir, masyarakat Badui hidup dengan penuh kerukunan dan tolong menolong.
Suku Samin, Jawa Tengah
Suku Samin merupakan suku pedalaman di Indonesia yang terasing dan terancam kepunahannya. Suku Samin tersebar didaerah Blora, Pati dan sebagian wilayah Bojonegoro. Suku samin atau yang juga disebut wong rikep ini memilih tinggal di tengah hutan di kawasan pegunungan kendeng, dan menjauhkan diri dari keramaian masyarakat. Mereka lebih memilih hidup mandiri bersahabat dengan alam tanpa mengeksploitasi secara berlebihan dan menolak penuh aturan pemerintah. Penolakan terhadap pemerintah pada suku ini bermula dari sikap pendahulunya Samin Surosinteko yang menentang keras sikap kapitalisme dan materialisme pemerintah Belanda.
Suku Sakai Riau
Suku Sakai adalah suku yang hidup di pedalaman hutan Riau dan merupakan masyarakat keturunan minangkabau. Suku ini menjadi salah satu suku pedalaman yang terasing di Indonesia karena kebiasaan mereka yang hidup berpindah-pindah menyusuri hutan dan tidak ada yang tahu berapa jumlah pasti dari masyarakat suku Sakai ini. suku Sakai memilih hutan yang asri sebagai tempat tinggal mereka dan bertahan hidup dengan bertani dan berladang. Namun dengan kebiasaan masyarakat yang hidup berpindah-pindah di hutan, dan seiring semakin berkurangnya kawasan hutan akibat alih fungsi lahan hutan membuat masyarakat suku sakai kesulitan mencari tempat tinggal dan kehilangan mata pencahariannya, membuat ruang gerak suku sakai di Indonesia ini semakin terbatas.
Suku Polahi, Gorontalo
Suku Polahi merupakan kelompok masyarakat nomaden atau berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan lainnya dan memilih menyusuri pedalaman hutan Bolihato, Gorontalo sebagai tempat tinggal. Karena tinggal di kedalaman hutan belantara yang jauh dari jangkauan dunia luar, suku polahi ini termasuk suku yang jauh tertinggal dan lebih primitive dibanding suku-suku lain di pedalaman hutan Indonesia. Saking terasingnya dari dunia luar, suku polahi ini belum mengenal pakaian, hari bahkan mereka tidak mengenal agama.
Suku Kubu, Jambi
Di pulau Sumatera, tepatnya di provinsi Jambi memang kini sudah menjadi kota yang berkembang. Namun masyarakat Jambi juga masih memiliki segelintir kalangan yang hidup kesukuan yang jauh di tengah hutan. Suku anak dalam atau yang juga dikenal dengan nama suku Kubu merupakan salah satu suku paling terasing di Indonesia. Suku ini pun masih hidup nomaden atau berpindah-pindah, bahkan sistem kepercayaan yang mereka anut pun masih sangat kuno. Disebutkan jika suku anak dalam masih menyembah dewa atau roh dari para leluhur.
Referensi
- ^ 5 Suku Pedalaman yang Terasing Di Indonesia http/egiempat.com. Diakses tanggal 18 Januari 2016
- ^ 4 Suku pedalaman Paling terasing di Indonesia http://kepoan.com Diakses tanggai 18 Januari 2016
Pranala
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. Tag ini diberikan pada September 2016. |