Warisa, Talawaan, Minahasa Utara: Perbedaan antara revisi
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →top: Bot: Menambah pengawasan otoritas |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 11: | Baris 11: | ||
|kepadatan= |
|kepadatan= |
||
}} |
}} |
||
'''Warisa''' merupakan salah satu [[desa]] yang berada di kecamatan [[Talawaan, Minahasa Utara|Talawaan]], [[Kabupaten Minahasa Utara]], [[Sulawesi Utara]], |
'''Warisa''' merupakan salah satu [[desa]] yang berada di kecamatan [[Talawaan, Minahasa Utara|Talawaan]], [[Kabupaten Minahasa Utara]], [[Sulawesi Utara]], |
||
Sejarah desa Warisa |
|||
{{Talawaan, Minahasa Utara}} |
|||
Pada tahun 1840an desa Warisa berdiri di daerah antara desa Warisa dan Warisa Kampung Baru. Pada awalnya nenek moyang penduduknya berasal dari airmadidi, Minawerot,Talawaan,Kolongan,Mapanget, Laikit juga paniki, juga ada penduduk diaspora berasak dari Remboken sekitar tahun 1890an. Awalnya mereka berburu, berkebun, mengusahakan minuman dari pohon aren (seho)sebagai minuman yang di konsumsi oleh masyarakat Minahasa pada umumnya yang disebut tuak (lepen atau saguer). Pada awal terbentuknya desa Warisa yang berlokasi di cilacap masayaraktnya terkenak dampak sakit menular(wabah)sehingga masyarakatnya hidup berpindah pindah. Sehingga oleh para nenek moyang penduduk desa Warisa memanggil Koledaka(panglima perang)berasal dari airmadidi untuk mengataur desa Warisa yang ditempati sekarang yang bernama Jan Dumanauw untuk menjadi tonaas (pimpinan spiritual) supaya wabah yang dihadapi berlalu. Dengan sekitar 12 orang tetua desa Warisa dspat menghadapi wabah dan wabahpun berlalu. Sehingga warga/penduduk Warisa boleh tetap tinggal ditempat desa warisa sekarang ini. Sehingga desa Warisa menjadi desa yang debinitif pada tanggal 03 Agustus 1903.Dengan kepala desa (hukum tua pertama) Jan Dumanauw. Sedangkan mengenai pemberian nama Warisa berasal dari UDANG(sapun,bah.Tonsea) saat musim panas terjadi kekeringan dan penduduk menemukan banyak udang mati yang sudah memerah di sungai.Udang dalam bahasa tonsea disebut sepaWARISAan.jadi nama Wanua Warisa berasal dari bahasa tonsea. Versi lainnya konon bahwa di tengah desa Warisa terdapat sebuah pohon lombok (Warisa.bah. Tonsea) pohon lombok yg sangat besar ini menjadi tempat untuk memungut buah lombok untuk dipergunakan sebagai bumbu masakan. |
|||
{{Authority control}} |
|||
Penulis:Rudy Wantania,S.Pd.K |
|||
{{Kelurahan-stub}} |
|||
di post 06 Agustus 2021 |
Revisi per 7 Agustus 2021 00.49
Warisa | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Utara | ||||
Kabupaten | Minahasa Utara | ||||
Kecamatan | Talawaan | ||||
Kode pos | 95373 | ||||
Kode Kemendagri | 71.06.09.2006 | ||||
|
Warisa merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara,
Sejarah desa Warisa
Pada tahun 1840an desa Warisa berdiri di daerah antara desa Warisa dan Warisa Kampung Baru. Pada awalnya nenek moyang penduduknya berasal dari airmadidi, Minawerot,Talawaan,Kolongan,Mapanget, Laikit juga paniki, juga ada penduduk diaspora berasak dari Remboken sekitar tahun 1890an. Awalnya mereka berburu, berkebun, mengusahakan minuman dari pohon aren (seho)sebagai minuman yang di konsumsi oleh masyarakat Minahasa pada umumnya yang disebut tuak (lepen atau saguer). Pada awal terbentuknya desa Warisa yang berlokasi di cilacap masayaraktnya terkenak dampak sakit menular(wabah)sehingga masyarakatnya hidup berpindah pindah. Sehingga oleh para nenek moyang penduduk desa Warisa memanggil Koledaka(panglima perang)berasal dari airmadidi untuk mengataur desa Warisa yang ditempati sekarang yang bernama Jan Dumanauw untuk menjadi tonaas (pimpinan spiritual) supaya wabah yang dihadapi berlalu. Dengan sekitar 12 orang tetua desa Warisa dspat menghadapi wabah dan wabahpun berlalu. Sehingga warga/penduduk Warisa boleh tetap tinggal ditempat desa warisa sekarang ini. Sehingga desa Warisa menjadi desa yang debinitif pada tanggal 03 Agustus 1903.Dengan kepala desa (hukum tua pertama) Jan Dumanauw. Sedangkan mengenai pemberian nama Warisa berasal dari UDANG(sapun,bah.Tonsea) saat musim panas terjadi kekeringan dan penduduk menemukan banyak udang mati yang sudah memerah di sungai.Udang dalam bahasa tonsea disebut sepaWARISAan.jadi nama Wanua Warisa berasal dari bahasa tonsea. Versi lainnya konon bahwa di tengah desa Warisa terdapat sebuah pohon lombok (Warisa.bah. Tonsea) pohon lombok yg sangat besar ini menjadi tempat untuk memungut buah lombok untuk dipergunakan sebagai bumbu masakan.
Penulis:Rudy Wantania,S.Pd.K di post 06 Agustus 2021