Lompat ke isi

Spodosol: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kaka dewi (bicara | kontrib)
parafrasa
Kaka dewi (bicara | kontrib)
Parafrasa
Baris 2: Baris 2:


== Penyebaran ==
== Penyebaran ==
Spodosol terbentuk di daerah beriklim dingin dan tropika basah dengan curah hujan tinggi. Tanah ini terbentuk pada tanah berdrainase baik maupun terhambat dengan fluktuasi muka air tanah dangkal. Tanah ini dijumpai di dataran pantai baik pada dataran pasir pantai maupun ''sand dune'', di daratan [[aluvial]] atau koluvial, tektonik atau ''[[dataran tinggi]]'' berpasir. Ciri Spodosol di dataran pantai dan dataran tinggi yakni relief datar hingga agak berombak, sedangkan yang terbentuk di ''sand dune'' bergelombang atau berbukit kecil. Spodosol hanya terbentuk di daerah beriklim basah dengan curah hujan melebihi evapotranspirasinya. Disebut juga dengan nama ”Ground Water Podzol” atau ”Podsols Air Tanah”. Penyebaran terbanyak Spodosol berada di dataran aluvial dan koluvial yang merupakan daerah peralihan antara dataran struktural/tektonik dari batu pasir kuarsa dengan dataran berawa/gambut
Spodosol terbentuk di wilayah beriklim dingin dan tropika basah dengan curah hujan tinggi. Tanah ini terbentuk pada daerah berdrainase baik atau terhambat dengan fluktuasi muka air tanah dangkal. Tanah ini dijumpai di dataran pantai (dataran pasir pantai maupun ''sand dune)'', di daratan [[aluvial]] atau koluvial, tektonik atau ''[[dataran tinggi]]'' berpasir. Ciri Spodosol di dataran pantai dan dataran tinggi yakni relief datar hingga agak berombak, sedangkan yang terbentuk di ''sand dune'' bergelombang atau berbukit kecil. Spodosol hanya terbentuk di daerah beriklim basah dengan curah hujan melebihi evapotranspirasinya. Disebut juga dengan nama ”Ground Water Podzol” atau ”Podsols Air Tanah”. Penyebaran terbanyak Spodosol berada di dataran aluvial dan koluvial yang merupakan daerah peralihan antara dataran struktural/tektonik dari batu pasir kuarsa dengan dataran berawa/gambut


== Karakteristik Morfologi ==
== Karakteristik Morfologi ==
Spodosol adalah tanah yang terbentuk dari bahan [[pasir]] atau [[Tanah liat|lempung]] kasar dan masam. Ciri Spodosol adalah memiliki empat horison utama, yaitu: horison organik (Horison A) dengan permukaan yang berwarna gelap yang dihasilkan dari deposisi ''litter'' hasil pelapukan oleh aktivitas mikroorganisme, horison eluvial (horison E albik) dengan warna pucat yang telah mengalami pencucian intensif sehingga miskin akan basa-basa dapat tukar, bahan organik, besi, dan aluminium, horison iluvial (horison B spodik) yang berwarna gelap kemerahan, kecoklatan, atau kehitaman karena kaya akan bahan amorf yang merupakan horison lapisan bawah yang terletak di bawah horison O, A, Ap, atau E, mengandung 85% atau lebih bahan spodik dengan ketebalan 2,5 cm atau lebih, dan horison C yang berpasir di bawahnya.
Spodosol terbentuk dari bahan [[pasir]] atau [[Tanah liat|lempung]] kasar dan masam. Spodosol memiliki empat horison utama, yaitu: horison organik (Horison A) dengan permukaan yang berwarna gelap yang dihasilkan dari deposisi ''litter'' hasil pelapukan oleh aktivitas mikroorganisme, horison eluvial (horison E albik) dengan warna pucat yang telah mengalami pencucian intensif sehingga miskin akan basa-basa dapat tukar, bahan organik, besi, dan aluminium, horison iluvial (horison B spodik) yang berwarna gelap kemerahan, kecoklatan, atau kehitaman karena kaya akan bahan amorf yang merupakan horison lapisan bawah yang terletak di bawah horison O, A, Ap, atau E, mengandung 85% atau lebih bahan spodik dengan ketebalan 2,5 cm atau lebih, dan horison C yang berpasir di bawahnya.


