Mushannaf: Perbedaan antara revisi
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
menambah pranala dalam dan kategori |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Underlinked|date=Januari 2016}} |
{{Underlinked|date=Januari 2016}} |
||
'''Mushannaf''' adalah salah satu metode penyusunan yang digunakan pada sebuah kitab koleksi hadits. |
'''Mushannaf''' adalah salah satu metode penyusunan yang digunakan pada sebuah kitab koleksi [[Hadis|hadits]]. |
||
== Karakteristik == |
== Karakteristik == |
||
Kitab koleksi hadits Mushannaf ditentukan pada cara penyusunan isi menurut topik kategori bab-bab |
Kitab koleksi hadits Mushannaf ditentukan pada cara penyusunan isi menurut topik kategori bab-bab [[Fikih|fiqih]], yang di dalamnya terdapat hadits marfu, mauquf, dan maqtu<ref>M. Hasbi Ash shiddiqiy, Sejarah Pengantar Ilmu Hadis, (Cet.VIII;Semarang:pustakarizki putra,2001),h.194</ref>. Secara bahasa, Mushannaf adalah berasal dari kata kerja [[Bahasa Arab|bahasa arab]] ''sannafa'', yang berarti mengatur bab demi bab, sehingga secara harfiah adalah sesuatu yang diatur secara terpilah, meskipun makna demikian juga dapat berlaku untuk setiap karya tulis yang disusun, dan memang juga diterapkan pada jenis yang lain seperti kitab fiqh. Dalam penerapannya Mushannaf adalah metode paling umum yang diterapkan untuk sebuah kompilasi hadits, seperti pada [[Kutubus Sittah]]. Berbeda dengan kompilasi Musnad, di mana isinya diatur sesuai dari perawi hadits yang menyampaikan, yakni biasanya seorang [[Sahabat Nabi|sahabat nabi]]. |
||
== Penerapan == |
== Penerapan == |
||
Salah satu contoh kitab hadits yang menggunakan metode ini adalah kitab [[Muwatta Malik|Al-Muwatta]] karya Imam |
Salah satu contoh kitab hadits yang menggunakan metode ini adalah kitab [[Muwatta Malik|Al-Muwatta]] karya Imam |
||
Malik. Karena mushannaf adalah kitab hadits yang disusun berdasarkan kitab fiqih, sehingga Muwatta termasuk di dalamnya. Secara eksplisit tidak ada pernyataan yang tegas tentang metode yang dipakai oleh Imam Malik dalam menghimpun kitabnya, tetapi secara |
Malik. Karena mushannaf adalah kitab hadits yang disusun berdasarkan kitab fiqih, sehingga Muwatta termasuk di dalamnya. Secara eksplisit tidak ada pernyataan yang tegas tentang metode yang dipakai oleh Imam Malik dalam menghimpun kitabnya, tetapi secara implisit dengan melihat paparan Imam Malik dalam kitabnya dapat diketahui bahwa metode yang ia gunakan adalah metode mushannaf atau muwatta<ref>Ahmad As-Syarbbasi, Sejarah Dan Biografi Empat Mazhab,(Jakarta:Bumi Aksara, 1992),h.104.</ref> |
||
== Rujukan == |
== Rujukan == |
||
Baris 20: | Baris 20: | ||
[[Kategori:Kitab hadis]] |
[[Kategori:Kitab hadis]] |
||
[[Kategori:Ilmu hadis]] |
|||
[[Kategori:Metode penulisan hadist]] |
Revisi per 26 April 2021 19.33
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Mushannaf adalah salah satu metode penyusunan yang digunakan pada sebuah kitab koleksi hadits.
Karakteristik
Kitab koleksi hadits Mushannaf ditentukan pada cara penyusunan isi menurut topik kategori bab-bab fiqih, yang di dalamnya terdapat hadits marfu, mauquf, dan maqtu[1]. Secara bahasa, Mushannaf adalah berasal dari kata kerja bahasa arab sannafa, yang berarti mengatur bab demi bab, sehingga secara harfiah adalah sesuatu yang diatur secara terpilah, meskipun makna demikian juga dapat berlaku untuk setiap karya tulis yang disusun, dan memang juga diterapkan pada jenis yang lain seperti kitab fiqh. Dalam penerapannya Mushannaf adalah metode paling umum yang diterapkan untuk sebuah kompilasi hadits, seperti pada Kutubus Sittah. Berbeda dengan kompilasi Musnad, di mana isinya diatur sesuai dari perawi hadits yang menyampaikan, yakni biasanya seorang sahabat nabi.
Penerapan
Salah satu contoh kitab hadits yang menggunakan metode ini adalah kitab Al-Muwatta karya Imam Malik. Karena mushannaf adalah kitab hadits yang disusun berdasarkan kitab fiqih, sehingga Muwatta termasuk di dalamnya. Secara eksplisit tidak ada pernyataan yang tegas tentang metode yang dipakai oleh Imam Malik dalam menghimpun kitabnya, tetapi secara implisit dengan melihat paparan Imam Malik dalam kitabnya dapat diketahui bahwa metode yang ia gunakan adalah metode mushannaf atau muwatta[2]
Rujukan
Catatan Kaki
Bibliografi
- Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis, (Cet. II; Bandung: Angkasa, 1991)
- M. Hasbi Ash-Shiddiqiy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Cet.VIII ; Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001)