Lompat ke isi

Pertunjukan seni: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus Abel_Azcona._Our_Secret_1.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Fitindia; alasan penghapusan: per c:Commons:Deletion requests/Files uploaded by Amhevia.
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 10: Baris 10:


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Seni perfoma lebih merujuk pada "seni penampilan". Ini lebih [[seni konseptual|konseptual]]<ref>Fischer-Lichte, Erika. The Transformative Power of Performance: A New Aesthetics. New York and London 2008, Routledge. [[Especial:FuentesDeLibros/9780415458566|ISBN 978-0415458566]].</ref> karena menyandang kata ‘seni’ sebagai beban makna tersendiri selain kata '''performance''’. ‘Seni’ sebagai institusi tersendiri --''kata pertama''-- yang menerangkan ‘penampilan’ –''kata ke dua''-- (yaitu kata benda yang berarti: ‘proses’; ‘cara’; ‘perbuatan’ menampilkan –bertalian dengan prefiks verbal ''me-'') konsep si penampil, bukan sekadar ''performer''/ pelaku dalam ''performance'', tapi ‘''performance artist''’. Hal ini karena setiap ''performance'' belum tentu berbobot seni (misalnya: ‘''performance'' bapak direktur tadi sangat hebat’, atau ‘''performance'' kecepatan mobil itu sungguh prima’), namun lebih menunjukkan 'performa' atau penampilan kondisi situasional.
Seni perfoma lebih merujuk pada "seni penampilan". Ini lebih [[seni konseptual|konseptual]]<ref>Fischer-Lichte, Erika. The Transformative Power of Performance: A New Aesthetics. New York and London 2008, Routledge. [[Especial:FuentesDeLibros/9780415458566|ISBN 978-0415458566]].</ref> karena menyandang kata ‘seni’ sebagai beban makna tersendiri selain kata '''performance''’. ‘Seni’ sebagai institusi tersendiri --''kata pertama''-- yang menerangkan ‘penampilan’ –''kata ke dua''-- (yaitu kata benda yang berarti: ‘proses’; ‘cara’; ‘perbuatan’ menampilkan –bertalian dengan prefiks verbal ''me-'') konsep si penampil, bukan sekadar ''performer''/ pelaku dalam ''performance'', tapi ‘''performance artist''’. Hal ini karena setiap ''performance'' belum tentu berbobot seni (misalnya: ‘''performance'' bapak direktur tadi sangat hebat’, atau ‘''performance'' kecepatan mobil itu sungguh prima’), tetapi lebih menunjukkan 'performa' atau penampilan kondisi situasional.


Itulah mengapa kata seni ditambahkan. Penggunaan kata ’seni’ menerangkan ‘''performance''’ yang berarti "pertunjukan" secara konvensional. Meski pertunjukan seni performa dapat saja mengikutsertakan unsur tari, musik, nyanyi dan sebagainya, namun tetap bukan merupakan "seni pertunjukan", karena bukan tarian atau musiknya yang menjadi obyeknya, akan tetapi konsepnya.
Itulah mengapa kata seni ditambahkan. Penggunaan kata ’seni’ menerangkan ‘''performance''’ yang berarti "pertunjukan" secara konvensional. Meski pertunjukan seni performa dapat saja mengikutsertakan unsur tari, musik, nyanyi dan sebagainya, tetapi tetap bukan merupakan "seni pertunjukan", karena bukan tarian atau musiknya yang menjadi obyeknya, akan tetapi konsepnya.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Baris 24: Baris 24:


Menjelang abad ke-20, konsep estetika di Eropa mulai makin berubah dan bergeser. Muncul aliran dan gelombang baru yang menghempaskan gulungan-gulungan ombak dan menyapu bentuk-bentuk konvensional kesenian melalui masa-masa Modernism, Cubism, Expressionism, Abstract, Blaue Reiter, Die Brücke, Dada, Fauvism, Art Nouveau, Bauhaus, Pop art, De Stijl, Art Deco, Abstract Expressionism, Futurism, Suprematism, Surrealism, Minimalism dan Post-Modernism.
Menjelang abad ke-20, konsep estetika di Eropa mulai makin berubah dan bergeser. Muncul aliran dan gelombang baru yang menghempaskan gulungan-gulungan ombak dan menyapu bentuk-bentuk konvensional kesenian melalui masa-masa Modernism, Cubism, Expressionism, Abstract, Blaue Reiter, Die Brücke, Dada, Fauvism, Art Nouveau, Bauhaus, Pop art, De Stijl, Art Deco, Abstract Expressionism, Futurism, Suprematism, Surrealism, Minimalism dan Post-Modernism.
Semuanya hadir saling kait mengait dan acapkali merupakan gerakan penolakan dan timbulnya keyakinan-keyakinan atas pemahaman-pemahaman baru yang lebih individual, memperhatikan hak-hak dasar dan independensi manusia yang cenderung liberal. Tidak lagi mengatasnamakan bangsa atau pun agama, namun mengandalkan narasi implisit yang mengesankan anti kemapanan. Kolektif hanya untuk perjuangan hak. Genre-genre yang timbul di abad ini disebut sebagai abad deviasi, yakni penyimpangan dari pakem konservatif atas seni, meski tetap bertujuan pada ‘keindahan’ yang bergaris bawah berkekuatan intelektualita implisit.
Semuanya hadir saling kait mengait dan acapkali merupakan gerakan penolakan dan timbulnya keyakinan-keyakinan atas pemahaman-pemahaman baru yang lebih individual, memperhatikan hak-hak dasar dan independensi manusia yang cenderung liberal. Tidak lagi mengatasnamakan bangsa atau pun agama, tetapi mengandalkan narasi implisit yang mengesankan anti kemapanan. Kolektif hanya untuk perjuangan hak. Genre-genre yang timbul di abad ini disebut sebagai abad deviasi, yakni penyimpangan dari pakem konservatif atas seni, meski tetap bertujuan pada ‘keindahan’ yang bergaris bawah berkekuatan intelektualita implisit.


