I Gusti Bagus Oka: Perbedaan antara revisi
Angayubagia (bicara | kontrib) |
Merapikan/copyedit |
||
Baris 8: | Baris 8: | ||
|term_start1 = 1950 |
|term_start1 = 1950 |
||
|term_end1 = 1958 |
|term_end1 = 1958 |
||
|president1 = [[Sukarno]] |
|||
|predecessor1 = [[I Gusti Ketut Pudja]] |
|predecessor1 = [[I Gusti Ketut Pudja]] |
||
Baris 15: | Baris 14: | ||
|term_start2 = 1958 |
|term_start2 = 1958 |
||
|term_end2 = 1959 |
|term_end2 = 1959 |
||
|president2 = [[Sukarno]] |
|||
|predecessor2 = [[Anak Agung Bagus Suteja]] |
|predecessor2 = [[Anak Agung Bagus Suteja]] |
||
|successor2 = [[Anak Agung Bagus Suteja]] |
|successor2 = [[Anak Agung Bagus Suteja]] |
||
Baris 49: | Baris 47: | ||
'''I Gusti Bagus Oka''' ({{lahirmati||26|1|1910||22|7|1992}}) adalah Gubernur [[Kepulauan Sunda Kecil|Sunda Kecil]] yang kemudian menjadi Provinsi [[Bali]]. Ia dan istrinya, [[Gedong Bagus Oka]], adalah anggota pendiri [[Parisada Hindu Dharma Indonesia]]. I Gusti Bagus Oka juga merupakan Wakil Ketua [[Parisada Hindu Dharma Indonesia]] pertama.<ref>{{Cite web|url=http://phdi.or.id/uploads/PENGESAHAN_PARISADA_SEBAGAI_BADA.pdf|title=Pengesahan Parisadha Sebagai Badan Hukum|last=|first=|date=May 21, 2012|website=Parisadha Hindu Dharma Indonesia|archive-url=|archive-date=|dead-url=|access-date=December 7, 2018}}</ref> Sepanjang karier pegawai negerinya, I Gusti Bagus Oka memegang berbagai jabatan pemerintah, sementara [[Gedong Bagus Oka]] menjabat sebagai Anggota Parlemen. Keduanya juga aktif terlibat dalam kegiatan politik dan mendirikan Ashram Gandhi di [[Candi Dasa|Candidasa]], Bali. |
'''I Gusti Bagus Oka''' ({{lahirmati||26|1|1910||22|7|1992}}) adalah Gubernur [[Kepulauan Sunda Kecil|Sunda Kecil]] yang kemudian menjadi Provinsi [[Bali]]. Ia dan istrinya, [[Gedong Bagus Oka]], adalah anggota pendiri [[Parisada Hindu Dharma Indonesia]]. I Gusti Bagus Oka juga merupakan Wakil Ketua [[Parisada Hindu Dharma Indonesia]] pertama.<ref>{{Cite web|url=http://phdi.or.id/uploads/PENGESAHAN_PARISADA_SEBAGAI_BADA.pdf|title=Pengesahan Parisadha Sebagai Badan Hukum|last=|first=|date=May 21, 2012|website=Parisadha Hindu Dharma Indonesia|archive-url=|archive-date=|dead-url=|access-date=December 7, 2018}}</ref> Sepanjang karier pegawai negerinya, I Gusti Bagus Oka memegang berbagai jabatan pemerintah, sementara [[Gedong Bagus Oka]] menjabat sebagai Anggota Parlemen. Keduanya juga aktif terlibat dalam kegiatan politik dan mendirikan Ashram Gandhi di [[Candi Dasa|Candidasa]], Bali. |
||
==Aktivis |
==Aktivis kehidupan dan gerakan awal== |
||
I Gusti Bagus Oka lahir di [[Kabupaten Karangasem | Karangasem]], [[Bali]] pada tanggal 26 Januari 1910. Ia lahir dari keluarga aristokrasi Bali dari Puri Kawan. Meskipun [[Bali]] didominasi oleh komunitas [[Hindu Bali|Hindu]], komunitas Muslim di Sasak, Lombok memberinya gelar 'Baginda Usman', karena hubungan historis antara Puri Kawan (Pengadilan Barat) dan [[Lombok]] Islam, mencerminkan kerukunan antaragama pada saat itu.<ref>{{Cite web|url=https://wikidpr.org/news/harian-kompas-opini-agama-dan-warga-negara|title=(Harian Kompas) Opini: Agama dan Warga Negara - WikiDPR.org|website=wikidpr.org|access-date=2018-12-08}}</ref> |
