Hans Bague Jassin: Perbedaan antara revisi
→Pranala luar: kategori |
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 38: | Baris 38: | ||
=== Editorial === |
=== Editorial === |
||
Setelah sempat bekerja sukarela di kantor Asisten Residen Gorontalo selama beberapa waktu, ia menerima tawaran [[Sutan Takdir Alisjahbana]] untuk bekerja di badan penerbitan [[Balai Pustaka]] tahun [[1940]]. Setelah periode awal tersebut, H.B. Jassin menjadi redaktur dan kritikus sastra pada berbagai majalah budaya dan sastra di Indonesia; antara lain Pandji Poestaka, Mimbar Indonesia, Zenith, Sastra, Bahasa dan Budaya, Horison, dan lain-lain.<ref> |
Setelah sempat bekerja sukarela di kantor Asisten Residen Gorontalo selama beberapa waktu, ia menerima tawaran [[Sutan Takdir Alisjahbana]] untuk bekerja di badan penerbitan [[Balai Pustaka]] tahun [[1940]]. Setelah periode awal tersebut, H.B. Jassin menjadi redaktur dan kritikus sastra pada berbagai majalah budaya dan sastra di Indonesia; antara lain Pandji Poestaka, Mimbar Indonesia, Zenith, Sastra, Bahasa dan Budaya, Horison, dan lain-lain.<ref>{{Cite web |url=http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0304/07/khazanah/catatanbudaya.htm |title=Pikiran Rakyat |access-date=2007-07-16 |archive-date=2007-09-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070929121224/http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0304/07/khazanah/catatanbudaya.htm |dead-url=yes }}</ref> |
||
Bulan Januari [[1939]] Jassin kembali ke Gorontalo. Antara bulan Agustus dan Desember 1939 Jassin bekerja sebagai voluntair di Kantor Asisten Residen Gorontalo. Akhir Januari 1940 Jassin menuju Jakarta. Mulai Februari 1940 hingga 21 Juli 1947 dia bekerja di Balai Pustaka. Mula-mula dalam sidang pengarang redaksi buku (1940-42), kemudian menjadi redaktur Panji Pustaka (1942-45), dan wakil pemimpin redaksi Panca Raya (1945-21 Juli 1947). Setelah Panca Raya tidak terbit lagi, Jassin menjadi redaktur Zenith dalam Mimbar Indonesia (1951-54), Bahasa dan Budaya (1952-63), Kisah (1953-56), Seni (1955), Sastra (1961-64 dan 1967-69), Horison (sejak 1966),<ref>Sumardjo, J.. (1992). ''Lintasan Sastra Indonesia Modern 1''. Bandung: Citra Aditya Bakti. ISBN 979414610 hlm. 169</ref> Bahasa dan Sastra (1975). |
Bulan Januari [[1939]] Jassin kembali ke Gorontalo. Antara bulan Agustus dan Desember 1939 Jassin bekerja sebagai voluntair di Kantor Asisten Residen Gorontalo. Akhir Januari 1940 Jassin menuju Jakarta. Mulai Februari 1940 hingga 21 Juli 1947 dia bekerja di Balai Pustaka. Mula-mula dalam sidang pengarang redaksi buku (1940-42), kemudian menjadi redaktur Panji Pustaka (1942-45), dan wakil pemimpin redaksi Panca Raya (1945-21 Juli 1947). Setelah Panca Raya tidak terbit lagi, Jassin menjadi redaktur Zenith dalam Mimbar Indonesia (1951-54), Bahasa dan Budaya (1952-63), Kisah (1953-56), Seni (1955), Sastra (1961-64 dan 1967-69), Horison (sejak 1966),<ref>Sumardjo, J.. (1992). ''Lintasan Sastra Indonesia Modern 1''. Bandung: Citra Aditya Bakti. ISBN 979414610 hlm. 169</ref> Bahasa dan Sastra (1975). |
||
Baris 171: | Baris 171: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0304/07/khazanah/catatanbudaya.htm H.B. Jassin dan Ingatan Bangsa], [[Pikiran Rakyat]], [[7 Maret]] [[2004]] |
