Rakai Panumwangan: Perbedaan antara revisi
Naval Scene (bicara | kontrib) k perjelas |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
Masa pemerintahannya disebutkan Prasasti Wanua Tengah III cukup singkat, yaitu kurang dari 1,5 tahun (27-9-885 s.d. 27-1-887 M).<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Xd3VAAAAMAAJ&q=dyah+tagwas+8+bulan&dq=dyah+tagwas+8+bulan&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiTzajx1JbnAhWTT30KHWZ6BesQ6AEIKDAA|title=Pemugaran Candi Brahma, Prambanan, Candi Sambisari, Taman Narmada|last=Kebudayaan|first=Indonesia Departemen Pendidikan dan|date=1989|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=UE5nDwAAQBAJ&pg=PA302&dq=tagwas+5+February+A.D.+885&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwisrqqN1pbnAhW6I7cAHYdfC4sQ6AEIKDAA#v=onepage&q=tagwas%205%20February%20A.D.%20885&f=false|title=MATA AIR PERADABAN ; Dua Milenium Wonosobo|last=Arif|first=H. A. Kholiq|date=2010-01-01|publisher=Lkis Pelangi Aksara|isbn=978-979-25-5331-4|language=id}}</ref> Menurut daftar raja dalam [[Prasasti Mantyasih]] (907M), nama Rakai Panumwangan dan beberapa raja Medang lainnya tidak ditemukan.<ref name=":1" /><ref name=":2" /> Hal ini kemungkinan karena prasasti Mantyasih menyebutkan hanya raja-raja yang memerintah lama dan berkuasa penuh, sehingga gelar pada nama raja-raja keturunan Sanjaya pada prasasti tersebut ialah ''Sri Maharaja''.<ref>{{Cite journal|url=https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/download/388/355/|journal=Berkala Arkeologi Volume 30 No. 1 Mei 2010|title=Rajya Rajya Ing Jawa Madhya, Raja-Raja Mataram Kuna Abad 9-10 Masehi: Perbandingan Antara Naskah Pustaka Rajya-Rajya I Bhumi Nusantara Dengan Prasasti Wanua Tengah III |last=Hardani|first=Kayato|date= Mei 2010|access-date=22 Januari 2020}}</ref> |
Masa pemerintahannya disebutkan Prasasti Wanua Tengah III cukup singkat, yaitu kurang dari 1,5 tahun (27-9-885 s.d. 27-1-887 M).<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Xd3VAAAAMAAJ&q=dyah+tagwas+8+bulan&dq=dyah+tagwas+8+bulan&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiTzajx1JbnAhWTT30KHWZ6BesQ6AEIKDAA|title=Pemugaran Candi Brahma, Prambanan, Candi Sambisari, Taman Narmada|last=Kebudayaan|first=Indonesia Departemen Pendidikan dan|date=1989|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=UE5nDwAAQBAJ&pg=PA302&dq=tagwas+5+February+A.D.+885&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwisrqqN1pbnAhW6I7cAHYdfC4sQ6AEIKDAA#v=onepage&q=tagwas%205%20February%20A.D.%20885&f=false|title=MATA AIR PERADABAN ; Dua Milenium Wonosobo|last=Arif|first=H. A. Kholiq|date=2010-01-01|publisher=Lkis Pelangi Aksara|isbn=978-979-25-5331-4|language=id}}</ref> Menurut daftar raja dalam [[Prasasti Mantyasih]] (907M), nama Rakai Panumwangan dan beberapa raja Medang lainnya tidak ditemukan.<ref name=":1" /><ref name=":2" /> Hal ini kemungkinan karena prasasti Mantyasih menyebutkan hanya raja-raja yang memerintah lama dan berkuasa penuh, sehingga gelar pada nama raja-raja keturunan Sanjaya pada prasasti tersebut ialah ''Sri Maharaja''.<ref>{{Cite journal|url=https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/download/388/355/|journal=Berkala Arkeologi Volume 30 No. 1 Mei 2010|title=Rajya Rajya Ing Jawa Madhya, Raja-Raja Mataram Kuna Abad 9-10 Masehi: Perbandingan Antara Naskah Pustaka Rajya-Rajya I Bhumi Nusantara Dengan Prasasti Wanua Tengah III |last=Hardani|first=Kayato|date= Mei 2010|access-date=22 Januari 2020}}</ref> |
||
Pada tahun 890, ia dengan nama gelar Rake Limus mengeluarkan Prasasti Poh Dulur yang ditemukan di daerah Magelang, Jawa Tengah.<ref name=":0" /> Diperkirakan saat itu ia telah digulingkan, dan berupaya untuk memperkokoh kekuasaannya namun tidak berhasil.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Tjahjono|first=Bhaskoro Daru|year=2013|title=Syailendrawangsa: Sang Penguasa Mataram Kuna|url=http://sangkhakala.kemdikbud.go.id/index.php/SBA/article/download/102/pdf|journal=Sangkhakala Berkala Arkeologi|volume=16|issue=2|pages=|doi=}}</ref> |
Pada tahun 890, ia dengan nama gelar Rake Limus mengeluarkan [[Prasasti Poh Dulur]] yang ditemukan di daerah Magelang, Jawa Tengah.<ref name=":0" /> Diperkirakan saat itu ia telah digulingkan, dan berupaya untuk memperkokoh kekuasaannya namun tidak berhasil.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Tjahjono|first=Bhaskoro Daru|year=2013|title=Syailendrawangsa: Sang Penguasa Mataram Kuna|url=http://sangkhakala.kemdikbud.go.id/index.php/SBA/article/download/102/pdf|journal=Sangkhakala Berkala Arkeologi|volume=16|issue=2|pages=|doi=}}</ref> |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
Revisi per 21 Agustus 2021 19.24
Rakai Panumwangan Dyah Dawendra adalah seorang raja dari Wangsa Sanjaya, yang berkuasa di Kerajaan Medang (Mataram Kuno) pada abad ke-9. Sebagaimana dituliskan dalam Prasasti Poh Dulur (890 M),[1] gelar lainnya ialah Sri Maharaja Rake Limus Dyah Dawendra.[2] Menurut daftar raja dalam Prasasti Wanua Tengah III (908 M), ia memerintah menggantikan Dyah Tagwas, dan setelah turun tahta digantikan oleh Rakai Gurunwangi.[3]
Masa pemerintahannya disebutkan Prasasti Wanua Tengah III cukup singkat, yaitu kurang dari 1,5 tahun (27-9-885 s.d. 27-1-887 M).[4][5] Menurut daftar raja dalam Prasasti Mantyasih (907M), nama Rakai Panumwangan dan beberapa raja Medang lainnya tidak ditemukan.[3][6] Hal ini kemungkinan karena prasasti Mantyasih menyebutkan hanya raja-raja yang memerintah lama dan berkuasa penuh, sehingga gelar pada nama raja-raja keturunan Sanjaya pada prasasti tersebut ialah Sri Maharaja.[7]
Pada tahun 890, ia dengan nama gelar Rake Limus mengeluarkan Prasasti Poh Dulur yang ditemukan di daerah Magelang, Jawa Tengah.[1] Diperkirakan saat itu ia telah digulingkan, dan berupaya untuk memperkokoh kekuasaannya namun tidak berhasil.[6]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b Prasasti koleksi Museum Nasional. Proyek Pengembangan Museum Nasional. 1986.
- ^ Boechari (2013-07-08). Melacak Sejarah Kuno Indonesia lewat Prasasti. Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-2-85539-473-2.
- ^ a b Ras, J. J. (2014). Masyarakat dan Kesusastraan di Jawa. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-899-8.
- ^ Kebudayaan, Indonesia Departemen Pendidikan dan (1989). Pemugaran Candi Brahma, Prambanan, Candi Sambisari, Taman Narmada. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- ^ Arif, H. A. Kholiq (2010-01-01). MATA AIR PERADABAN ; Dua Milenium Wonosobo. Lkis Pelangi Aksara. ISBN 978-979-25-5331-4.
- ^ a b Tjahjono, Bhaskoro Daru (2013). "Syailendrawangsa: Sang Penguasa Mataram Kuna". Sangkhakala Berkala Arkeologi. 16 (2).
- ^ Hardani, Kayato (Mei 2010). "Rajya Rajya Ing Jawa Madhya, Raja-Raja Mataram Kuna Abad 9-10 Masehi: Perbandingan Antara Naskah Pustaka Rajya-Rajya I Bhumi Nusantara Dengan Prasasti Wanua Tengah III". Berkala Arkeologi Volume 30 No. 1 Mei 2010. Diakses tanggal 22 Januari 2020.
Didahului oleh: Dyah Tagwas |
Raja Medang
(Wangsa Sanjaya) |
Diteruskan oleh: Rakai Gurunwangi |