S. Suwandi Bin Mangunrejo: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 59: | Baris 59: | ||
Berkas:Suwandi Satya1.jpg|Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan I |
Berkas:Suwandi Satya1.jpg|Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan I |
||
Berkas:Suwandi Satya2.jpg|Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan II |
Berkas:Suwandi Satya2.jpg|Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan II |
||
Berkas: |
Berkas:Jl. Suwandi| |
||
</gallery> |
</gallery> |
||
Revisi per 27 Mei 2021 13.06
Pembantu Letnan Dua (Purn.) S. Suwandi Bin Mangunrejo | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | Blambangan, Muncar, Banyuwangi |
Kebangsaan | Indonesia |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Pangkat | Pembantu Letnan Dua |
Sunting kotak info • L • B |
Pembantu Letnan Dua (Purn.) Suwandi (lahir di Blambangan, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, 1908 - meninggal di Nyukang Harjo, Lampung Tengah pada 5 Februari 2002 pada usia 94 tahun) adalah perintis Desa Banyurejo dan Desa Nyukang Harjo, Lampung Tengah.
Keluarga
Sunar (anak)
Marini, Bambang (Alm), Edi Sumarman, Heri Sumarman, Gunawan, Budiono, Indiarini, Sri Sulastri, Sri Kunarti,
Saerah,
Mistrik, Widodari,
Maridah, Dwi Hartono (Alm), Tri Hartono (Alm), Karyawati, Subandi, Sumarsono, Juni.
Kehidupan Awal
Suwandi merupakan anak sulung dari sebelas bersaudara dari pasangan Mangunrejo atau Ndirin, yang pada tahun 30an menjabat kepala desa Desa Blambangan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur dan Supirah. Suwandi mengawali karier sebagai anggota polisi pada masa Hindia Belanda dan Kekaisaran Jepang kemudian setelah proklamasi kemerdekaan Ia bergabung dengan TNI AD, dengan pangkat terakhir Pembantu Letnan Dua. Pada awal tahun 50 an Suwandi mengikuti program transmigrasi yang diselenggarakan oleh Biro Rekonstruksi Nasional (BRN), yaitu transmigrasi yang diperuntukan untuk eks laskar pejuang 45 dan kerabatnya ke Lampung atas instruksi Presiden Sukarno melalui Peraturan Pemerintah no.1 tahun 1952. Suwandi Bersama rombongan dari Banyuwangi, Jawa Timur pertama kali membantu membuka hutan yang saat ini masuk ke wilayah kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu untuk dijadikan desa yang pengerjaannya sudah dimulai oleh rombongan dari Jawa Tengah yang diketuai oleh Tasmiri. Namun karena orang dari Jawa Timur lebih mendominasi, maka dikemudian hari disepakati desa tersebut diberi nama Desa Banyuwangi dengan Tasmiri sebagai kepala desanya. Lalu pada akhir era 50an Suwandi dan rombongan, yang didatangkan dari Banyuwangi dan beberapa daerah di Jawa Tengah seperti dari Wonogiri, Solo dll membuka desa baru dan kemudian diberi nama Desa Banyurejo, Desa Nyukang Harjo dan Sidorejo. Suwandi menetap di Desa Nyukang Harjo dan menjadi kepala desa disana sampai awal tahun 80an sedangkan Desa Sidorejo dipimpin oleh adiknya yang bernama Suhardiman sebagai Kepala Desa. Di masa-masa awal selain sebagai kepala desa, Suwandi bersama para perintis desa lainnya juga merangkap sebagai pengajar untuk anak-anak usia sekolah sampai berdirinya SD Negeri 1 Nyukang Harjo pada tahun 1977. Ia juga menjabat sebagai ketua anak ranting Legiun Veteran Republik Indonesia wilayah Nyukang Harjo dan sekitarnya.[1][2][3][4]
Wafat
Suwandi meninggal di Nyukang Harjo pada tanggal 5 Februari 2002 dan dimakamkan di komplek Masjid Al Muhajirin Nyukang Harjo.Untuk menghargai jasanya namanya dipakai sebagai nama salah satu jalan di Desa Nyukang Harjo.
Bintang Kehormatan
- Bintang Gerilya
- Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan I
- Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan II
Galeri
-
Bintang Gerilya
-
Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan I
-
Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan II
Referensi
{{tokoh-militer-stub}} {{tllifetime|1908|2002}} {{DEFAULTSORT:Suwandi}} [[Kategori:Tokoh TNI]] [[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]] [[Kategori:Tokoh dari Banyuwangi]]