* [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0304/07/khazanah/catatanbudaya.htm H.B. Jassin dan Ingatan Bangsa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929121224/http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0304/07/khazanah/catatanbudaya.htm |date=2007-09-29 }}, [[Pikiran Rakyat]], [[7 Maret]] [[2004]] |
||
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/h/hb-jassin/index.shtml HB Jassin, Paus Sastra Indonesia], |
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/h/hb-jassin/index.shtml HB Jassin, Paus Sastra Indonesia], |
||
* [http://www.tokohindonesia.com/index.shtml/ Ensiklopedi Tokoh Indonesia], [[13 Juli]] [[2007]] |
* [http://www.tokohindonesia.com/index.shtml/ Ensiklopedi Tokoh Indonesia], [[13 Juli]] [[2007]] |
Revisi per 3 Mei 2021 12.17
H.B. Jassin | |
---|---|
Lahir | Hans Bague Jassin 31 Juli 1917 Gorontalo, Hindia Belanda |
Meninggal | 11 Maret 2000 Jakarta, Indonesia | (umur 82)
Pekerjaan | pengarang, penyunting, kritikus sastra |
Kebangsaan | Indonesia |
Pendidikan | Universitas Indonesia, Universitas Yale |
Genre | kritik sastra |
Tema | sastra Indonesia |
Hans Bague Jassin, atau lebih sering disingkat menjadi H.B. Jassin (31 Juli 1917 – 11 Maret 2000) adalah seorang pengarang, penyunting, dan kritikus sastra berkebangsaan Indonesia. Tulisan-tulisannya digunakan sebagai sumber referensi bagi pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kalangan sekolah dan perguruan tinggi dengan menggolongkan angkatan sastra.[1][2]. Dia mendirikan Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin yang kemudian mendapat bantuan gedung dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta di Taman Ismail Marzuki. Karena kiprahnya di bidang kritik dan dokumentasi sastra, dia dijuluki Paus Sastra Indonesia.
Latar Belakang
H.B. Jassin dilahirkan tanggal 31 Juli 1917 di Gorontalo, Sulawesi Utara, dari keluarga yang menjunjung tinggi nilai nilai Islam. Ayahnya bernama Bague Mantu Jassin, seorang kerani Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), dan ibunya bernama Habiba Jau. Setelah menamatkan Gouverments HIS Gorontalo pada tahun 1932, Jassin melanjutkan ke HBS-B 5 tahun di Medan, dan tamat akhir 1938. Tanggal 15 Agustus 1957, Jassin meraih gelar kesarjanaannya di Fakultas Sastra UI, dan kemudian memperdalam pengetahuan mengenai ilmu perbandingan sastra Universitas Yale, Amerika Serikat (1958-59).
Karier
Editorial
Setelah sempat bekerja sukarela di kantor Asisten Residen Gorontalo selama beberapa waktu, ia menerima tawaran Sutan Takdir Alisjahbana untuk bekerja di badan penerbitan Balai Pustaka tahun 1940. Setelah periode awal tersebut, H.B. Jassin menjadi redaktur dan kritikus sastra pada berbagai majalah budaya dan sastra di Indonesia; antara lain Pandji Poestaka, Mimbar Indonesia, Zenith, Sastra, Bahasa dan Budaya, Horison, dan lain-lain.[3]
Bulan Januari 1939 Jassin kembali ke Gorontalo. Antara bulan Agustus dan Desember 1939 Jassin bekerja sebagai voluntair di Kantor Asisten Residen Gorontalo. Akhir Januari 1940 Jassin menuju Jakarta. Mulai Februari 1940 hingga 21 Juli 1947 dia bekerja di Balai Pustaka. Mula-mula dalam sidang pengarang redaksi buku (1940-42), kemudian menjadi redaktur Panji Pustaka (1942-45), dan wakil pemimpin redaksi Panca Raya (1945-21 Juli 1947). Setelah Panca Raya tidak terbit lagi, Jassin menjadi redaktur Zenith dalam Mimbar Indonesia (1951-54), Bahasa dan Budaya (1952-63), Kisah (1953-56), Seni (1955), Sastra (1961-64 dan 1967-69), Horison (sejak 1966),[4] Bahasa dan Sastra (1975).