== Sifat Fisika dan Kimia Tanah ==
== Sifat Fisika dan Kimia Tanah ==
Sifat fisik Spodosol yang umum adalah tekstur yang kasar (pasir hingga pasir berlempung), struktur tanah butir tunggal/pasir kuarsa yang tidak menggumpal, kecuali pada horison B spodik yang tersementasi oleh bahan organik, besi, dan aluminium dengan konsistensi teguh hingga sangat teguh, serta kemampuan meretensi hara dan air rendah.
Sifat fisik Spodosol adalah tekstur yang kasar (pasir hingga pasir berlempung), struktur tanah butir tunggal/pasir kuarsa yang tidak menggumpal, kecuali pada horison B spodik yang tersementasi oleh bahan organik, besi, dan aluminium dengan konsistensi teguh hingga sangat teguh, serta kemampuan meretensi hara dan air rendah.


Sifat kimia dari tanah ini adalah reaksi tanah masam hingga sangat masam. Kandungan C-organik yang tinggi sampai sangat tinggi pada horison B spodik dan sebagian horison A, sedangkan pada horison E albik tergolong rendah sampai sangat rendah. Kandungan unsur hara P potensial dan K potensial yang relatf sangat rendah. Kandungan basa-basa dapat dipertukarkan (Ca, Mg, K, Na) tergolong sangat rendah. Spodosol memiliki aktivitas biologis yang rendah. Vegetasi berupa tumbuhan yang menyimpan serasah asam pembentuk mor.<ref>{{Cite web|title=Podzol Soils [Z]|url=https://soils.landcareresearch.co.nz/describing-soils/nzsc/soil-order/podzol-soils/|website=New Zealand Soils Portal|language=en-US|access-date=2021-04-22}}</ref>
Sifat kimia dari tanah ini adalah reaksi tanah masam hingga sangat masam. Kandungan C-organik yang tinggi sampai sangat tinggi pada horison B spodik dan sebagian horison A, sedangkan pada horison E albik tergolong rendah sampai sangat rendah. Kandungan unsur hara P potensial dan K potensial yang relatf sangat rendah. Kandungan basa-basa dapat dipertukarkan (Ca, Mg, K, Na) tergolong sangat rendah. Spodosol memiliki aktivitas biologis yang rendah. Vegetasi berupa tumbuhan yang menyimpan serasah asam pembentuk mor.<ref>{{Cite web|title=Podzol Soils [Z]|url=https://soils.landcareresearch.co.nz/describing-soils/nzsc/soil-order/podzol-soils/|website=New Zealand Soils Portal|language=en-US|access-date=2021-04-22}}</ref>
Baris 16: Baris 16:


== Klasifikasi Tanah ==
== Klasifikasi Tanah ==
Di [[Indonesia]], Spodosol dibedakan dalam tiga subordo yaitu Aquods yang memiliki rejim kelembapan tanah akuik, Humods yang berdrainase baik dengan kandungan C-organik pada horison spodiknya lebih dari atau sama dengan 6%, dan Orthods yang berdrainase baik dengan kandungan C-organik pada horison spodik kurang dari 6%. Spodosols yang mempunyai rejim suhu tanah cryik atau sangat dingin atau mengalami masa beku (Cryods dan Gelods), tidak dijumpai di Indonesia.<ref>{{Cite journal|last=Suharta dan Yatno|first=Nata dan Edi|date=Juli 2009|title=Characteristics of Spodosols, Limitation and Usage Potential|url=https://www.neliti.com/id/publications/133374/characteristics-of-spodosols-limitation-and-usage-potential|journal=Neliti|volume=3|issue=1|doi=http://dx.doi.org/10.21082/jsdl.v3n1.2009.%25p}}</ref>
Di [[Indonesia]], Spodosol dibedakan dalam tiga subordo yaitu Aquods yang memiliki rejim kelembapan tanah akuik, Humods yang berdrainase baik dengan kandungan C-organik pada horison spodiknya lebih dari atau sama dengan 6%, dan Orthods yang berdrainase baik dengan kandungan C-organik pada horison spodik kurang dari 6%. Spodosols yang mempunyai rejim suhu tanah cryik (sangat dingin) atau mengalami masa beku (Cryods dan Gelods), tidak dijumpai di Indonesia.<ref>{{Cite journal|last=Suharta dan Yatno|first=Nata dan Edi|date=Juli 2009|title=Characteristics of Spodosols, Limitation and Usage Potential|url=https://www.neliti.com/id/publications/133374/characteristics-of-spodosols-limitation-and-usage-potential|journal=Neliti|volume=3|issue=1|doi=http://dx.doi.org/10.21082/jsdl.v3n1.2009.%25p}}</ref>