=== Awal "deviasi" ===
=== Awal "deviasi" ===
Baris 47: Baris 47:
'''Dada'''
'''Dada'''


Di bulan April 1916, malam-malam kabaret tetap berlanjut dan kelompok Cabaret Voltaire semakin berkembang dengan kehadiran orang-orang baru antara lain Richard Huelsenbeck di bulan Februari sebelumnya. Acara rutin mereka akhirnya menemukan bentuk yang khusus dan tetap mempertahankan perubahan bentuk tersebut sebagai sebuah gerakan. Para penonton semakin meluas, segmennya tak hanya publik seni, namun juga tokoh-tokoh intelektualis lainnya di bidang politik (Lenin di antaranya) dan kaum borjuis, khususnya anak-anak mudanya. Tzara yang sangat berambisi untuk kelanjutan Cabaret Voltaire –sebagai sebuah gerakan. Lahirlah istilah ‘''dada''’ yang ditemukan Ball dan Richard Huelsenbeck dari kamus bahasa Jerman-Prancis, yang berarti ‘ya, ya’. dalam bahasa Rumania, dalam bahasa Prancis berarti ‘kuda-kudaan’ dan dalam bahasa Jerman berarti ‘orang naïf nan dungu, senang dengan penghasilan dan asyik dengan kereta bayi’, demikian menurut Ball.
Di bulan April 1916, malam-malam kabaret tetap berlanjut dan kelompok Cabaret Voltaire semakin berkembang dengan kehadiran orang-orang baru antara lain Richard Huelsenbeck di bulan Februari sebelumnya. Acara rutin mereka akhirnya menemukan bentuk yang khusus dan tetap mempertahankan perubahan bentuk tersebut sebagai sebuah gerakan. Para penonton semakin meluas, segmennya tak hanya publik seni, tetapi juga tokoh-tokoh intelektualis lainnya di bidang politik (Lenin di antaranya) dan kaum borjuis, khususnya anak-anak mudanya. Tzara yang sangat berambisi untuk kelanjutan Cabaret Voltaire –sebagai sebuah gerakan. Lahirlah istilah ‘''dada''’ yang ditemukan Ball dan Richard Huelsenbeck dari kamus bahasa Jerman-Prancis, yang berarti ‘ya, ya’. dalam bahasa Rumania, dalam bahasa Prancis berarti ‘kuda-kudaan’ dan dalam bahasa Jerman berarti ‘orang naïf nan dungu, senang dengan penghasilan dan asyik dengan kereta bayi’, demikian menurut Ball.
Munculnya kaum Dada memulai fase baru gerakan Dada dengan memperkenalkan diri di Waag Hall, Zűrich pada tanggal 14 Juli 1916. Malam Dada Pertama melibatkan unsur musik, tari, teori, puisi, lukisan, kostum dan topeng. Puisi diteriakkan, perkelahian, drum besar, lonceng kecil, orang-orang protes memecahkan kaca jendela, ''Arp erklärung'', ''Janco meine Bilder'', ''Heusser eigene Kompositionen'', kostum kardus, tarian kubisme, Tzara berdiri di depan tirai setenang batu dan menjelaskan estetika baru, akrobat di antara penonton, hingar bingar dan sebagainya. Mereka pun diberi ‘gelar kehormatan’ sebagai ‘para Nihilis’.
Munculnya kaum Dada memulai fase baru gerakan Dada dengan memperkenalkan diri di Waag Hall, Zűrich pada tanggal 14 Juli 1916. Malam Dada Pertama melibatkan unsur musik, tari, teori, puisi, lukisan, kostum dan topeng. Puisi diteriakkan, perkelahian, drum besar, lonceng kecil, orang-orang protes memecahkan kaca jendela, ''Arp erklärung'', ''Janco meine Bilder'', ''Heusser eigene Kompositionen'', kostum kardus, tarian kubisme, Tzara berdiri di depan tirai setenang batu dan menjelaskan estetika baru, akrobat di antara penonton, hingar bingar dan sebagainya. Mereka pun diberi ‘gelar kehormatan’ sebagai ‘para Nihilis’.
Galerie Dada pun didirikan. Program galeri tak hanya pameran dan diskusi namun juga terbuka untuk acara pesta teh sore hari bagi siswa sekolah dan acara keliling galeri bagi para pekerja, ada pengajaran tentang Kandinsky dan demonstrasi. Hanya 11 minggu kemudian galeri ditutup secara resmi.
Galerie Dada pun didirikan. Program galeri tak hanya pameran dan diskusi namun juga terbuka untuk acara pesta teh sore hari bagi siswa sekolah dan acara keliling galeri bagi para pekerja, ada pengajaran tentang Kandinsky dan demonstrasi. Hanya 11 minggu kemudian galeri ditutup secara resmi.
Baris 110: Baris 110:
''Performance art'' menduduki wilayah khusus. Pada beberapa acuan referensi ia diletakkan berada dalam naungan zona seni rupa. Seni ini muncul saat para perupa tak lagi merasa cukup katarsis dengan media seni rupa mereka. Mereka (para pelaku ''performance art'') pun hadir dengan membawa tubuh (mereka) sebagai medium ekspresif.
''Performance art'' menduduki wilayah khusus. Pada beberapa acuan referensi ia diletakkan berada dalam naungan zona seni rupa. Seni ini muncul saat para perupa tak lagi merasa cukup katarsis dengan media seni rupa mereka. Mereka (para pelaku ''performance art'') pun hadir dengan membawa tubuh (mereka) sebagai medium ekspresif.