Karena pemuatan cerpen Kipanjikusmin “Langit Makin Mendung” di Majalah Sastra (Agustus 1968) yang dipimpinnya, Jassin diajukan ke pengadilan. Karena menolak mengungkapkan nama asli pengarang cerpen yang isinya dianggap "menghina Tuhan" tersebut, H.B. Jassin dijatuhi hukuman dilarang menerbitkan sesuatu yang berbau sastra selama satu tahun.[5] Tanggal 28 Oktober 1970, ia dijatuhi hukuman bersyarat satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun.
Mengajar
Sejak Agustus 1953 Jassin menjadi dosen luar biasa untuk mata kuliah Kesusastraan Indonesia Modern pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Setelah beberapa tahun sebelumnya pergi ke Amerika untuk kuliah, sejak Januari 1961, Jassin kembali menjadi dosen luar biasa pada Fakultas Sastra UI, tetapi tidak lagi diberi tugas mengajar, melainkan hanya membimbing para mahasiswa yang membuat skripsi, antara lain Boen S. Oemarjati, M. Saleh Saad, M.S. Hutagalung, J.U. Nasution, Bahrum Rangkuti, dan lain-lain. Setelah sempat dipecat karena keterlibatannya dalam Manifes Kebudayaan, sejak April 1973 kembali menjadi Lektor Tetap di Fakultas Sastra UI untuk mata kuliah Sejarah Kesusastraan Indonesia Modern dan Ilmu Perbandingan Kesusastraan.
Bidang Lainnya
Di samping mengajar dan mengikuti kuliah, sejak Juli 1954 hingga Maret 1973, Jassin adalah pegawai Lembaga Bahasa dan Budaya, yang sekarang dikenal dengan nama: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tanggal 24 Agustus 1970 Gubernur DKI waktu itu, Ali Sadikin, mengangkat Jassin sebagai anggota Akademi Jakarta yang diketuai Sutan Takdir Alisjahbana. Keanggotaan ini berlaku seumur hidup.
Bulan April-Juni 1972 Jassin mendapat Cultural Visit Award dari Pemerintah Australia. Selama delapan minggu Jassin mengunjungi pusat-pusat pengajaran bahasa dan sastra Indonesia/Malaysia di Australia.
Sejak 28 Juni 1976 Jassin menjadi Ketua Yayasan Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. Yayasan ini mengelola Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin yang terletak di Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat.
Beasiswa Amerika
Sebelum berangkat ke Amerika Serikat, Jassin pernah berencana untuk menulis disertasi mengenai Pujangga Baru: timbulnya, pertumbuhannya, bubarnya, lengkap dan latar belakangnya. Promotornya pun sudah ada, yakni Prof. Dr. Prijono. Akan tetapi, sepulang dari Amerika Serikat, Jassin tidak pernah lagi berbicara mengenai rencana itu.
