Prijono: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 26: | Baris 26: | ||
'''Prijono''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|20|7|1905||6|3|1969}})<ref name="his">Vickers, Adrian. 2007. ''[http://books.google.com/books?id=RWrm7tPzs1AC&pg=PA146 A History of Modern Indonesia]''. Cambridge: Cambridge University Press, hlm. 146-147.</ref> adalah [[politikus]] dan [[cendekiawan]] [[bangsa Indonesia|Indonesia]] yang pernah menjabat sebagai [[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] yang menjabat pada tahun [[1957]]–[[1966]].<ref name="app">Lev, Daniel S. 2009. ''[http://books.google.com/books?id=ybL_CsT93w4C&pg=PT35 The Transition to Guided Democracy: Indonesian Politics, 1957-1959]''. Jakarta: Equinox Publishing, hlm. 35.</ref><ref name="edu">Mujiburrahman. 2006. ''[http://books.google.com/books?id=g2AtOlJMPTUC&pg=PA228 Feeling Threatened: Muslim-Christian Relations in Indonesia's New Order]''. Leiden: ISIM, hlm. 228-229.</ref> Pada bulan [[Desember]] [[1954]], ia dianugerahi [[Penghargaan Perdamaian Stalin]] oleh [[Uni Soviet]].<ref name="au">Australian Institute of International Affairs. 1958. ''[http://books.google.com/books?id=uNFBAAAAYAAJ The Australian Outlook]'', Volume 12-13. Sydney: Australian Institute of International Affairs, hlm. 265.</ref> |
'''Prijono''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|20|7|1905||6|3|1969}})<ref name="his">Vickers, Adrian. 2007. ''[http://books.google.com/books?id=RWrm7tPzs1AC&pg=PA146 A History of Modern Indonesia]''. Cambridge: Cambridge University Press, hlm. 146-147.</ref> adalah [[politikus]] dan [[cendekiawan]] [[bangsa Indonesia|Indonesia]] yang pernah menjabat sebagai [[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] yang menjabat pada tahun [[1957]]–[[1966]].<ref name="app">Lev, Daniel S. 2009. ''[http://books.google.com/books?id=ybL_CsT93w4C&pg=PT35 The Transition to Guided Democracy: Indonesian Politics, 1957-1959]''. Jakarta: Equinox Publishing, hlm. 35.</ref><ref name="edu">Mujiburrahman. 2006. ''[http://books.google.com/books?id=g2AtOlJMPTUC&pg=PA228 Feeling Threatened: Muslim-Christian Relations in Indonesia's New Order]''. Leiden: ISIM, hlm. 228-229.</ref> Pada bulan [[Desember]] [[1954]], ia dianugerahi [[Penghargaan Perdamaian Stalin]] oleh [[Uni Soviet]].<ref name="au">Australian Institute of International Affairs. 1958. ''[http://books.google.com/books?id=uNFBAAAAYAAJ The Australian Outlook]'', Volume 12-13. Sydney: Australian Institute of International Affairs, hlm. 265.</ref> |
||
== Riwayat Hidup == |
|||
Prijono adalah salah satu tokoh penting [[Partai Murba]] dan [[Komite Perdamaian Indonesia]].<ref name="au"/> Sejak dikeluarkannya [[Dekret Presiden 5 Juli 1959|Dekrit Presiden 5 Juli 1959]], Prijono yang menjabat sebagai Menteri PP dan K mengeluarkan Instruksi nomor 1 tahun 1959 tentang ''Sapta Usaha Tama'' yang berisikan: |
Prijono adalah salah satu tokoh penting [[Partai Murba]] dan [[Komite Perdamaian Indonesia]].<ref name="au" /> Sebelum menjabat sebagai menteri, Ia pernah menjabat sebagai kepala sekolah di [[SMA Negeri 3 Yogyakarta]]. Sejak dikeluarkannya [[Dekret Presiden 5 Juli 1959|Dekrit Presiden 5 Juli 1959]], Prijono yang menjabat sebagai Menteri PP dan K mengeluarkan Instruksi nomor 1 tahun 1959 tentang ''Sapta Usaha Tama'' yang berisikan: |
||
# Menertibkan [[Aparatur Sipil Negara|aparatur]] dan usaha-usaha Kementerian PP dan K |
# Menertibkan [[Aparatur Sipil Negara|aparatur]] dan usaha-usaha [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian PP dan K]] |
||