I Gusti Bagus Oka lahir di [[Kabupaten Karangasem | Karangasem]], [[Bali]] pada tanggal 26 Januari 1910. Ia lahir dari keluarga aristokrasi Bali dari Puri Kawan. Meskipun [[Bali]] didominasi oleh komunitas [[Hindu Bali|Hindu]], komunitas Muslim di Sasak, Lombok memberinya gelar 'Baginda Usman', karena hubungan historis antara Puri Kawan (Pengadilan Barat) dan [[Lombok]] Islam, mencerminkan kerukunan antaragama pada saat itu.<ref>{{Cite web|url=https://wikidpr.org/news/harian-kompas-opini-agama-dan-warga-negara|title=(Harian Kompas) Opini: Agama dan Warga Negara - WikiDPR.org|website=wikidpr.org|access-date=2018-12-08}}</ref> |
||
Baris 56: | Baris 54: | ||
Pada [[Konferensi Malino]] tahun 1946, I Gusti Bagus Oka adalah salah satu wakil dari Bali. Dalam konferensi tersebut, ia menyatakan bahwa Bali ingin menjadi provinsi merdeka di bawah persemakmuran Republik Indonesia. I Gusti Bagus Oka juga salah satu dari 57 wakil dari [[Bali]] untuk [[Konferensi Denpasar]] tahun 1946, yang mengarah pada pembentukan Negara Indonesia Timur.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/bitstream/1885/111316/2/b18873376_Ardhana_Ketut.pdf|title=Balinese Puri in Historical Perspective|last=Ardhana|first=I Ketut|date=December 1993|website=Australia National University|access-date=December 7, 2018}}</ref> |
Pada [[Konferensi Malino]] tahun 1946, I Gusti Bagus Oka adalah salah satu wakil dari Bali. Dalam konferensi tersebut, ia menyatakan bahwa Bali ingin menjadi provinsi merdeka di bawah persemakmuran Republik Indonesia. I Gusti Bagus Oka juga salah satu dari 57 wakil dari [[Bali]] untuk [[Konferensi Denpasar]] tahun 1946, yang mengarah pada pembentukan Negara Indonesia Timur.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/bitstream/1885/111316/2/b18873376_Ardhana_Ketut.pdf|title=Balinese Puri in Historical Perspective|last=Ardhana|first=I Ketut|date=December 1993|website=Australia National University|access-date=December 7, 2018}}</ref> |
||
== Kantor |
== Kantor pemerintah diadakan == |
||
Pengangkatan pelayanan publik pertama I Gusti Bagus Oka terjadi pada tanggal 29 Januari 1934 ketika ia mengambil alih sebagai Bupati Rendang, [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]] dari pendahulunya, I Kadek Pedanda. Rendang adalah sebuah distrik administratif dari [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]], tempat pura [[Pura Besakih]] berada. Ayah I Gusti Bagus Oka, I Gusti Made Bengkel, juga mantan Bupati Rendang yang menjabat antara tahun |
Pengangkatan pelayanan publik pertama I Gusti Bagus Oka terjadi pada tanggal 29 Januari 1934 ketika ia mengambil alih sebagai Bupati Rendang, [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]] dari pendahulunya, I Kadek Pedanda. Rendang adalah sebuah distrik administratif dari [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]], tempat pura [[Pura Besakih]] berada. Ayah I Gusti Bagus Oka, I Gusti Made Bengkel, juga mantan Bupati Rendang yang menjabat antara tahun 1894–1914 dan berperan penting dalam urusan [[Pura Besakih]].<ref name=":1">{{Cite web|url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/bitstream/1885/11261/1/Stuart-fox_D.J._1987.pdf|title=Pura Besakih: A Study of Balinese Religion and Society|last=Stuart-Fox|first=David J|date=May 1987|website=Australia National University|access-date=December 7, 2018}}</ref> |
||
Setelah menjabat sebagai Bupati Rendang hingga 30 Juni 1938,<ref name=":1" /> I Gusti Bagus Oka menjadi anggota Paruman Agung, badan legislatif Bali yang terdiri dari anggota yang sebagian besar dipilih dari [[Kabupaten Buleleng|Buleleng]], [[Kabupaten Jembrana| Jembrana]], [[Kabupaten Tabanan|Tabanan]], [[Kabupaten Badung|Badung]], [[Kabupaten Gianyar|Gianyar]], [[Kabupaten Klungkung| Klungkung]], [[Kabupaten Bangli|Bangli]] dan [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]].<ref name=":0" /> I Gusti Bagus Oka menjabat sebagai Sekretaris Paruman Agung antara tahun |
Setelah menjabat sebagai Bupati Rendang hingga 30 Juni 1938,<ref name=":1" /> I Gusti Bagus Oka menjadi anggota Paruman Agung, badan legislatif Bali yang terdiri dari anggota yang sebagian besar dipilih dari [[Kabupaten Buleleng|Buleleng]], [[Kabupaten Jembrana| Jembrana]], [[Kabupaten Tabanan|Tabanan]], [[Kabupaten Badung|Badung]], [[Kabupaten Gianyar|Gianyar]], [[Kabupaten Klungkung| Klungkung]], [[Kabupaten Bangli|Bangli]] dan [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]].<ref name=":0" /> I Gusti Bagus Oka menjabat sebagai Sekretaris Paruman Agung antara tahun 1946–1949.<ref>{{Cite web|url=https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/53879/INDO_45_0_1107010215_1_48.pdf?sequence=1|title=State, Society and Political Conflict in Bali: 1945 - 1946|last=Robinson|first=Geoffrey|date=April 1988|website=Cornell University|access-date=December 7, 2018}}</ref> |
||
[[Berkas:I_Gusti_Bagus_Oka.jpg|thumb|250px|I Gusti Bagus Oka berpidato di depan publik dalam sesi terbuka]] |
[[Berkas:I_Gusti_Bagus_Oka.jpg|thumb|250px|I Gusti Bagus Oka berpidato di depan publik dalam sesi terbuka]] |
||
[[Berkas:I Gusti Bagus Oka4.jpg|thumb|250px|I Gusti Bagus Oka dengan Ketua Uni Soviet (kepala negara Rusia), [[Kliment Voroshilov]]]] |
[[Berkas:I Gusti Bagus Oka4.jpg|thumb|250px|I Gusti Bagus Oka dengan Ketua Uni Soviet (kepala negara Rusia), [[Kliment Voroshilov]]]] |
||
Antara tanggal 23 Agustus 1945 |
Antara tanggal 23 Agustus 1945 – 15 Agustus 1950, I Gusti Bagus Oka menjabat di bawah Kantor Gubernur untuk [[Kepulauan Sunda Kecil |Sunda Kecil]] yang dipimpin oleh [[I Gusti Ketut Pudja]]. Saat itu, [[Kepulauan Sunda Kecil|Sunda Kecil]] merupakan provinsi bagian dari [[Negara Indonesia Timur]], dengan [[Singaraja]] sebagai ibu kota provinsi.<ref name=":2">{{Cite journal|url=https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/919/766|title=Respons Lokal Terhadap Revolusi Indonesia di Sunda Kecil|issue=1|pages=51–62|last=Wirawan|first=A.A. Bagus|date=2008|journal=Jurnal Humaniora|volume=20|access-date=December 7, 2018}}</ref> |
||
Dengan bubarnya [[Negara Indonesia Timur]], I Gusti Bagus Oka diangkat untuk memimpin Provinsi [[Kepulauan Sunda Kecil|Sunda Kecil]] pada tanggal 15 Agustus 1950. Sebagai Wakil Gubernur, ia langsung mengawasi pelaksanaannya. reformasi birokrasi, dimulai dengan pembubaran Paruman Agung pada tanggal 20 September 1950, dilanjutkan dengan pembentukan DPRD provinsi pertama pada tanggal 25 September 1950.<ref name=":2" /><ref>{{Cite journal|last=Picard|first=Michel|date=2011|title=Balinese religion in search of recognition: From "Agama Hindu Bali" to "Agama Hindu" (1945-1965)|journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde|volume= 167, No. 4 (2011)|issue=4|pages=482–510|jstor=41329004}}</ref> |
Dengan bubarnya [[Negara Indonesia Timur]], I Gusti Bagus Oka diangkat untuk memimpin Provinsi [[Kepulauan Sunda Kecil|Sunda Kecil]] pada tanggal 15 Agustus 1950. Sebagai Wakil Gubernur, ia langsung mengawasi pelaksanaannya. reformasi birokrasi, dimulai dengan pembubaran Paruman Agung pada tanggal 20 September 1950, dilanjutkan dengan pembentukan DPRD provinsi pertama pada tanggal 25 September 1950.<ref name=":2" /><ref>{{Cite journal|last=Picard|first=Michel|date=2011|title=Balinese religion in search of recognition: From "Agama Hindu Bali" to "Agama Hindu" (1945-1965)|journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde|volume= 167, No. 4 (2011)|issue=4|pages=482–510|jstor=41329004}}</ref> |
Revisi per 18 September 2021 19.43
I Gusti Bagus Oka | |
---|---|
Gubernur Sunda Kecil ke-2 | |
Masa jabatan 1950–1958 | |
Pengganti Petahana | |
Gubernur Bali ke-2 | |
Masa jabatan 1958–1959 | |
Sekretaris Paruman Agung | |
Masa jabatan 1946–1949 | |
Anggota Paruman Agung | |
Masa jabatan 1930-an – 1940-an | |
Daerah pemilihan | Karangasem |
Bupati Rendang, Karangasem | |
Masa jabatan 29 Januari 1934 – 30 Juni 1938 | |
Pendahulu I Kadek Rauh Pengganti Petahana | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Karangasem, Bali | 26 Januari 1910
Meninggal | 22 Juli 1992 Denpasar, Bali | (umur 82)
Suami/istri | Gedong Bagus Oka |
Pekerjaan | Pegawai Negeri |
Sunting kotak info • L • B |
I Gusti Bagus Oka (26 Januari 1910 – 22 Juli 1992) adalah Gubernur Sunda Kecil yang kemudian menjadi Provinsi Bali. Ia dan istrinya, Gedong Bagus Oka, adalah anggota pendiri Parisada Hindu Dharma Indonesia. I Gusti Bagus Oka juga merupakan Wakil Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia pertama.[1] Sepanjang karier pegawai negerinya, I Gusti Bagus Oka memegang berbagai jabatan pemerintah, sementara Gedong Bagus Oka menjabat sebagai Anggota Parlemen. Keduanya juga aktif terlibat dalam kegiatan politik dan mendirikan Ashram Gandhi di Candidasa, Bali.
Aktivis kehidupan dan gerakan awal
I Gusti Bagus Oka lahir di Karangasem, Bali pada tanggal 26 Januari 1910. Ia lahir dari keluarga aristokrasi Bali dari Puri Kawan. Meskipun Bali didominasi oleh komunitas Hindu, komunitas Muslim di Sasak, Lombok memberinya gelar 'Baginda Usman', karena hubungan historis antara Puri Kawan (Pengadilan Barat) dan Lombok Islam, mencerminkan kerukunan antaragama pada saat itu.[2]
Dia memiliki akses ke pendidikan umum, kemewahan yang tidak dapat dicapai oleh sebagian besar penduduk di Bali. Ia menikah dengan Gedong Bagus Oka, putri anggota dewan desa di Karangasem. Memiliki latar belakang dan visi yang sama untuk Bali, pasangan ini terlibat dalam kegiatan politik dan sosial.
Pada Konferensi Malino tahun 1946, I Gusti Bagus Oka adalah salah satu wakil dari Bali. Dalam konferensi tersebut, ia menyatakan bahwa Bali ingin menjadi provinsi merdeka di bawah persemakmuran Republik Indonesia. I Gusti Bagus Oka juga salah satu dari 57 wakil dari Bali untuk Konferensi Denpasar tahun 1946, yang mengarah pada pembentukan Negara Indonesia Timur.[3]
Kantor pemerintah diadakan
Pengangkatan pelayanan publik pertama I Gusti Bagus Oka terjadi pada tanggal 29 Januari 1934 ketika ia mengambil alih sebagai Bupati Rendang, Karangasem dari pendahulunya, I Kadek Pedanda. Rendang adalah sebuah distrik administratif dari Karangasem, tempat pura Pura Besakih berada. Ayah I Gusti Bagus Oka, I Gusti Made Bengkel, juga mantan Bupati Rendang yang menjabat antara tahun 1894–1914 dan berperan penting dalam urusan Pura Besakih.[4]
Setelah menjabat sebagai Bupati Rendang hingga 30 Juni 1938,[4] I Gusti Bagus Oka menjadi anggota Paruman Agung, badan legislatif Bali yang terdiri dari anggota yang sebagian besar dipilih dari Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli dan Karangasem.[3] I Gusti Bagus Oka menjabat sebagai Sekretaris Paruman Agung antara tahun 1946–1949.[5]
Antara tanggal 23 Agustus 1945 – 15 Agustus 1950, I Gusti Bagus Oka menjabat di bawah Kantor Gubernur untuk Sunda Kecil yang dipimpin oleh I Gusti Ketut Pudja. Saat itu, Sunda Kecil merupakan provinsi bagian dari Negara Indonesia Timur, dengan Singaraja sebagai ibu kota provinsi.[6]
Dengan bubarnya Negara Indonesia Timur, I Gusti Bagus Oka diangkat untuk memimpin Provinsi Sunda Kecil pada tanggal 15 Agustus 1950. Sebagai Wakil Gubernur, ia langsung mengawasi pelaksanaannya. reformasi birokrasi, dimulai dengan pembubaran Paruman Agung pada tanggal 20 September 1950, dilanjutkan dengan pembentukan DPRD provinsi pertama pada tanggal 25 September 1950.[6][7]
Pada tahun 1958, tiga wilayah administratif menjadi provinsi merdeka, yang menyebabkan pembubaran Provinsi Sunda Kecil.[6] I Gusti Bagus Oka sempat menjabat sebagai penjabat Gubernur Bali pada masa transisi[4] sebelum ia pensiun dari pelayanan publik pada tahun 1959. Penciptaan Bali sebagai provinsi merdeka merupakan perwujudan gagasan yang pertama kali dikemukakan oleh I Gusti Bagus Oka pada Konferensi Malino pada tahun 1946.
Referensi
- ^ "Pengesahan Parisadha Sebagai Badan Hukum" (PDF). Parisadha Hindu Dharma Indonesia. May 21, 2012. Diakses tanggal December 7, 2018.
- ^ "(Harian Kompas) Opini: Agama dan Warga Negara - WikiDPR.org". wikidpr.org. Diakses tanggal 2018-12-08.
- ^ a b Ardhana, I Ketut (December 1993). "Balinese Puri in Historical Perspective" (PDF). Australia National University. Diakses tanggal December 7, 2018.
- ^ a b c Stuart-Fox, David J (May 1987). "Pura Besakih: A Study of Balinese Religion and Society" (PDF). Australia National University. Diakses tanggal December 7, 2018.
- ^ Robinson, Geoffrey (April 1988). "State, Society and Political Conflict in Bali: 1945 - 1946" (PDF). Cornell University. Diakses tanggal December 7, 2018.
- ^ a b c Wirawan, A.A. Bagus (2008). "Respons Lokal Terhadap Revolusi Indonesia di Sunda Kecil". Jurnal Humaniora. 20 (1): 51–62. Diakses tanggal December 7, 2018.
- ^ Picard, Michel (2011). "Balinese religion in search of recognition: From "Agama Hindu Bali" to "Agama Hindu" (1945-1965)". Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. 167, No. 4 (2011) (4): 482–510. JSTOR 41329004.