Lompat ke isi

Pelabuhan Singapura: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 21: Baris 21:
* Derek dermaga: 190
* Derek dermaga: 190
* Kapasitas rancangan: 35,000 kTEU
* Kapasitas rancangan: 35,000 kTEU
PSA Singapura memiliki 13 tempat berlabuh yang merupakan bagian dari Terminal Peti Kemas Pasir Panjang Tahap Kedua yang dijadwalkan selesai pada tahun 2009. Tahap Tiga dan Empat akan menambah 16 tempat berlabuh dan diharapkan selesai pada tahun 2013.<ref>{{Cite news|url=http://news.asiaone.com/News/AsiaOne%2BNews/Singapore/Story/A1Story20071221-42052.html|title=S'pore to spend $2b on port expansion|date=21 December 2007|publisher=AsiaOne News}}</ref>
PSA Singapura memiliki 13 tempat berlabuh yang merupakan bagian dari Terminal Peti Kemas Pasir Panjang Tahap Kedua yang dijadwalkan selesai pada tahun 2009. Tahap Tiga dan Empat akan menambah 16 tempat berlabuh dan diharapkan selesai pada tahun 2013.<ref>{{Cite news|url=http://news.asiaone.com/News/AsiaOne%2BNews/Singapore/Story/A1Story20071221-42052.html|title=S'pore to spend $2b on port expansion|date=21 December 2007|publisher=AsiaOne News|access-date=2016-11-01|archive-date=2011-09-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20110929164126/http://news.asiaone.com/News/AsiaOne+News/Singapore/Story/A1Story20071221-42052.html|dead-url=yes}}</ref>


Pelabuhan Jurong memiliki fasilitas sebagai berikut:
Pelabuhan Jurong memiliki fasilitas sebagai berikut:

Revisi per 17 Mei 2021 18.04

Pelabuhan Singapura

Pelabuhan Singapura (bahasa Inggris: Port of Singapore, bahasa Melayu: Pelabuhan Singapura, bahasa Tamil: துறைமுகம்) mengacu pada kumpulan fasilitas dan terminal yang melakukan fungsi penanganan perdagangan maritim di pelabuhan dan yang menangani perkapalan Singapura. Saat ini, pelabuhan ini adalah pelabuhan tersibuk kedua di dunia berdasarkan jumlah tonase pengiriman, juga melakukan seperlima[1] transfer peti kemas antar-kapal dunia, setengah dari pasokan tahunan minyak mentah dunia, dan merupakan yang tersibuk di dunia pelabuhan dalam hal pemunggahan (transshipment). Pelabuhan ini juga tersibuk dalam hal total tonase kargo yang ditangani sampai dengan tahun 2005, ketika dikalahkan oleh the Pelabuhan Shanghai. Ribuan kapal menurunkan jangkar di pelabuhan ini, yang menghubungkan pelabuhan ke lebih dari 600 pelabuhan lain di 123 negara dan tersebar di enam benua.

Pelabuhan Singapura tidak hanya menguntungkan secara ekonomis, tetapi merupakan kebutuhan ekonomi karena Singapura tidak mencukupi dalam hal sumber daya tanah dan alam. Pelabuhan ini penting untuk mengimpor sumber daya alam, dan kemudian diekspor setelah produknya telah diproses dengan beberapa cara, misalnya fabrikasi wafer atau pengilangan minyak untuk menghasilkan pendapatan. Dalam industri jasa pelabuhan ini juga menyediakan jasa perhotelan dan mengisi kembali persediaan makanan dan air pada kapal. Kapal-kapal yang lewat di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik biasanya melewati Selat Singapura karena Selat Johor di utara negara itu tidak dapat dilalui kapal karena adanya Jalan Penghubung Johor-Singapura yang dibangun pada tahun 1923, menghubungkan kota Woodlands, Singapora ke Johor Bahru di Malaysia.

Terminal Peti Kemas Pasir Panjang terletak di sebelah kiri dan Pelabuhan Jurong Port di latar belakang panorama dari bagian barat Singapura, menunjukkan bagian selatan dari Queenstown, dan Clementi dan Jurong.
Pelabuhan Singapura dengan pulau Sentosa di latar belakang.

