Nashar: Perbedaan antara revisi
k Bot: +{{Authority control}} |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 23: | Baris 23: | ||
Ditambah dengan didikan yang keras dari seorang ayah dan dibesarkan dalam kelaparan dan penderitaan, telah menjadikannya legenda yang nyaris sempurna untuk seorang pelukis, sehingga dia-pun dianggap sebagai salah satu maestro senirupa Indonesia.<ref>[http://eminxsgallery.multiply.com/journal/item/150/Nashar-legenda-yang-nyaris-sempurna-untuk-seorang-pelukis Nashar Legenda yang Nyaris Sempurna]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> |
Ditambah dengan didikan yang keras dari seorang ayah dan dibesarkan dalam kelaparan dan penderitaan, telah menjadikannya legenda yang nyaris sempurna untuk seorang pelukis, sehingga dia-pun dianggap sebagai salah satu maestro senirupa Indonesia.<ref>[http://eminxsgallery.multiply.com/journal/item/150/Nashar-legenda-yang-nyaris-sempurna-untuk-seorang-pelukis Nashar Legenda yang Nyaris Sempurna]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> |
||
Nashar pernah mengajar di [[Institut Kesenian Jakarta|Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta]] (LPKJ), tetapi kemudian dia mengundurkan diri dari lembaga itu karena perbedaan pandangan mengenai sistem pendidikan bagi siswa senirupa. Dia menolak sistem akademis yang dilaksanakan LPKJ. Dia seorang pengajar yang suka bergaul langsung dan menggambar bersama dengan siswa-siswanya, sehingga ia dianggap sebagai pengajar yang simpatik. Bagi Nashar, teori yang diajarkan di akademi senirupa tak begitu penting, meski teori boleh saja diajarkan pada siswa. Baginya aspek penjiwaan dalam diri seorang pelukis jauh lebih penting bagi seorang siswa yang mau mendalami senirupa.<ref> |
Nashar pernah mengajar di [[Institut Kesenian Jakarta|Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta]] (LPKJ), tetapi kemudian dia mengundurkan diri dari lembaga itu karena perbedaan pandangan mengenai sistem pendidikan bagi siswa senirupa. Dia menolak sistem akademis yang dilaksanakan LPKJ. Dia seorang pengajar yang suka bergaul langsung dan menggambar bersama dengan siswa-siswanya, sehingga ia dianggap sebagai pengajar yang simpatik. Bagi Nashar, teori yang diajarkan di akademi senirupa tak begitu penting, meski teori boleh saja diajarkan pada siswa. Baginya aspek penjiwaan dalam diri seorang pelukis jauh lebih penting bagi seorang siswa yang mau mendalami senirupa.<ref>{{Cite web |url=http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/nashar.html |title=Situs Taman Ismail Marzuki |access-date=2012-11-17 |archive-date=2013-03-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130310074555/http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/nashar.html |dead-url=yes }}</ref> |
||
Nashar pernah mengadakan pameran tunggal di [[Taman Ismail Marzuki]] (TIM) pada tanggal 22 sampai 28 Februari 1973 dengan menampilkan empat puluh buah karya-karya lukisannya yang baru dan yang lama. |
Nashar pernah mengadakan pameran tunggal di [[Taman Ismail Marzuki]] (TIM) pada tanggal 22 sampai 28 Februari 1973 dengan menampilkan empat puluh buah karya-karya lukisannya yang baru dan yang lama. |
Revisi per 13 Juli 2021 02.00
Nashar | |
---|---|
Berkas:Nashar.jpg | |
Lahir | Pariaman, Sumatra Barat, Hindia Belanda | 3 Oktober 1928
Meninggal | 13 April 1994 Jakarta, Indonesia | (umur 65)
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | Pelukis Pengajar |
Nashar (3 Oktober 1928 – 13 April 1994) adalah seorang pelukis ternama Indonesia. Nashar banyak belajar senirupa dari S. Sudjojono di Yogyakarta, seorang pelukis besar yang kemudian hari dinobatkan sebagai Bapak Seni Lukis Modern Indonesia.[1] Dia juga menerima pelajaran dari perupa ekspresionis, Affandi, yang mengajarinya melukis dengan mengambil objek kehidupan sehari-hari, yang terus dipertahankan sepanjang hidupnya.
Perjalanan hidup
Ditambah dengan didikan yang keras dari seorang ayah dan dibesarkan dalam kelaparan dan penderitaan, telah menjadikannya legenda yang nyaris sempurna untuk seorang pelukis, sehingga dia-pun dianggap sebagai salah satu maestro senirupa Indonesia.[2]
Nashar pernah mengajar di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ), tetapi kemudian dia mengundurkan diri dari lembaga itu karena perbedaan pandangan mengenai sistem pendidikan bagi siswa senirupa. Dia menolak sistem akademis yang dilaksanakan LPKJ. Dia seorang pengajar yang suka bergaul langsung dan menggambar bersama dengan siswa-siswanya, sehingga ia dianggap sebagai pengajar yang simpatik. Bagi Nashar, teori yang diajarkan di akademi senirupa tak begitu penting, meski teori boleh saja diajarkan pada siswa. Baginya aspek penjiwaan dalam diri seorang pelukis jauh lebih penting bagi seorang siswa yang mau mendalami senirupa.[3]
Nashar pernah mengadakan pameran tunggal di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada tanggal 22 sampai 28 Februari 1973 dengan menampilkan empat puluh buah karya-karya lukisannya yang baru dan yang lama.
Referensi
- ^ Nashar – Elegi Artistik
- ^ Nashar Legenda yang Nyaris Sempurna[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Situs Taman Ismail Marzuki". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-03-10. Diakses tanggal 2012-11-17.