Berbagai atraksi yang ditunjukkan merupakan realita maya. Aksi yang terjadi bukanlah penampilan ''an sich'' seperti yang terlihat atau yang terpersepsi, namun jauh di balik (''beyond'') itu terdapat makna atau pesan yang ingin disampaikan. Siratan gagasan ini adalah bentuk deskriptif sebuah ide yang secara konseptual dibangun melalui tubuh sebagai mediumisasi, tak lagi melalui alat-alat seni rupa (seperti kanvas, cat, patung, dsb.). Gagasan ini dikembangkan sejalan dengan perkembangan feminisme dan homoerotisme yang lebih mengeksplorasi tubuh sebagai seni itu sendiri. [Hal ini berdasar pada konsep para homoseksual dalam mempertanyakan keberadaan fisik mereka, sehingga mereka menggunakan tubuh mereka sendiri sebagai sebuah medium ekspresif] Hasil pemikiran Freud juga cukup kuat mengacak-acak pikiran di masa ini. Para seniman homoseksual umumnya disebut sebagai ''queer artist'' (''Queer'' = ''gay'', lesbian, transgender, atau juga biseksual).
Berbagai atraksi yang ditunjukkan merupakan realita maya. Aksi yang terjadi bukanlah penampilan ''an sich'' seperti yang terlihat atau yang terpersepsi, tetapi jauh di balik (''beyond'') itu terdapat makna atau pesan yang ingin disampaikan. Siratan gagasan ini adalah bentuk deskriptif sebuah ide yang secara konseptual dibangun melalui tubuh sebagai mediumisasi, tak lagi melalui alat-alat seni rupa (seperti kanvas, cat, patung, dsb.). Gagasan ini dikembangkan sejalan dengan perkembangan feminisme dan homoerotisme yang lebih mengeksplorasi tubuh sebagai seni itu sendiri. [Hal ini berdasar pada konsep para homoseksual dalam mempertanyakan keberadaan fisik mereka, sehingga mereka menggunakan tubuh mereka sendiri sebagai sebuah medium ekspresif] Hasil pemikiran Freud juga cukup kuat mengacak-acak pikiran di masa ini. Para seniman homoseksual umumnya disebut sebagai ''queer artist'' (''Queer'' = ''gay'', lesbian, transgender, atau juga biseksual).


Konsep yang dibangun para ''performance artist'' adalah berada dalam ruang struktur konsep sebelumnya, atau konsep dalam konsep, katakanlah konsep berbingkai. Konsep ini lahir dari gagasan yang terkonsep. ''Performance art'' adalah ''conceptual art'' atau ''idea art'' (penggagasnya adalah Sol LeWitt-- terkenal dengan minimal art-nya--, yang kemudian menjadi gerakan di pertengahan tahun 1960an) -- meski pun Duchamp pada tahun 1910an dan 1920an telah memulainya dengan karya-karya instannya yang diambil dari benda-benda ''ready-mades'', dan hadir sebagai karya baru yang sangat konseptual (''art object''), sekaligus awal mula proses kelahiran seni instalasi.
Konsep yang dibangun para ''performance artist'' adalah berada dalam ruang struktur konsep sebelumnya, atau konsep dalam konsep, katakanlah konsep berbingkai. Konsep ini lahir dari gagasan yang terkonsep. ''Performance art'' adalah ''conceptual art'' atau ''idea art'' (penggagasnya adalah Sol LeWitt-- terkenal dengan minimal art-nya--, yang kemudian menjadi gerakan di pertengahan tahun 1960an) -- meski pun Duchamp pada tahun 1910an dan 1920an telah memulainya dengan karya-karya instannya yang diambil dari benda-benda ''ready-mades'', dan hadir sebagai karya baru yang sangat konseptual (''art object''), sekaligus awal mula proses kelahiran seni instalasi.

Revisi per 21 Juli 2021 07.23


Živuća performance art, 2010.


Seni Performa (Seni penampilan, bahasa Inggris: performance art) merupakan sebuah karya reduksi dari berbagai hal (bentuk, faham, filosofi, teori, pemikiran) yang telah mapan. Seni ini banyak mendobrak benteng-benteng aristokrasi paradigma lama hingga sering kali dicap sebagai karya anomali.

Berbeda dengan seni pertunjukan, konsep dalam seni performa adalah konsep yang melahirkan ruang konseptual baru. Seni performa berada dalam bidang yang sama sekali lain dengan seni pertunjukan yang produknya lebih artifisial dan sempurna.

Etimologi

Seni perfoma lebih merujuk pada "seni penampilan". Ini lebih konseptual[1] karena menyandang kata ‘seni’ sebagai beban makna tersendiri selain kata 'performance’. ‘Seni’ sebagai institusi tersendiri --kata pertama-- yang menerangkan ‘penampilan’ –kata ke dua-- (yaitu kata benda yang berarti: ‘proses’; ‘cara’; ‘perbuatan’ menampilkan –bertalian dengan prefiks verbal me-) konsep si penampil, bukan sekadar performer/ pelaku dalam performance, tapi ‘performance artist’. Hal ini karena setiap performance belum tentu berbobot seni (misalnya: ‘performance bapak direktur tadi sangat hebat’, atau ‘performance kecepatan mobil itu sungguh prima’), tetapi lebih menunjukkan 'performa' atau penampilan kondisi situasional.

Itulah mengapa kata seni ditambahkan. Penggunaan kata ’seni’ menerangkan ‘performance’ yang berarti "pertunjukan" secara konvensional. Meski pertunjukan seni performa dapat saja mengikutsertakan unsur tari, musik, nyanyi dan sebagainya, tetapi tetap bukan merupakan "seni pertunjukan", karena bukan tarian atau musiknya yang menjadi obyeknya, akan tetapi konsepnya.

Sejarah

Sejarah seni performa meliputi data yang sangat luas hingga ke detil-detilnya, karena satu dan lainnya saling berkaitan dengan berbagai aspek dan situasi yang menyelimutinya di tiap titik. Kumpulan data yang sangat luas ini melahirkan berbagai persepsi dan interpretasi yang beraneka, termasuk persepsi dan interpretasi para penulisnya.

Lihat pula

Kutipan

  1. ^ Fischer-Lichte, Erika. The Transformative Power of Performance: A New Aesthetics. New York and London 2008, Routledge. ISBN 978-0415458566.

Daftar pustaka

  • Encyclopedia, The Columbia/ Performance Art/ Sixth Edition/ 2001
  • Carlson, Marvin/ Performance – A Critical Introduction/ London/ 1996
  • Soedarsono, R.M./ Metodologi Penelitian/ Seni Pertunjukan dan Seni Rupa/ MSPI/ 1999
  • Echols, John M. & Hassan Shadily/ An English – Indonesian Dictionary/ Cornell University/ 1975
  • Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Tim/ Kamus Besar Bahasa Indonesia/Edisi 2/ Departemen Pendidikan dan Kebudayaan/ Balai Pustaka/ 1994
  • Dictionary, The Lexicon Webster/ Volume 11/The English-Languange Institute of America, Inc./1978
  • Chin, Sharon/ An art of action/ StarMag/ Sunday 19 February
  • Byrd, Jeffery/ Performance Art/ an encyclopedia of gay, lesbian, bisexual, transgender and queer culture/gltbq, Inc., 1130 West Adams Street, Chicago/ 2002-200
  • Goldberg, RoseLee/ Performance – Live Art since 60th/ USA/ 1998
  • Listyowati, Atieq SS/ Sejarah Performance Art: Sebuah Introduksi/ AppreRoom/ 2010

Pranala luar