== Kendala dan Potensi Penggunaan ==
== Kendala dan Potensi Penggunaan ==
Penggunaan Spodosol untuk lahan pertanian maupun hutan perlu mengenal dan mengetahui sifat fisik dan kimianya Salah satu sifat fisik yang cukup menonjol pada tanah ini adalah teksturnya yang kasar dengan struktur butir tunggal, dan sangat sedikit fraksi debu dan liat. Hal ini berpengaruh terhadap rendahnya kemampuan tanah meretensi air (rawan kekeringan) dan hara (hara mudah tercuci). Hal utama dalam meningkatkan kualitas tanah Spodosol adalah dengan memperbaiki daya meretensi air dan hara. Sifat fisik lainnya adalah memiliki kedalaman efektif yang dangkal disebabkan oleh adanya lapisan yang mengeras (pan). Pan tersebut dapat berupa fragipan, duripan, atau horison plakik dengan kedalaman bervariasi. Hal ini dapat mengganggu pergerakan akar tanaman sehingga dapat mengganggu pertumbuhannya. Penambahan hara dengan cara pemupukan termasuk salah satu langkah dalam memperbaiki kualitas Spodosol. Pemilihan jenis pupuk perlu disesuaikan dengan karakter Spodosol yang bertekstur kasar dengan daya meretensi hara rendah.
Spodosol perlu dikenal dan diketahui sifat fisik dan kimianya ketika digunakan untuk lahan pertanian maupun hutan. Sifat fisik yang cukup menonjol adalah teksturnya yang kasar dengan struktur butir tunggal, dan sangat sedikit fraksi debu dan liat. Hal ini berpengaruh terhadap rendahnya kemampuan tanah meretensi air (rawan kekeringan) dan hara (hara mudah tercuci). Hal utama dalam meningkatkan kualitas tanah Spodosol adalah dengan memperbaiki daya meretensi air dan hara. Sifat fisik lainnya adalah memiliki kedalaman efektif yang dangkal disebabkan oleh adanya lapisan yang mengeras (pan). Pan tersebut dapat berupa fragipan, duripan, atau horison plakik dengan kedalaman bervariasi. Hal ini dapat mengganggu pergerakan akar tanaman sehingga dapat mengganggu pertumbuhannya. Penambahan hara dengan cara pemupukan termasuk salah satu langkah dalam memperbaiki kualitas Spodosol. Pemilihan jenis pupuk perlu disesuaikan dengan karakter Spodosol yang bertekstur kasar dengan daya meretensi hara rendah.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 23 April 2021 16.13

Spodosol adalah tanah berprodukivitas rendah dengan tekstur kasar dan miskin unsur hara yang terbentuk dari bahan pasir atau lempung kasar dan masam. Tanah ini bercirikan adanya horison B spodik atau horison akumulasi dari bahan-bahan amorf organik dan aluminium, dengan atau tanpa besi. Tanah ini dapat dijumpai di daerah beriklim dingin atau tropika basah dengan curah hujan tinggi terutama di sekitar lembah Amazon, Afrika tengah bagian selatan, dan Asia Tenggara[1] Tanah ini berkemampuan rendah dalam meretensi hara dan air kaarena tekstur kasarnya. Lapisan padas (fragipan atau duripan) dapat mengganggu pertumbuhanakar tanaman. Sebagian besar Spodosol kurang sesuai untuk lahan pertanian karena keasamannya. Namun, Spodosol temasuk dari 30 kelompok tanah dalam sistem klasifikasi Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).[2]

Penyebaran

Spodosol terbentuk di wilayah beriklim dingin dan tropika basah dengan curah hujan tinggi. Tanah ini terbentuk pada daerah berdrainase baik atau terhambat dengan fluktuasi muka air tanah dangkal. Tanah ini dijumpai di dataran pantai (dataran pasir pantai maupun sand dune), di daratan aluvial atau koluvial, tektonik atau dataran tinggi berpasir. Ciri Spodosol di dataran pantai dan dataran tinggi yakni relief datar hingga agak berombak, sedangkan yang terbentuk di sand dune bergelombang atau berbukit kecil. Spodosol hanya terbentuk di daerah beriklim basah dengan curah hujan melebihi evapotranspirasinya. Disebut juga dengan nama ”Ground Water Podzol” atau ”Podsols Air Tanah”. Penyebaran terbanyak Spodosol berada di dataran aluvial dan koluvial yang merupakan daerah peralihan antara dataran struktural/tektonik dari batu pasir kuarsa dengan dataran berawa/gambut