H.B. Jassin adalah salah satu dari 16 pegawai negeri yang ditugaskan untuk belajar di Amerika. Beasiswa itu berasal dari Pemerintah Amerika melalui Kementerian PP&K. Surat tugasnya adalah Surat Keputusan Perdana Menteri RI tanggal 17 Juli 1958, No.303/P.M./1958. Dia berangkat dari Jakarta tanggal 21 Juli 1958 dan tiba kembali di Jakarta tanggal 21 Juli 1959.[6]
Enam minggu pertama di sana dia mengikuti Orientation Course di Universitas Indiana, Bloomington. Sejak September 1958 sampai Mei 1959 dia mengikuti perkuliahan di jurusan Comparative Literature di Universitas Yale, New Heaven, Connecticut. Di sana dia mengambil empat mata kuliah: mata kuliah Contemporary Criticism in England, The United States, and The European Continent dan Tolstoy in his European Setting yang diampu Profesor Rene Wellek, ketua jurusan Comparative Literature; Twentieth Century yang diampu Profesor Brooks; dan Theories of Poetry yang diampu Profesor Wimsat.[7]
Jassin sempat menghadiri kongres Comparative Literature Association pada 8-12 September 1958 di Chapel Hill, North Carolina. Dia menghadiri kongres itu atas undangan Profesor Horts Frencz.[8]
Berdasarkan anjuran Menteri PP&K, setelah kuliah di Amerika, Jassin direncanakan untuk mengunjungi Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok. Tapi, rencana itu tidak terlaksana.[9]
Penulisan
Cerpen dan Puisi
Sebelum sepenuhnya berkiprah di bidang kritik sastra, H.B. Jassin sempat menulis cerpen dan puisi. Pada zaman kolonial karya-karyanya dimuat di Volksalmanak, Pandji Poestaka, dan Poedjangga Baroe. Pada zaman pendudukan Jepang karya-karyanya dimuat di Djawa Baroe. Setelah kemerdekaan, karya-karyanya dimuat di Merdeka dan Pantja Raja. Menurut Sapardi Djoko Damono, setelah pertengahan 1940-an, Jassin tampaknya tidak berminat lagi pada penulisan cerpen dan puisi.[10]
Kritik Sastra
Kritik sastra yang dikembangkan H.B. Jassin umumnya bersifat edukatif dan apresiatif, serta lebih mementingkan kepekaan dan perasaan daripada teori ilmiah sastra. Pada awal periode 1970-an, beberapa sastrawan beranggapan bahwa kritik sastra H.B. Jassin bergaya konvensional, sedangkan pada saat itu telah mulai bermunculan para sastrawan yang mengedepankan gaya eksperimental dalam karya-karya mereka.[11]Kesalahan pengutipan: Tag <ref>
harus ditutup oleh </ref>
Pada tahun 1956, ia membela Chairil Anwar yang dituduh sebagai plagiat, melalui bukunya yang terkenal berjudul Chairil Anwar Penyair Angkatan 45.
Karena pengaruhnya dalam sastra Indonesia, pada tahun 1965, dalam suatu simposium sastra, H.B. Jassin dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia oleh Gayus Siagian.[12]
Terjemahan
Selain menulis kritik sastra, Jassin juga banyak menerjemahkan. Salah satu karya terjemahannya menuai kontroversi, yakni terjemahan Al Quran.
