Lompat ke isi

Iswadi Pratama: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
~stub
Aiken (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Iswadi Pratama''', lahir [[8 April]] [[1971]] di [[Yogyakarta]]. Menyelesaikan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) [[Universitas Lampung]].
'''Iswadi Pratama''' (lahir [[8 April]] [[1971]] di [[Lampung]]) adalah [[sastrawan]] [[Indonesia]]. Dia menyelesaikan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) [[Universitas Lampung]].


==Aktivitas==
Pernah menjadi redaktur budaya Harian Umum [[Lampung Post]], [[Bandar Lampung]].
Iswadi pernah menjadi redaktur budaya Surat Kabar Umum ''Sumatera Post'' dan Harian Umum [[''Lampung Post'']], [[Bandar Lampung]] sebelum memutuskan berkesenian secara total.


Aktif sebagai aktor, penulis naskah, dan sutradara bersama grup teaternya, Teater Satu. Beberapa naskah teaternya: ''Ruang Sekarat, Aljabar, Rampok, Ikhau, Nak, Menunggu Saat Makan, Dongeng tentang Air,'' dan ''Aruk Gugat''.
Puisi-puisinya tersebar di berbagai media massa, selain terhimpun dalam antologi bersama: ''Gelang Semesta'' ([[1987]]), ''Belajar Mencintai Tuhan'' ([[1992]]), ''Daun-Daun Jatuh Tunas-Tunas Tumbuh'' ([[1995]]), ''Refleksi Setengah Abad Indonesia'' ([[1995]]), ''Antologi Cerpen dari Lampung'' ([[1996]]), ''Cetik'' ([[1996]]), ''Mimbar Abad 21'' ([[1996]]), ''Hijau Kelon dan Puisi 2002'' ([[2002]]), dan ''Gerimis (dalam Lain Versi)'' ([[2005]].


Bersama Teater Satu, Iswadi dua kali mendapatkan Hibah Senia dari Yayasan Kelola (2002 dan 2004) untuk pentas keliling di sejumlah kota di Indonesia. Dia juga mementaskan naskah-naskah puisinya dalam bentuk teater seperti ''Nostalgia Sebuah Kota'', yang meraih peringkat ketiga GKJ Award 2003. Naskah ini dalam even yang sama, menjadi naskah terbaik I.
Aktif sebagai aktor, penulis naskah, dan sutradara bersama grup teaternya, Teater Satu. Beberapa naskah teaternya:
* Ruang Sekarat
* Aljabar
* Rampok
* Ikhau
* Nak
* Menunggu Saat Makan
* Dongeng tentang Air


Puisi-puisinya tersebar di berbagai media massa, selain terhimpun dalam antologi bersama: ''Gelang Semesta'' ([[1987]]), ''Belajar Mencintai Tuhan'' ([[1992]]), ''Daun-Daun Jatuh Tunas-Tunas Tumbuh'' ([[1995]]), ''Refleksi Setengah Abad Indonesia'' ([[1995]]), ''Antologi Cerpen dari Lampung'' ([[1996]]), ''Cetik'' ([[1996]]), ''Mimbar Abad 21'' ([[1996]]), ''Hijau Kelon dan Puisi 2002'' ([[2002]]), ''Gerimis (dalam Lain Versi)'' ([[2005]], ''Asia Literary Review'' (2006), dan ''Terra'' (Australia-Indonesia, 2007).
Bersama Teater Satu, Iswadi dua kali mendapatkan Hibah Seni dari Yayasan Kelola (2002 dan 2004) untuk pentas keliling di sejumlah kota di Indonesia. Dia juga mementaskan naskah-naskah puisinya dalam bentuk teater seperti "Nostalgia Sebuah Kota", yang meraih peringkat ketiga GKJ Award 2003. Naskah ini dalam event yang sama, menjadi naskah terbaik I.


==Karyanya==
{{indo-bio-stub}}
* ''Gema Secuil Batu'' (kumpulan sajak, [[2008]])

==Pranala luar==
* {{id}} [http://penakencana.com/penulis/iswadi-pratama Anugerah Sastra Pena Kencana:Iswadi Pratama]
* {{id}} [http://lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008111521495930 Iswadi Persembahkan 'Gema Secuil Batu']


[[Kategori:Kelahiran 1971|Pratama, Iswadi]]
[[Kategori:Kelahiran 1971|Pratama, Iswadi]]
[[Kategori: Sastrawan Indonesia|Pratama, Iswadi]]

Revisi per 29 November 2008 08.29

Iswadi Pratama (lahir 8 April 1971 di Lampung) adalah sastrawan Indonesia. Dia menyelesaikan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung.

Aktivitas

Iswadi pernah menjadi redaktur budaya Surat Kabar Umum Sumatera Post dan Harian Umum ''Lampung Post'', Bandar Lampung sebelum memutuskan berkesenian secara total.

Aktif sebagai aktor, penulis naskah, dan sutradara bersama grup teaternya, Teater Satu. Beberapa naskah teaternya: Ruang Sekarat, Aljabar, Rampok, Ikhau, Nak, Menunggu Saat Makan, Dongeng tentang Air, dan Aruk Gugat.

Bersama Teater Satu, Iswadi dua kali mendapatkan Hibah Senia dari Yayasan Kelola (2002 dan 2004) untuk pentas keliling di sejumlah kota di Indonesia. Dia juga mementaskan naskah-naskah puisinya dalam bentuk teater seperti Nostalgia Sebuah Kota, yang meraih peringkat ketiga GKJ Award 2003. Naskah ini dalam even yang sama, menjadi naskah terbaik I.

Puisi-puisinya tersebar di berbagai media massa, selain terhimpun dalam antologi bersama: Gelang Semesta (1987), Belajar Mencintai Tuhan (1992), Daun-Daun Jatuh Tunas-Tunas Tumbuh (1995), Refleksi Setengah Abad Indonesia (1995), Antologi Cerpen dari Lampung (1996), Cetik (1996), Mimbar Abad 21 (1996), Hijau Kelon dan Puisi 2002 (2002), Gerimis (dalam Lain Versi) (2005, Asia Literary Review (2006), dan Terra (Australia-Indonesia, 2007).

Karyanya

  • Gema Secuil Batu (kumpulan sajak, 2008)

Pranala luar