Lompat ke isi

The City: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k -inuse, sudah lebih dari 60 hari
Zuhrotun Ni'mah (bicara | kontrib)
menambah pranala dalam
Baris 22: Baris 22:
| followed_by =
| followed_by =
}}
}}
'''''The City''''' adalah [[buku]] karangan [[Max Weber]], seorang [[ekonom]] dan [[sosiolog]] [[Jerman]]. ''The City'' diterbitkan pada tahun 1921 dan pada 1924 dimasukan dalam buku yang lebih besar, [[Wirtschaft und Gesellschaft]]. Versi bahasa Inggrisnya dibuat pada 1958 dan beberapa edisi telah diterbitkan sejak saat itu. Edisi ''paperback'' diterbitkan di Glencoe, Illinois oleh Free Press pada 1986 dengan ISBN 0-02-934210-4.
'''''The City''''' adalah [[buku]] karangan [[Max Weber]], seorang [[ekonom]] dan [[sosiolog]] [[Jerman]]. ''The City'' diterbitkan pada tahun [[1921]] dan pada [[1924]] dimasukan dalam buku yang lebih besar, [[Wirtschaft und Gesellschaft]]. Versi bahasa Inggrisnya dibuat pada [[1958]] dan beberapa edisi telah diterbitkan sejak saat itu. Edisi ''paperback'' diterbitkan di [[Glencoe, Alabama|Glencoe]], Illinois oleh Free Press pada 1986 dengan ISBN 0-02-934210-4.


Besar kemungkinan bahwa Weber menysusun penelitiannya dari tahun 1911-1913, meskipun buku tersebut berisi bahan-bahan yang dia temukan sebelum waktu tersebut.
Besar kemungkinan bahwa Weber menysusun penelitiannya dari tahun [[1911|1911-]][[1913]], meskipun buku tersebut berisi bahan-bahan yang dia temukan sebelum waktu tersebut.


Buku tersebut berisi berbagai subyek, termasuk studi tentang [[agama]] (terutama [[Protestan]]), sejarah perkembangan [[demokrasi]] dalam [[Eropa Barat]].
Buku tersebut berisi berbagai subyek, termasuk studi tentang [[agama]] (terutama [[Protestan]]), sejarah perkembangan [[demokrasi]] dalam [[Eropa Barat]].
Baris 30: Baris 30:
Weber berpendapat bahwa perkembangan kota dalam [[budaya]] Eropa - (kota [[Oksidental]]) yang merupakan sebuah [[asosiasi]] yang mengatur dirinya sendiri dan memiliki pejabat sendiri - dipengaruhi oleh:
Weber berpendapat bahwa perkembangan kota dalam [[budaya]] Eropa - (kota [[Oksidental]]) yang merupakan sebuah [[asosiasi]] yang mengatur dirinya sendiri dan memiliki pejabat sendiri - dipengaruhi oleh:
* Agama [[Kristen]]
* Agama [[Kristen]]
* Posisi istimewa sebagai warga negara (berdasarkan kewajiban warga negara untuk ikut dalam militer)
* Posisi istimewa sebagai warga negara (berdasarkan kewajiban warga negara untuk ikut dalam [[militer]])
* Hilangnya sanksi agama, yang memicu terbentuknya komunitas urban yang bersatu.
* Hilangnya sanksi agama, yang memicu terbentuknya komunitas urban yang bersatu.
{{Buku-stub}}
{{Buku-stub}}
Baris 37: Baris 37:
[[Kategori:Buku sosiologi]]
[[Kategori:Buku sosiologi]]
[[Kategori:Buku oleh Max Weber]]
[[Kategori:Buku oleh Max Weber]]
[[Kategori:Buku politik]]
[[Kategori:Buku sejarah]]

Revisi per 26 April 2021 19.03

The City
Sampul buku The City
PengarangMax Weber
NegaraJerman
BahasaJerman
Tanggal terbit
1921
ISBNISBN 0-02-934210-4 (Edisi paperback Free Press 1986) Invalid ISBN

The City adalah buku karangan Max Weber, seorang ekonom dan sosiolog Jerman. The City diterbitkan pada tahun 1921 dan pada 1924 dimasukan dalam buku yang lebih besar, Wirtschaft und Gesellschaft. Versi bahasa Inggrisnya dibuat pada 1958 dan beberapa edisi telah diterbitkan sejak saat itu. Edisi paperback diterbitkan di Glencoe, Illinois oleh Free Press pada 1986 dengan ISBN 0-02-934210-4.

Besar kemungkinan bahwa Weber menysusun penelitiannya dari tahun 1911-1913, meskipun buku tersebut berisi bahan-bahan yang dia temukan sebelum waktu tersebut.

Buku tersebut berisi berbagai subyek, termasuk studi tentang agama (terutama Protestan), sejarah perkembangan demokrasi dalam Eropa Barat.

Weber berpendapat bahwa perkembangan kota dalam budaya Eropa - (kota Oksidental) yang merupakan sebuah asosiasi yang mengatur dirinya sendiri dan memiliki pejabat sendiri - dipengaruhi oleh:

  • Agama Kristen
  • Posisi istimewa sebagai warga negara (berdasarkan kewajiban warga negara untuk ikut dalam militer)
  • Hilangnya sanksi agama, yang memicu terbentuknya komunitas urban yang bersatu.