# Menggiatkan kesenian |
# Menggiatkan [[Seni|kesenian]] |
||
# Mengharuskan usaha halaman |
# Mengharuskan usaha [[Halaman bangunan|halaman]] |
||
# Mengharuskan penabungan |
# Mengharuskan [[Tabungan|penabungan]] |
||
# Mewajibkan usaha-usaha [[koperasi]] |
# Mewajibkan usaha-usaha [[koperasi]] |
||
# Mengadakan kelas masyarakat |
# Mengadakan kelas masyarakat |
||
# Membentuk regu kerja di kalangan SLA dan universitas. |
# Membentuk regu kerja di kalangan [[Sekolah menengah atas|SLA]] dan [[universitas]]. |
||
Disusul instruksi selanjutnya yaitu Instruksi nomor 2 tahun 1960 yang menegasan Pancasila dan [[Manipol USDEK]] sebagai landasan pendidikan nasional. Pada tahun yang sama pada bulan October Panca Wardana ditetapkan sebagai sistem Pendidikan Nasional. Adapun isi dari Panca Wardana itu sendiri antara lain: |
Disusul instruksi selanjutnya yaitu Instruksi nomor 2 tahun 1960 yang menegasan Pancasila dan [[Manipol USDEK]] sebagai landasan pendidikan nasional. Pada tahun yang sama pada bulan October Panca Wardana ditetapkan sebagai sistem Pendidikan Nasional. Adapun isi dari Panca Wardana itu sendiri antara lain: |
||
# Perkembangan Cinta Bangsa dan Tanah Air, Moral, Nasional/ Internasional/ Keagamaan |
# Perkembangan Cinta Bangsa dan Tanah Air, Moral, Nasional/ Internasional/ Keagamaan |
||
# Perkembangan Intelegensia |
# [[Kecerdasan intelektual|Perkembangan Intelegensia]] |
||
# Perkembangan Emosional, Artistik atau Rasa Keharuan dan Keindahan Lahir Batin |
# [[Kecerdasan emosional|Perkembangan Emosional, Artistik atau Rasa Keharuan dan Keindahan Lahir Batin]] |
||
# Perkembangan Kerajinan Tangan |
# [[Kriya|Perkembangan Kerajinan Tangan]] |
||
# Perkembangan Jasmani. |
# [[Olahraga|Perkembangan Jasmani]]. |
||
Gagasan ini paling tidak telah disetujui oleh Soekarno |
Gagasan ini paling tidak telah disetujui oleh Soekarno yang pada saat itu digelari Pemimpin Besar Revolusi seperti yang diakuinya sendiri dalam pidatonya ([[Vivere pericoloso|TAVIP]]). |
||
Pada tahun 1965 terjadi [[Gerakan 30 September|huru hara politik]] yang hampir semua kekuatan kiri mulai disingkirkan perlahan-lahan dan pada tanggal [[16 Maret]] [[1966]], ia diculik oleh aktivis yang tergabung dalam [[gerakan mahasiswa di Indonesia|gerakan mahasiswa |
Pada tahun 1965 terjadi [[Gerakan 30 September|huru hara politik]] yang hampir semua kekuatan kiri mulai disingkirkan perlahan-lahan dan pada tanggal [[16 Maret]] [[1966]], ia diculik oleh aktivis yang tergabung dalam [[gerakan mahasiswa di Indonesia|gerakan mahasiswa]] [[KAPPI]] dan [[Laskar Arief Rahman Hakim]] untuk dibawa ke markas [[Kostrad]].<ref>Crouch, Harold. 2007. ''[http://books.google.com/books?id=TJptHWc4i1EC&pg=PA194 The Army and Politics in Indonesia]''. Equinox Publishing (Asia), hlm. 194.</ref> sampai kemudian meninggal dunia pada tahun 1969. Pernikahannya membuahkan satu orang putra bernama ''Lembu Amiluhur Prijono'' atau [[Ami Prijono]] yang kemudian menjadi aktor pada tahun 1970-an. |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
Baris 61: | Baris 62: | ||
{{DEFAULTSORT:Priyono, Priyono}} |
{{DEFAULTSORT:Priyono, Priyono}} |
||
{{indo-bio-stub}} |
{{indo-bio-stub}} |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
[[Kategori:Tokoh dari Yogyakarta]] |
|||
[[Kategori:Politikus Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Politikus Partai Murba]] |
