Lompat ke isi

Suku Ende: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k Melindungi "Suku Ende": sengketa artikel bertopik suku bangsa di Indonesia ([Sunting=Hanya untuk pengurus] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengurus] (selamanya))
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 9 Agustus 2021 04.17

Sejarah suku ende

\Suku Ende adalah suku bangsa di Indonesia yang berdiam bagian tengah Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur. Kata Ende diperkirakan berasal dari kata cindai yang artinya kain sutra yang berbunga-bunga. (Pos- Kupang.Com. Senin, 15/6/2015). Wilayah asal suku Ende dibagi menjadi tiga wilayah yaitu kecamatan Nangapanda, Ende, dan Ndona. wilayah asal orang Ende ini bertetangga dengan wilayah - wilayah kediaman suku bangsa Nagekeo disebelah barat, dan dengan wilayah kediaman suku bangsa bangsa lio disebelah Timur. lingkungan alam dari wilayah asal suku bangsa ini merupakan wilayah bergunung dan bukit berlekuk-lekuk tajam dan jarang ditemukan lahan basah.[1]

Masyarakat di daerah ini khususnya dan penduduk pulau Flores umumnya sering kali menghadapi masalah kekurangan bahan makanan. hal ini dipengaruhi oleh keadaaan alam, sarana pertanian yang belum memadai, dan pengetahuan dalam meghadapi keadaan lingkungan semacam itu belum memadai. Dengan keadaan alam semacam itu, mereka banyak menanam tanaman singkong ( manihot utilissima ) yang sekaligus menjadi makanan pokok mereka secara turun temurun. Makanan yang khas terbuat dari singkong itu bernama uwi ndota. Makanan khas ini dimakan dengan lauk ikan, misalnya ikan soa, ikan iu dan ikan terbang. Lauk ini dibuat dengan bumbu khusus berupa ramuan cabe, kunyit, serai dan daun susu roa yang mengandung rasa asam. Sementara orang Ende yang makan nasi merasa belum puas kalau belum makan uwi ndota. Namun banyak sudah diantara mereka yang mengganti makanan tradisi ini dengan nasi. yang rupannya terkesan lebih bergengsi ( kompas, 9 - 2 - 1992 )

Pada masa lalu masyarakat Ende mengenal tiga lapisan sosial. Lapisan atas adalah kaum bangsawan, yang didaerah pesisir di sebut Ata Nggaeh dan diaerah pedalaman disebut Mosa Rabi. Dua lapisan lainnya adalah lapisan masyarakat biasa dan lapisan budak. mereka juga masih memiliki kesenian-kesenian tradisional seperti seni tari ( tarian gawi, mursi, waewali ). Bahasa yang dipakai adalah bahasa Ende.


Referensi

  1. ^ Melalatoa, M. Junus (1995). Enskilopedi Suku Bangsa di Indonesia Jilid A-K. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 

Lihat juga