Optimisme: Perbedaan antara revisi
k Perubahan kosmetik tanda baca |
Rescuing 10 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 15: | Baris 15: | ||
Untuk mengetahui optimis tidaknya seseorang, dapat diketahui cara berpikir dia terhadap penyebab terjadinya suatu peristiwa.<ref name="Universitas Islam Indonesia">{{cite web |
Untuk mengetahui optimis tidaknya seseorang, dapat diketahui cara berpikir dia terhadap penyebab terjadinya suatu peristiwa.<ref name="Universitas Islam Indonesia">{{cite web |
||
| title = Tinjauan Pustaka Optimisme |
| title = Tinjauan Pustaka Optimisme |
||
| work = |
| work = |
||
| publisher = Universitas Islam Indonesia |
| publisher = Universitas Islam Indonesia |
||
| date = |
| date = |
||
| url= http://arsip.uii.ac.id/files//2012/08/05.2-bab-29.pdf |
| url = http://arsip.uii.ac.id/files//2012/08/05.2-bab-29.pdf |
||
| format = [[pdf]] |
| format = [[pdf]] |
||
| doi = |
| doi = |
||
| accessdate = 2014-06-24 |
| accessdate = 2014-06-24 |
||
| archive-date = 2013-12-28 |
|||
⚫ | |||
| archive-url = https://web.archive.org/web/20131228062403/http://arsip.uii.ac.id/files/2012/08/05.2-bab-29.pdf |
|||
| dead-url = yes |
|||
⚫ | |||
| title = Tinjauan Pustaka Optimisme |
| title = Tinjauan Pustaka Optimisme |
||
| work = |
| work = |
Revisi per 16 Mei 2021 15.02
Optimisme adalah paham keyakinan atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan dan sikap selalu mempunyai harapan baik di segala hal.[1]
Aspek-aspek Optimisme
Untuk mengetahui optimis tidaknya seseorang, dapat diketahui cara berpikir dia terhadap penyebab terjadinya suatu peristiwa.[2] Seligman menamakan cara atau gaya yang menjadi kebiasaan individu dalam menjelaskan kepada diri sendiri mengapa suatu peristiwa terjadi sebagai gaya penjelasan (explanatory style).[2] Gaya penjelasan yang dipakai merupakan indikator optimis atau pesimisnya seseorang.[2] Gaya penjelasan tersebut lebih dari sekadar apa yang dikatakan seseorang ketika menemui kegagalan melainkan juga merupakan kebiasaan berpikir yang dipelajari sejak masa kanak-kanak dan masa remaja menurut Darmaji.[2] Dasar dari gaya penjelasan tersebut terbentuk melalui cara pandang- terhadap diri dan lingkungannya apakah dirinya merasa berharga dan layak atau tidak.[2] Menurut Seligman (1991), gaya penjelasan seseorang terdiri dari tiga aspek yaitu:[2]
- Permanensi, merupakan gaya penjelasan masalah yang berkaitan dengan waktu, yaitu temporer dan permanen.[2] Orang yang pesimis akan menjelaskan kegagalan atau kejadian yang menekan dengan cara menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan dengan kata-kata "selalu", dan "tidak pernah", sebaliknya orang yang optimis akan melihat peristiwa yang tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang terjadi secara temporer, yang terjadi dengan kata-kata "kadang-kadang", dan melihat sesuatu yang menyenangkan sebagai sesuatu yang permanen atau tetap.[2]
- Pervasivitas, adalah gaya penjelasan yang berkaitan dengan dimensi ruang lingkup, dibedakan menjadi spesifik dan universal, orang yang pesimis akan mengungkap pola pikir dalam menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan dengan cara universal.[2]
- Personalisasi, yaitu gaya penjelasan yang berkaitan dengan sumber penyebab, intenal dan eksternal.[2]
Referensi
- ^ "Definisi 'optimisme'". artikata.com. Diakses tanggal 2014-06-24.
- ^ a b c d e f g h i j "Tinjauan Pustaka Optimisme" (PDF). Universitas Islam Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (pdf) tanggal 2013-12-28. Diakses tanggal 2014-06-24. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Universitas Islam Indonesia" didefinisikan berulang dengan isi berbeda