Pembantaian Banjarsari: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 45: | Baris 45: | ||
== Latar belakang == |
== Latar belakang == |
||
{{infobox person |
|||
⚫ | |||
|name= Wirdjo |
|||
|birth_date= ± 1952 |
|||
|birth_place= |
|||
|death_date= 15 April 1987 (usia ± 35) |
|||
|death_place= {{flagicon|Indonesia}} [[Banyuwangi]], [[Indonesia]] |
|||
|occupation= Petani |
|||
|known_for= Petani yang menewaskan 20 orang dan melukai 12 orang dalam [[Peristiwa Banjarsari]] |
|||
|death_cause= Gantung diri}} |
|||
⚫ | Wirdjo adalah anak kelima dari sembilan bersaudara. Menurut istrinya, Indarah, ia suka mabuk dan judi serta mengeluh banyak tentang warisannya. Ketika teringat kekurangannya dia akan marah dan mengancam istrinya dengan sabitnya. Sehari sebelum pembunuhan ia memukulinya selama berdebat.<ref name=TM/><ref name=NST18/> Dilaporkan bahwa sebelum pembantaian, Wirdjo telah berpuasa selama satu bulan dan bahwa ia juga telah menggali mayat ibunya di kuburan untuk mengunyah tulang-tulangnya,<ref>[http://news.google.com/newspapers?id=zWwVAAAAIBAJ&sjid=gwsEAAAAIBAJ&pg=6601,5089950&dq= Fasting man runs amuck], ''[[Manila Standard]]'' (April 17, 1987)</ref> meskipun laporan lain menunjukkan tidak ada hal seperti itu yang terjadi karena ibunya masih hidup pada waktu itu.<ref name=TM/> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 8 September 2021 10.53
Pembantaian Banjarsari | |
---|---|
Lokasi | Banjarsari, Indonesia |
Tanggal | April 15, 1987 |
Jenis serangan | Pembantaian |
Senjata | Sabit Parang |
Korban tewas | 21 (termasuk pelaku karena gantung diri) |
Korban luka | 12 |
Pelaku | Wirdjo |
Pembantaian Banjarsari terjadi pada tanggal 15 April 1987, ketika seorang petani berusia 42 tahun bernama Wirdjo menewaskan 20 orang dan melukai 12 lainnya di desa Banjarsari di Kabupaten Banyuwangi, Indonesia.[1]
Pembantaian
Pembantaian dimulai di rumah Wirdjo, dimana ia menyerang anak angkatnya Renny dan temannya Arbaiyah, keduanya berusia 4 tahun, dengan parang dan sabit. Sementara Renny berhasil melarikan diri, Arbaiyah dipukul di leher dan meninggal. Wirdjo kemudian masuk ke rumah Maskur, tetangganya, dimana ia pertama kali membunuh istri Maskur dengan sabit, sebelum berbalik melawan suami berusia 80 tahun, yang mencoba untuk membantunya. Setelah itu ia berjalan menyusuri desa, menyerang orang secara acak.
Pada akhir hari Wirdjo telah menyusup total 32 orang, sebagian besar dari mereka adalah petani dalam perjalanan ke ladang dan siswa yang pergi ke sekolah mereka. 18 korban meninggal di tempat kejadian, sementara dua lainnya kemudian meninggal karena luka mereka saat dirawat di rumah sakit. Sebagai akibat dari pelakunya adalah tempat yang akan ditemukan otoritas dihentikan sementara kelas di sekolah-sekolah lokal, sementara orang-orang mengunci diri di rumah mereka.
Setelah perburuan luas, termasuk polisi, anjing, dan tentara, Wirdjo ditemukan keesokan harinya 3 mil arah barat dari rumahnya, tergantung di akar pohon yang tumbuh menjuntai di tepi sungai. Dia telah melakukan bunuh diri dengan menggantung dirinya dengan sabuknya.[2][3][4]
Korban
Di antara mereka yang tewas adalah:
|
|
|
Latar belakang
Wirdjo | |
---|---|
Lahir | ± 1952 |
Meninggal | 15 April 1987 (usia ± 35) Banyuwangi, Indonesia |
Sebab meninggal | Gantung diri |
Pekerjaan | Petani |
Dikenal atas | Petani yang menewaskan 20 orang dan melukai 12 orang dalam Peristiwa Banjarsari |
Wirdjo adalah anak kelima dari sembilan bersaudara. Menurut istrinya, Indarah, ia suka mabuk dan judi serta mengeluh banyak tentang warisannya. Ketika teringat kekurangannya dia akan marah dan mengancam istrinya dengan sabitnya. Sehari sebelum pembunuhan ia memukulinya selama berdebat.[2][4] Dilaporkan bahwa sebelum pembantaian, Wirdjo telah berpuasa selama satu bulan dan bahwa ia juga telah menggali mayat ibunya di kuburan untuk mengunyah tulang-tulangnya,[5] meskipun laporan lain menunjukkan tidak ada hal seperti itu yang terjadi karena ibunya masih hidup pada waktu itu.[2]
Referensi
- ^ Crazed farmer kills 18 with sickle[pranala nonaktif permanen], The Palm Beach Post (April 16, 1987)
- ^ a b c Sekali mengamuk 20 nyawa melayang, Tempo magazine (April 25, 1987)
- ^ Crazed farmer's rampage leaves 18 dead, New Straits Times Malaysia (April 17, 1987)
- ^ a b Dogs join hunt for man who killed 18, New Straits Times Malaysia (April 18, 1987)
- ^ Fasting man runs amuck, Manila Standard (April 17, 1987)