Lompat ke isi

Stasiun Pariaman: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 0°37′36″S 100°06′59″E / 0.6266213°S 100.1163751°E / -0.6266213; 100.1163751
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Frenzyvanrafi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 30: Baris 30:
'''Stasiun Pariaman (PMN)''' merupakan [[stasiun kereta api]] kelas II yang terletak di [[Kampung Pondok I, Pariaman Tengah, Pariaman]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +2 meter ini termasuk ke dalam [[Divisi Regional II Sumatra Barat]]. Stasiun ini terletak hanya 20 m dari bibir [[Pantai Gandoriah|pantai]].
'''Stasiun Pariaman (PMN)''' merupakan [[stasiun kereta api]] kelas II yang terletak di [[Kampung Pondok I, Pariaman Tengah, Pariaman]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +2 meter ini termasuk ke dalam [[Divisi Regional II Sumatra Barat]]. Stasiun ini terletak hanya 20 m dari bibir [[Pantai Gandoriah|pantai]].


Pada awalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 sebagai sepur lurus dan sistem persinyalannya menggunakan sistem mekanik Alkmaar. Persinyalan ini menggunakan satu sinyal lengan untuk sinyal masuk di masing-masing pihak serta pengendalian wesel terlayan tempat yang mana pengendalian weselnya langsung di lokasi wesel dengan handel yang terbuat dari kayu, sistem persinyalan ini dipasang sejak tahun 1979 dan persinyalan ini pernah dipasang di stasiun-stasiun [[Jalur kereta api Lubuk Alung–Naras–Sungai Limau|lintas Lubuk Alung–Naras]] namun sudah non-aktif atau digantikan dengan persinyalan lebih modern.
Stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Tidak seperti stasiun-stasiun lainnya di [[Divisi Regional II Sumatra Barat|Divre II Sumbar]] yang menggunakan persinyalan mekanik [[Siemens & Halske]] manual, stasiun ini sama-sama menggunakan persinyalan mekanik tetapi menggunakan sistem [[Nederlandse Machinefabriek Alkmaar|Alkmaar]] yang hanya memiliki satu sinyal lengan untuk sinyal masuk serta seluruh wesel menggunakan tuas penggerak [[wesel]] manual yang terletak di dekat setiap wesel dan pengaturannya tidak terpusat. Uniknya lagi, handel persinyalan tersebut terbuat dari kayu dan dipasang sejak 1979.<ref name="sugiana"/>


Sejak 2021 saat [[Direktorat Jenderal Perkeretaapian]] melakukan peningkatan jalur kereta api [[Stasiun Padang|Padang]]-Pariaman, sistem persinyalan di stasiun ini diganti dengan sinyal mekanik Siemens & Halske seperti layaknya stasiun-stasiun lainnya di Divre 2 dan untuk mendukung pengoperasian sinyal tersebut dibangunlah pos persinyalan di sebelah barat emplasemen stasiun tersebut. Jalur di emplasemen stasiun tersebut juga ditata ulang, jalur 3 dibongkar untuk penataan ulang jalur 2 serta pembangunan peron dengan kanopi sepanjang 100m dan pos persinyalan, namun jalur 2 diperpanjang dari sisi selatan dan diperpendek dari sisi utara serta sepur badug dipasang di jalur tersebut dari sisi utara.
Sebenarnya ke arah utara dari stasiun ini masih terdapat jalur rel yang menuju ke [[Stasiun Naras|Naras]] dan berakhir di [[Sungai Limau, Padang Pariaman|Sungai Limau]], tetapi sejak tahun 1998 jalur ke Naras sempat dinonaktifkan, sedangkan yang ke Sungai Limau sendiri sudah lama dinonaktifkan sejak zaman penjajahan Belanda. Dahulu biasa digunakan untuk angkutan [[Kelapa sawit|CPO]]. Jalur ini masuk dalam ''masterplan'' reaktivasi dari [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia|Kemenhub]], tetapi hanya sampai [[Stasiun Naras|Naras]].

Sebelum reaktivasi menuju [[Stasiun Naras]] dilakukan, semua perjalanan kereta api termasuk [[Kereta api Sibinuang|Sibinuang]] berakhir di stasiun ini dan stasiun ini cukup sibuk karena aktivitas langsiran lokomotif untuk perpindahan posisi lokomotif untuk keberangkatan KA penumpang di stasiun tersebut. Namun sejak 2019 saat jalur menuju [[Stasiun Naras|Naras]] diaktifkan, tidak ada lagi aktifitas langsiran di stasiun ini karena KA Sibinuang diperpanjang ke [[Stasiun Naras|Naras]].