Karakteristik Morfologi

Spodosol terbentuk dari bahan pasir atau lempung kasar dan masam. Spodosol memiliki empat horison utama, yaitu: horison organik (Horison A) dengan permukaan yang berwarna gelap yang dihasilkan dari deposisi litter hasil pelapukan oleh aktivitas mikroorganisme, horison eluvial (horison E albik) dengan warna pucat yang telah mengalami pencucian intensif sehingga miskin akan basa-basa dapat tukar, bahan organik, besi, dan aluminium, horison iluvial (horison B spodik) yang berwarna gelap kemerahan, kecoklatan, atau kehitaman karena kaya akan bahan amorf yang merupakan horison lapisan bawah yang terletak di bawah horison O, A, Ap, atau E, mengandung 85% atau lebih bahan spodik dengan ketebalan 2,5 cm atau lebih, dan horison C yang berpasir di bawahnya.

Sifat Fisika dan Kimia Tanah

Sifat fisik Spodosol adalah tekstur yang kasar (pasir hingga pasir berlempung), struktur tanah butir tunggal/pasir kuarsa yang tidak menggumpal, kecuali pada horison B spodik yang tersementasi oleh bahan organik, besi, dan aluminium dengan konsistensi teguh hingga sangat teguh, serta kemampuan meretensi hara dan air rendah.

Sifat kimia dari tanah ini adalah reaksi tanah masam hingga sangat masam. Kandungan C-organik yang tinggi sampai sangat tinggi pada horison B spodik dan sebagian horison A, sedangkan pada horison E albik tergolong rendah sampai sangat rendah. Kandungan unsur hara P potensial dan K potensial yang relatf sangat rendah. Kandungan basa-basa dapat dipertukarkan (Ca, Mg, K, Na) tergolong sangat rendah. Spodosol memiliki aktivitas biologis yang rendah. Vegetasi berupa tumbuhan yang menyimpan serasah asam pembentuk mor.[3]

Susunan Mineral

Susunan mineral pada Spodosol didominasi oleh kuarsa dan feldpars. Namun pada tiap horisonnya masih dijumpai adanya mineral phylosilikat seperti kaolint, illit, dan vermikulit dengan jumlah yang bervariasi tergantung bahan induk tanah dan atau tingkat perkembangan pelapukannya.

Klasifikasi Tanah

Di Indonesia, Spodosol dibedakan dalam tiga subordo yaitu Aquods yang memiliki rejim kelembapan tanah akuik, Humods yang berdrainase baik dengan kandungan C-organik pada horison spodiknya lebih dari atau sama dengan 6%, dan Orthods yang berdrainase baik dengan kandungan C-organik pada horison spodik kurang dari 6%. Spodosols yang mempunyai rejim suhu tanah cryik (sangat dingin) atau mengalami masa beku (Cryods dan Gelods), tidak dijumpai di Indonesia.[4]

Kendala dan Potensi Penggunaan

Spodosol perlu dikenal dan diketahui sifat fisik dan kimianya ketika digunakan untuk lahan pertanian maupun hutan. Sifat fisik yang cukup menonjol adalah teksturnya yang kasar dengan struktur butir tunggal, dan sangat sedikit fraksi debu dan liat. Hal ini berpengaruh terhadap rendahnya kemampuan tanah meretensi air (rawan kekeringan) dan hara (hara mudah tercuci). Hal utama dalam meningkatkan kualitas tanah Spodosol adalah dengan memperbaiki daya meretensi air dan hara. Sifat fisik lainnya adalah memiliki kedalaman efektif yang dangkal disebabkan oleh adanya lapisan yang mengeras (pan). Pan tersebut dapat berupa fragipan, duripan, atau horison plakik dengan kedalaman bervariasi. Hal ini dapat mengganggu pergerakan akar tanaman sehingga dapat mengganggu pertumbuhannya. Penambahan hara dengan cara pemupukan termasuk salah satu langkah dalam memperbaiki kualitas Spodosol. Pemilihan jenis pupuk perlu disesuaikan dengan karakter Spodosol yang bertekstur kasar dengan daya meretensi hara rendah.

Referensi

  1. ^ "Podzols | ISRIC". www.isric.org. Diakses tanggal 2021-04-22. 
  2. ^ "Podzol | FAO soil group". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-22. 
  3. ^ "Podzol Soils [Z]". New Zealand Soils Portal (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-22. 
  4. ^ Suharta dan Yatno, Nata dan Edi (Juli 2009). "Characteristics of Spodosols, Limitation and Usage Potential". Neliti. 3 (1). doi:http://dx.doi.org/10.21082/jsdl.v3n1.2009.%25p Periksa nilai |doi= (bantuan).