Bionika: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
k +{{Authority control}} |
||
Baris 7: | Baris 7: | ||
== Rujukan == |
== Rujukan == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
⚫ | |||
{{Authority control}} |
|||
[[Kategori:Ilmu]] |
[[Kategori:Ilmu]] |
||
[[Kategori:Fisiologi]] |
[[Kategori:Fisiologi]] |
||
⚫ |
Revisi per 7 Juli 2021 05.42
Bionik adalah ilmu yang digunakan untuk mengganti struktur anatomi atau proses fisiologi dengan komponen elektronik atau mekanik.[1] Ilmu bionik ini sedang mengalami kemajuan besar, misalnya pengembangan telinga bionik, mata buatan, dan prostesis sensoris.[1] Konsep bionik ini pertama kali dimasyarakatkan pada tahun 1970an melalu media televisi, dan dimasa itu hal tersebut termasuk fiksi ilmiah, akan tetapi kemajuan teknologi dan bersatunya disiplin ilmu seperti elektronika dan biologi telah menjadikan bionik suatu kemungkinan yang sungguh-sungguh nyata.[1] Dengan menggunakan reseptor silikon untuk secara langsung menghubungkan alat buatan dengan saraf.[1] Ide yang inovatif bionik ini berasal dari banyak bidang, Mulai dari biologi, fisika dan matematika hingga teknik material.[2] Penemuan berdasarkan alam ini kemudian diterapkan lebih banyak bidang lagi, khususnya arsitektur, disain, dan produksi.[2]
Telinga bionik
Telinga bionik disebut juga implan koklear.[1] alat pendengaran yang letaknya dalam dan mengandung reseptor khusus yang disebut sel rambut (koklea).[1] Sel ini beraksi terhadap gelombang bunyi dengan bergetar sehingga dapat mengantarkan impluls listrik keserabut saraf auditorius.[1] Pada beberapa bentuk ketulian, sel rambut tidak berfungsi, kemudian telinga bionik ini diciptakan dengan nama implan koklear yang terdiri atas elektrode yang kecil-kecil, jumlahnya sampai 22 buah dan diaktifkan oleh berbagai frekuensi serta tinggi nada, yang merangsang serabut saraf auditorius, kemudian gelombang tersebut diterima oleh mikrofon dan pemancar, kemudian dihantarkan ke alat penerima yang tertanam di belakang telinga.[1] Implan ini akan membedakan pola bunyi, bukan penggantikan pendengaran.[1]
Rujukan