Hanya satu layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini, yaitu [[Kereta api Sibinuang|Sibinuang]].
Hanya satu layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini, yaitu [[Kereta api Sibinuang|Sibinuang]].

Revisi per 16 September 2021 18.30

Stasiun Pariaman

Aktivitas penumpang di Stasiun Pariaman, 2019.
Lokasi
Koordinat0°37′44″S 100°6′51″E / 0.62889°S 100.11417°E / -0.62889; 100.11417
Ketinggian+2 m
Operator
Letak
km 60+520 lintas Teluk BayurPadangLubuk AlungNaras[1]
Jumlah peron3 (satu peron sisi dan dua peron pulau yang sama-sama agak rendah)
Jumlah jalur3 (jalur 1: sepur lurus)
LayananSibinuang
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Dibuka1908
Nama sebelumnyaStation Priaman[3]
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Layanan lokal/komuter Stasiun berikutnya
Kurai Taji
ke arah Pauh Lima
Pariaman Ekspres
Pauh Lima–Naras, p.p.
Naras
Terminus
Fasilitas dan teknis
FasilitasMusala Toilet 
Tipe persinyalanMekanik tipe Alkmaar, wesel diatur lewat tuas penggerak wesel di dekat setiap wesel, handel terbuat dari kayu[4]
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Pariaman (PMN) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Kampung Pondok I, Pariaman Tengah, Pariaman. Stasiun yang terletak pada ketinggian +2 meter ini termasuk ke dalam Divisi Regional II Sumatra Barat. Stasiun ini terletak hanya 20 m dari bibir pantai.

Pada awalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 sebagai sepur lurus dan sistem persinyalannya menggunakan sistem mekanik Alkmaar. Persinyalan ini menggunakan satu sinyal lengan untuk sinyal masuk di masing-masing pihak serta pengendalian wesel terlayan tempat yang mana pengendalian weselnya langsung di lokasi wesel dengan handel yang terbuat dari kayu, sistem persinyalan ini dipasang sejak tahun 1979 dan persinyalan ini pernah dipasang di stasiun-stasiun lintas Lubuk Alung–Naras namun sudah non-aktif atau digantikan dengan persinyalan lebih modern.

Sejak 2021 saat Direktorat Jenderal Perkeretaapian melakukan peningkatan jalur kereta api Padang-Pariaman, sistem persinyalan di stasiun ini diganti dengan sinyal mekanik Siemens & Halske seperti layaknya stasiun-stasiun lainnya di Divre 2 dan untuk mendukung pengoperasian sinyal tersebut dibangunlah pos persinyalan di sebelah barat emplasemen stasiun tersebut. Jalur di emplasemen stasiun tersebut juga ditata ulang, jalur 3 dibongkar untuk penataan ulang jalur 2 serta pembangunan peron dengan kanopi sepanjang 100m dan pos persinyalan, namun jalur 2 diperpanjang dari sisi selatan dan diperpendek dari sisi utara serta sepur badug dipasang di jalur tersebut dari sisi utara.

Sebelum reaktivasi menuju Stasiun Naras dilakukan, semua perjalanan kereta api termasuk Sibinuang berakhir di stasiun ini dan stasiun ini cukup sibuk karena aktivitas langsiran lokomotif untuk perpindahan posisi lokomotif untuk keberangkatan KA penumpang di stasiun tersebut. Namun sejak 2019 saat jalur menuju Naras diaktifkan, tidak ada lagi aktifitas langsiran di stasiun ini karena KA Sibinuang diperpanjang ke Naras.

Hanya satu layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini, yaitu Sibinuang.

Layanan kereta api

Sibinuang, tujuan Padang dan tujuan Naras (lokal ekonomi)

Jadwal kereta api

Berikut ini adalah jadwal kereta api penumpang yang berhenti di Stasiun Pariaman per 10 Februrari 2021 (sesuai Gapeka 2021).

Kereta api Sibinuang
No. KA Tiba Berangkat No. KA Tiba Berangkat
Tujuan Padang Tujuan Naras
B1 06.02 06.06 B2*) 07.18 07.22
B3 10.18 10.22 B34F*) 08.42 08.46
B5 14.22 14.26 B4 11.34 11.38
B7 17.03 17.07 B6 15.43 15.47
B8 18.55 18.59

Keterangan:

*) = beroperasi secara bergantian, yang mana KA B34F jalan di akhir pekan, sedangkan KA B2 jalan selain di akhir pekan.

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden. 
  4. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Kurai Taji
ke arah Lubuk Alung
Lubuk Alung–Naras–Sungai Limau Naras
ke arah Sungai Limau

0°37′36″S 100°06′59″E / 0.6266213°S 100.1163751°E / -0.6266213; 100.1163751{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman