Lompat ke isi

Tuan Guru Pangeran Dalom Merah Dani: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up
Menambahkan Kategori
Baris 19: Baris 19:
[[Kategori:Lampung]]
[[Kategori:Lampung]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
[[Kategori:Struktur cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:cagar budaya di Indonesia]]

Revisi per 14 Juni 2021 13.06

Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja[1] bertahta dari tahun 1869 sampai 1909 Seorang ulama besar penyebar Islam, belanda tidak pernah berani menegur beliau menggunakan Gelar Sultan walaupun sejak jaman Pangeran batinsekhandak gelar sultan sudah dilarang oleh pemerintahan belanda.

Berkas:Sultan Makmur Dalom Natadiraja.jpg
Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja.

Tentang Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja

Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja mendapat gelar Harmain sultan memegang kekuasan dan kepemimpinan Saibatin Marga Liwa dan Saibatin Kepaksian Sekala Brak. Dia merupakan cucu kandung Pendiri Marga liwa Pangeran Indrapati Cakra Negara yang mendapat mandat hak kesaibatinan. Selanjutnya sultan Harmain melepas kesaibatinan marga dan kedudukan sebagai kesaibatinan diturunkan kepada Putrinya Tjik Mas yang menikah dengan putra Pasirah Liwa bernama Muhammad Athorid. Kemudian karena memiliki seorang putri Ratu Siti Maisuri, maka kemudian dia menikah dengan Putra kedua Pangeran Haji Suhaimi, Adik Kandung Sultan Maulana Balyan yang bernama H abdul muis, dan ditetapkan sebagai Saibatin marga liwa, merupakan Kebesaran Indra Pari Cakra Negara, Sultan Makmur Dalom Natadiraja saat mulai digunakannya kembali menggunakan Gelar Sultan dalam Kepaksian Sekala Brak setelah dia diberi gelar Sultan oleh Khalifahan Utsmani sekembalinya dari Istambul sekitar tahun 1899. Saat itu pemerintah colonial tidak berani menegur, karena mengetahui itu pemberian dari sultan turki Utsmani. Sultan Makmur Dalom Natadiraja selain mendapat gelar sultan beliau juga diberi hadiah berupa 2 (dua) pedang Istambul dan panji bewarna hitam tertulis lailahailallah muhammad rasulullah. Pada jaman Sultan Makmur Dalom Natadiraja inilah Istana Gedung Dalom Sekala Brak mengalami kebakaran sehingga pesanggerahan yang ada di liwa berpindah ke Istana Gedung Dalom Sekala Brak saat ini[2].

Lihat pula

Pranala luar

Referensi

  1. ^ http://p2kp.stiki.ac.id/id1/3060-2956/Kepaksian-Sekala-Brak_41700_p2kp-stiki.html
  2. ^ https://tirto.id/mengenal-kerajaan-sekala-brak-sebagai-leluhur-lampung-czon