Operasi

M. T. Torben Spirit berjangkar di Singapura – difoto pada tanggal 6 September 2005.

Pelabuhan ini adalah pelabuhan tersibuk di dunia dalam hal tonase pengiriman yang ditangani, dengan 1,15 miliar tonase kotor (GT) yang ditangani pada tahun 2005. Dalam hal tonase kargo, Singapura berada di belakang Shanghai dengan 423 juta ton yang ditangani. Pelabuhan mempertahankan posisinya sebagai hub tersibuk di dunia dalam hal lalu lintas pemunggahan pada tahun 2005, dan juga hub pengisian bahan bakar kapal terbesar di dunia, dengan 25 juta ton dijual pada tahun yang sama.[2]

Singapura menduduki peringkat pertama secara global pada tahun 2005 dalam hal lalu lintas peti kemas, dengan 23,2 juta TEU ditangani. Pertumbuhan yang tinggi dalam lalu lintas peti kemas telah menyalip pelabuhan Hong Kong sejak kuartal pertama tahun 2005,[3] dan telah memimpin kompetisi sejak saat itu, dengan perkiraan 19.335 TEU ditangani hingga Oktober 2005, dibandingkan dengan 18.640 TEU yang ditangani di Hong Kong pada periode yang sama. Kenaikan lalu lintas regional mengonsolidasi posisinya di Asia Tenggara, dan peningkatan lalu lintas lintas pemunggahan menggunakan strategi Asia Timur-Eropa melalui rute Singapura membantu pelabuhan ini untuk mencapai puncak kompetisi pada akhir tahun, status yang tidak pernah disandang sejak Hong Kong menyalipnya pada tahun 1998.

Operator

Terminal Peti Kemas Keppel di Singapura

Fasilitas peti kemas PSA Singapura adalah sebagai berikut:

  • Tempat berlabuh kontainer: 52
  • Panjang dermaga: 15,500 m
  • Luas: 600 hektare
  • Draf maksimum: 16 m
  • Derek dermaga: 190
  • Kapasitas rancangan: 35,000 kTEU

PSA Singapura memiliki 13 tempat berlabuh yang merupakan bagian dari Terminal Peti Kemas Pasir Panjang Tahap Kedua yang dijadwalkan selesai pada tahun 2009. Tahap Tiga dan Empat akan menambah 16 tempat berlabuh dan diharapkan selesai pada tahun 2013.[4]

Pelabuhan Jurong memiliki fasilitas sebagai berikut:

  • Tempat berlabuh: 32
  • Panjang dermaga: 5,6 km
  • Draf maksimum: 15,7 m
  • Ukuran kapal maksimum: 150,000 ton bobot mati (DWT)
  • Luas: 127 Hektare Zona Perdagangan Bebas, 28 Hektare Zona Perdangan Tidak Bebas
  • Fasilitas Gudang: 178.000 m²

PSA Singapura juga memiliki kontrak 40 tahun untuk mengoperasikan Pelabuhan Gwadar tanpa pajak di pantai barat daya Pakistan. Gwadar mulai beroperasi pada Maret 2008, dengan 3 tempat berlabuh multifungsi, dermaga sepanjang 602 meter, dan kedalaman 12,5 meter. Sembilan tempat berlabuh lainnya, dengan kedalaman 20 m, sedang dibangun.

Terminal

Terminal peti kemas Tanjong Pagar pada malam hari (2009)
Pelabuhan Operator Jenis Tempat berlabuh
Lebar dermaga Derek dermaga Luas (Ha) Kapasitas (kTEU)
Brani (BT) PSA[5] Peti kemas
8 2.400
29 84
Cosco-PSA (CPT) Cosco/PSA Peti kemas 2 720 m 22.8 >1.000
Jurong JTC Multifungsi 32 5.600 155
Keppel (KT) PSA Peti kemas 14 3.200 36 105
Pasir Panjang (PPT 1) PSA Peti kemas 7 2.500 28 88
Pasir Panjang (PPT 2) PSA Peti kemas 7 2.300 28 120
Pasir Panjang (PPT 3) PSA Peti kemas 9 3.000 34 113
Pasir Panjang (PPT 5) PSA Peti kemas 5 1.850 22 111
Pasir Panjang Wharves PSA Umum
Sembawang PSA Umum 4 660 28
Tanjong Pagar (TPT) PSA Peti kemas 7 2.100 27 85

Dalam budaya populer

Kapal pesiar Diamond Princess & Voyager of the Seas berlabuh di Singapura.

Lihat pula

Catatan

  1. ^ http://www.singaporepsa.com/
  2. ^ "Singapore remains world's busiest port". China View, Xinhua News Agency. 12 January 2006. 
  3. ^ Cher, Derek (21 November 2005). "Singapore port continues to outpace Hong Kong". Channel NewsAsia. 
  4. ^ "S'pore to spend $2b on port expansion". AsiaOne News. 21 December 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-29. Diakses tanggal 2016-11-01. 
  5. ^ "Factsheet Singapore Terminals" (PDF). PSA Corporation Limited. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-01-27. Diakses tanggal 5 September 2014. 

Bacaan lebih lanjut

Sejarah

  • Sinnappah Arasaratnam (1972). Pre-modern Commerce and Society in Southern Asia : An Inaugural Lecture Delivered at the University of Malaya on December 21, 1971. Kuala Lumpur: University of Malaya. 
  • Braddell, Roland (1980). A Study of Ancient Times in the Malay Peninsula and the Straits of Malacca and Notes on Ancient Times in Malaya / by Dato Sir Roland Braddell. Notes on the Historical Geography of Malaya / by Dato F.W. Douglas (MBRAS reprints; no. 7). Kuala Lumpur: Printed for the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society by Art Print. Works. 
  • Chiang, Hai Ding (1978). A History of Straits Settlements Foreign Trade, 1870–1915 (Memoirs of the National Museum; no. 6). Singapore: National Museum. 
  • Hall, Kenneth R. (1985). Maritime Trade and State Development in Early Southeast Asia. Honolulu, Hi.: University of Hawai'i Press. ISBN 0-8248-0959-9. 
  • Ishii, Yoneo (ed.) (1998). The Junk Trade from Southeast Asia : Translations from the Tosen Fusetsu-gaki, 1674–1723. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS); Research School of Pacific and Asian Studies, Australian National History, Australian National University. ISBN 981-230-022-8. 
  • Miksic, John N. (1985). Archaeological Research on the "Forbidden Hill" of Singapore : Excavations at Fort Canning, 1984. Singapore: National Museum. ISBN 9971-917-16-5. 
  • Miksic, John N.; Cheryl-Ann Low Mei Gek (gen. eds.) (2004). Early Singapore 1300s–1819 : Evidence in Maps, Text and Artefacts. Singapore: Singapore History Museum. ISBN 981-05-0283-4. 
  • Ooi, Giok Ling; Brian J. Shaw (2004). Beyond the Port City : Development and Identity in 21st Century Singapore. Singapore: Prentice Hall. ISBN 0-13-008381-X. 
  • Shaffer, Lynda Norene (1996). Maritime Southeast Asia to 1500. Armonk, N.Y.: M.E. Sharpe. ISBN 1-56324-144-7. 
  • Trocki, Carl A. (1979). Prince of Pirates : The Temenggongs and the Development of Johor and Singapore, 1784–1885. Singapore: Singapore University Press. ISBN 9971-69-376-3. 

Sekarang

  • Yap, Chris (1990). A Port's Story, A Nation's Success. Singapore: Times Editions for Port of Singapore Authority. 
  • Ho, David K[im] H[in] (1996). The Seaport Economy: A Study of the Singapore Experience. Singapore: Singapore University Press. ISBN 9971-69-199-X. 
  • Singapore Shipping: Past, Present & Future. Singapore: Singapore Shipping Association. 2000. 
  • Danam, Jacqueline (ed.) (2003). PSA: Full Ahead. Singapore: PSA Corporation. ISBN 981-4068-47-0. 

Pranala luar