Karya
Kritik Sastra
Tifa Penyair dan Daerahnya (1952)
Kesusasteraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei I-IV (1954, 1967; edisi baru, 1985)
Kisah: Sorotan Cerita Pendek (1961)
Sastra Indonesia sebagai Warga Sastra Dunia (1983)
Pengarang Indonesia dan Dunianya (1983)
Sastra Indonesia dan Perjuangan Bangsa (1993)
Koran dan Sastra Indonesia (1994)
sebagai Editor
Gema Tanah Air (1948)
Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang (1948)
Amir Hamzah Raja Penyair Pujangga Baru (1962)
Pujangga Baru: Prosa dan Puisi (1963)
Angkatan 66: Prosa dan Puisi (1968)
Heboh Sastra 1968 (1970)
Polemik: Suatu Pembahasan Sastra dan Kebebasan Mencipta Berhadapan dengan Undang-Undang dan Agama (1972)
Terjemahan
Chusingura karya Sakae Shioya (terjemahan bersama Karim Halim) (1945)
Renungan Indonesia karya Sjahrazad (1947)
Terbang Malam karya A. de St. Exupery (1949)
Api Islam karya Syed Ameer Ali (1966)
Cerita Panji dalam Perbandingan karya Poerbatjaraka (terjemahan bersama Zuber Usman) (1968)
Max Havelaar karya Multatuli (1972)
Cis karya Vincent Mahieu (1976)
Cuk karya Vincent Mahieu (1976)
Pemberontakan Gudalajara karya J. Slauerhoff (1976)
Al Qur'anul'-karim - Bacaan Mulia (1978)
Teriakan Kakatua Putih: Pemberontakan Patimura di Maluku karya Joohan Fabricius (1980)
Berita Besar (1984)
Percakapan Erasmus karya Desiderius Erasmus (1985)
Multatuli yang Penuh Teka-Teki karya Willem Frederik Hermans (1988)
Karya Lainnya
Surat-Surat 1943-1983, kumpulan surat (1984)
Darah Laut: Kumpulan Cerpen dan Puisi (1997)
Omong-Omong H.B. Jassin (Perjalanan ke Amerika 1958-1959), otobiografi (1997)
Penghargaan
Atas jasa-jasanya di bidang kebudayaan, Jassin menerima Satyalencana Kebudayaan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 20 Mei 1969.
Tanggal 26 Januari 1973 Jassin menerima Hadiah Martinus Nijhoff dari Prins Bernhard Fonds di Den Haag, Belanda. Hadiah ini diberikan untuk jasa Jassin menerjemahkan karya Multatuli, Max Havelaar (Jakarta: Djambatan 1972).
Untuk menghormati jasanya di bidang sastra Indonesia, tanggal 14 Juni 1975 Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa kepada Jassin.
Atas jasa-jasanya di bidang kesenian dan kesusastraan, Jassin menerima Hadiah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1983.
Pada tahun 1987 dia mendapatkan hadiah Magsaysay dari Yayasan Magsaysay, Filipina.
Pada tahun 1994 dia dianugerahi Bintang Mahaputera Nararaya oleh Pemerintah RI.[13]
Wafat
H.B. Jassin meninggal dunia pada hari Sabtu, 11 Maret 2000 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dalam usia 83 tahun. Ia meninggalkan empat anaknya yaitu Hannibal Jassin, Mastinah Jassin, Julius Firdaus Jassin, Helena Magdalena Jassin 10 orang cucu dan 1 orang cicit. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta.
Referensi
- ^ Tokoh Indonesia
- ^ Sastranesia, diakses 1 Feb 2015
- ^ "Pikiran Rakyat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-29. Diakses tanggal 2007-07-16.
- ^ Sumardjo, J.. (1992). Lintasan Sastra Indonesia Modern 1. Bandung: Citra Aditya Bakti. ISBN 979414610 hlm. 169
- ^ Merdeka: Profile H.B. Jassin, diakses 1 Feb 2015
- ^ Jassin, H.B.. (1997). Omong-Omong H.B. Jassin (Perjalanan ke Amerika 1958-1959). Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 9796660504 hlm. vii
- ^ Jassin, H.B.. (1997). Omong-Omong H.B. Jassin (Perjalanan ke Amerika 1958-1959). Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 9796660504 hlm. viii
- ^ Jassin, H.B.. (1997). Omong-Omong H.B. Jassin (Perjalanan ke Amerika 1958-1959). Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 9796660504 hlm. ix
- ^ Jassin, H.B.. (1997). Omong-Omong H.B. Jassin (Perjalanan ke Amerika 1958-1959). Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 9796660504 hlm. ix
- ^ Jassin, H.B.. (2004). Darah Laut (cetakan keempat). Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 9789796660482 hlm. VI
- ^ Aswi Warman Adam, Lekra dan Kejahatan Berbasis Kebencian, (Tempo hal A11, 4 Jan 2009)
- ^ Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 287
- ^ Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 287