Lompat ke isi

Mushannaf: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Zuhrotun Ni'mah (bicara | kontrib)
menambah pranala dalam dan kategori
Baris 1: Baris 1:
{{Underlinked|date=Januari 2016}}
{{Underlinked|date=Januari 2016}}


'''Mushannaf''' adalah salah satu metode penyusunan yang digunakan pada sebuah kitab koleksi hadits.
'''Mushannaf''' adalah salah satu metode penyusunan yang digunakan pada sebuah kitab koleksi [[Hadis|hadits]].


== Karakteristik ==
== Karakteristik ==
Kitab koleksi hadits Mushannaf ditentukan pada cara penyusunan isi menurut topik kategori bab-bab fiqhi, yang di dalamnya terdapat hadits marfu, mauquf, dan maqtu<ref>M. Hasbi Ash shiddiqiy, Sejarah Pengantar Ilmu Hadis, (Cet.VIII;Semarang:pustakarizki putra,2001),h.194</ref>. Secara bahasa, Mushannaf adalah berasal dari kata kerja bahasa arab sannafa, yang berarti mengatur bab demi bab, sehingga secara harfiah adalah sesuatu yang diatur secara terpilah, meskipun makna demikian juga dapat berlaku untuk setiap karya tulis yang disusun, dan memang juga diterapkan pada jenis yang lain seperti kitab fiqh. Dalam penerapannya Mushannaf adalah metode paling umum yang diterapkan untuk sebuah kompilasi hadits, seperti pada [[Kutubus Sittah]]. Berbeda dengan kompilasi Musnad, di mana isinya diatur sesuai dari perawi hadits yang menyampaikan, yakni biasanya seorang sahabat nabi.
Kitab koleksi hadits Mushannaf ditentukan pada cara penyusunan isi menurut topik kategori bab-bab [[Fikih|fiqih]], yang di dalamnya terdapat hadits marfu, mauquf, dan maqtu<ref>M. Hasbi Ash shiddiqiy, Sejarah Pengantar Ilmu Hadis, (Cet.VIII;Semarang:pustakarizki putra,2001),h.194</ref>. Secara bahasa, Mushannaf adalah berasal dari kata kerja [[Bahasa Arab|bahasa arab]] ''sannafa'', yang berarti mengatur bab demi bab, sehingga secara harfiah adalah sesuatu yang diatur secara terpilah, meskipun makna demikian juga dapat berlaku untuk setiap karya tulis yang disusun, dan memang juga diterapkan pada jenis yang lain seperti kitab fiqh. Dalam penerapannya Mushannaf adalah metode paling umum yang diterapkan untuk sebuah kompilasi hadits, seperti pada [[Kutubus Sittah]]. Berbeda dengan kompilasi Musnad, di mana isinya diatur sesuai dari perawi hadits yang menyampaikan, yakni biasanya seorang [[Sahabat Nabi|sahabat nabi]].


== Penerapan ==
== Penerapan ==
Salah satu contoh kitab hadits yang menggunakan metode ini adalah kitab [[Muwatta Malik|Al-Muwatta]] karya Imam
Salah satu contoh kitab hadits yang menggunakan metode ini adalah kitab [[Muwatta Malik|Al-Muwatta]] karya Imam
Malik. Karena mushannaf adalah kitab hadits yang disusun berdasarkan kitab fiqih, sehingga Muwatta termasuk di dalamnya. Secara eksplisit tidak ada pernyataan yang tegas tentang metode yang dipakai oleh Imam Malik dalam menghimpun kitabnya, tetapi secara implicit dengan melihat paparan Imam Malik dalam kitabnya dapat diketahui bahwa metode yang ia gunakan adalah metode mushannaf atau muwatta<ref>Ahmad As-Syarbbasi, Sejarah Dan Biografi Empat Mazhab,(Jakarta:Bumi Aksara, 1992),h.104.</ref>
Malik. Karena mushannaf adalah kitab hadits yang disusun berdasarkan kitab fiqih, sehingga Muwatta termasuk di dalamnya. Secara eksplisit tidak ada pernyataan yang tegas tentang metode yang dipakai oleh Imam Malik dalam menghimpun kitabnya, tetapi secara implisit dengan melihat paparan Imam Malik dalam kitabnya dapat diketahui bahwa metode yang ia gunakan adalah metode mushannaf atau muwatta<ref>Ahmad As-Syarbbasi, Sejarah Dan Biografi Empat Mazhab,(Jakarta:Bumi Aksara, 1992),h.104.</ref>


== Rujukan ==
== Rujukan ==
Baris 20: Baris 20:


[[Kategori:Kitab hadis]]
[[Kategori:Kitab hadis]]
[[Kategori:Ilmu hadis]]
[[Kategori:Metode penulisan hadist]]

Revisi per 26 April 2021 19.33

Mushannaf adalah salah satu metode penyusunan yang digunakan pada sebuah kitab koleksi hadits.

Karakteristik

Kitab koleksi hadits Mushannaf ditentukan pada cara penyusunan isi menurut topik kategori bab-bab fiqih, yang di dalamnya terdapat hadits marfu, mauquf, dan maqtu[1]. Secara bahasa, Mushannaf adalah berasal dari kata kerja bahasa arab sannafa, yang berarti mengatur bab demi bab, sehingga secara harfiah adalah sesuatu yang diatur secara terpilah, meskipun makna demikian juga dapat berlaku untuk setiap karya tulis yang disusun, dan memang juga diterapkan pada jenis yang lain seperti kitab fiqh. Dalam penerapannya Mushannaf adalah metode paling umum yang diterapkan untuk sebuah kompilasi hadits, seperti pada Kutubus Sittah. Berbeda dengan kompilasi Musnad, di mana isinya diatur sesuai dari perawi hadits yang menyampaikan, yakni biasanya seorang sahabat nabi.

Penerapan

Salah satu contoh kitab hadits yang menggunakan metode ini adalah kitab Al-Muwatta karya Imam Malik. Karena mushannaf adalah kitab hadits yang disusun berdasarkan kitab fiqih, sehingga Muwatta termasuk di dalamnya. Secara eksplisit tidak ada pernyataan yang tegas tentang metode yang dipakai oleh Imam Malik dalam menghimpun kitabnya, tetapi secara implisit dengan melihat paparan Imam Malik dalam kitabnya dapat diketahui bahwa metode yang ia gunakan adalah metode mushannaf atau muwatta[2]

Rujukan

Catatan Kaki

  1. ^ M. Hasbi Ash shiddiqiy, Sejarah Pengantar Ilmu Hadis, (Cet.VIII;Semarang:pustakarizki putra,2001),h.194
  2. ^ Ahmad As-Syarbbasi, Sejarah Dan Biografi Empat Mazhab,(Jakarta:Bumi Aksara, 1992),h.104.

Bibliografi

  • Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis, (Cet. II; Bandung: Angkasa, 1991)
  • M. Hasbi Ash-Shiddiqiy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Cet.VIII ; Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001)