|||
[[Kategori:Menteri Indonesia]] |
[[Kategori:Menteri Indonesia]] |
||
[[Kategori:Menteri Pendidikan Indonesia]] |
[[Kategori:Menteri Pendidikan Indonesia]] |
||
⚫ | |||
⚫ |
Revisi per 30 Agustus 2021 15.44
Prijono | |
---|---|
![]() | |
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Ke-12 | |
Masa jabatan 14 Maret 1957 – 28 Maret 1966 | |
Presiden | Soekarno |
Informasi pribadi | |
Lahir | ![]() | 20 Juli 1905
Meninggal | 6 Maret 1969![]() | (umur 63)
Partai politik | Partai Murba |
Anak | Ami Prijono |
Alma mater | Universitas Leiden[1] |
![]() ![]() |
Prijono (20 Juli 1905 – 6 Maret 1969)[1] adalah politikus dan cendekiawan Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang menjabat pada tahun 1957–1966.[2][3] Pada bulan Desember 1954, ia dianugerahi Penghargaan Perdamaian Stalin oleh Uni Soviet.[4]
Riwayat Hidup
Prijono adalah salah satu tokoh penting Partai Murba dan Komite Perdamaian Indonesia.[4] Sebelum menjabat sebagai menteri, Ia pernah menjabat sebagai kepala sekolah di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Prijono yang menjabat sebagai Menteri PP dan K mengeluarkan Instruksi nomor 1 tahun 1959 tentang Sapta Usaha Tama yang berisikan:
- Menertibkan aparatur dan usaha-usaha Kementerian PP dan K
- Menggiatkan kesenian
- Mengharuskan usaha halaman
- Mengharuskan penabungan
- Mewajibkan usaha-usaha koperasi
- Mengadakan kelas masyarakat
- Membentuk regu kerja di kalangan SLA dan universitas.
Disusul instruksi selanjutnya yaitu Instruksi nomor 2 tahun 1960 yang menegasan Pancasila dan Manipol USDEK sebagai landasan pendidikan nasional. Pada tahun yang sama pada bulan October Panca Wardana ditetapkan sebagai sistem Pendidikan Nasional. Adapun isi dari Panca Wardana itu sendiri antara lain:
- Perkembangan Cinta Bangsa dan Tanah Air, Moral, Nasional/ Internasional/ Keagamaan
- Perkembangan Intelegensia
- Perkembangan Emosional, Artistik atau Rasa Keharuan dan Keindahan Lahir Batin
- Perkembangan Kerajinan Tangan
- Perkembangan Jasmani.
Gagasan ini paling tidak telah disetujui oleh Soekarno yang pada saat itu digelari Pemimpin Besar Revolusi seperti yang diakuinya sendiri dalam pidatonya (TAVIP).
Pada tahun 1965 terjadi huru hara politik yang hampir semua kekuatan kiri mulai disingkirkan perlahan-lahan dan pada tanggal 16 Maret 1966, ia diculik oleh aktivis yang tergabung dalam gerakan mahasiswa KAPPI dan Laskar Arief Rahman Hakim untuk dibawa ke markas Kostrad.[5] sampai kemudian meninggal dunia pada tahun 1969. Pernikahannya membuahkan satu orang putra bernama Lembu Amiluhur Prijono atau Ami Prijono yang kemudian menjadi aktor pada tahun 1970-an.
Referensi
- ^ a b Vickers, Adrian. 2007. A History of Modern Indonesia. Cambridge: Cambridge University Press, hlm. 146-147.
- ^ Lev, Daniel S. 2009. The Transition to Guided Democracy: Indonesian Politics, 1957-1959. Jakarta: Equinox Publishing, hlm. 35.
- ^ Mujiburrahman. 2006. Feeling Threatened: Muslim-Christian Relations in Indonesia's New Order. Leiden: ISIM, hlm. 228-229.
- ^ a b Australian Institute of International Affairs. 1958. The Australian Outlook, Volume 12-13. Sydney: Australian Institute of International Affairs, hlm. 265.
- ^ Crouch, Harold. 2007. The Army and Politics in Indonesia. Equinox Publishing (Asia), hlm. 194.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Sarino Mangunpranoto |
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia 1957—1966 |
Diteruskan oleh: Sarino Mangunpranoto |