Lompat ke isi

Apito Lahire: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Apito.jpg|thumb|Apito Lahire]]
[[Berkas:Apito.jpg|thumb|Apito Lahire]]
'''Apito Lahire''' (lahir di [[Kabupaten Tegal|Tegal]]) adalah seorang penggiat sastra dan teater di Jawa Tengah yang peduli. Sejak duduk di bangku SMA dia telah menulis puisi, cerpen, cerbung, monolog, dan naskah drama. Kemampuannya lebih terasah setelah belajar di ASDRAFI dan ISI Yogyakarta. Sepulang dari kota budaya itu, ia segera "'mencangkul ladang kreatifitas'" dengan mendirikan KST - Teater Pawon bersama Julis Nur Hussein, Ufti Adenda Aulia dan beberapa rekan lainnya. Menyutradai dan bermain dalam pentas Teater Pawon berjudul ''The Tragedy of Peace, Sungsang, The Sound Millenium Man'', dan ''Waiting for What'' ([[1999]]-[[2001]]). Tahun [[1999]] ia pernah melakukan teater jalanan (happening art) sejauh 15 km dari Monumen GBN Procot [[Slawi]] sampai ke [[Balaikota]] [[Kota Tegal|Tegal]] berjudul ''Kesaksian Dara Perempuanku''.
'''Apito Lahire''' (lahir di [[Kabupaten Tegal|Tegal]]) adalah seorang penggiat [[sastra]] dan [[teater]] di [[Jawa Tengah]] yang peduli. Sejak duduk di bangku SMA dia telah menulis puisi, cerpen, cerbung, monolog, dan naskah drama. Kemampuannya lebih terasah setelah belajar di ASDRAFI dan ISI Yogyakarta. Sepulang dari kota budaya itu, ia segera "'mencangkul ladang kreatifitas'" dengan mendirikan KST - Teater Pawon bersama Julis Nur Hussein, Ufti Adenda Aulia dan beberapa rekan lainnya. Menyutradai dan bermain dalam pentas Teater Pawon berjudul ''The Tragedy of Peace, Sungsang, The Sound Millenium Man'', dan ''Waiting for What'' ([[1999]]-[[2001]]). Tahun [[1999]] ia pernah melakukan teater jalanan (happening art) sejauh 15 km dari Monumen GBN Procot [[Slawi]] sampai ke Balaikota [[Kota Tegal|Tegal]] berjudul ''Kesaksian Dara Perempuanku''.


Mendapat beasiswa ketika kuliah di ISI. Belajar kabuki (teater tradisional [[Jepang]]) pada Prof. Muriyama di [[Yokohama]], [[Jepang]]. Deklamasi puisi jalanan dan happening art-nya dijadikan objek studi oleh Prof. Dr. Richard Curtis dari Northen Territory University (NTU) [[Darwin]], [[Australia]] ([[2002]]). Ditetapkan sebagai [[sutradara]] terbaik dalam [[Festival]] [[Nasional]] [[Monolog]] [[Putu Wijaya]] yang diselenggarakan oleh STSI Bandung ([[2003]]).
Mendapat beasiswa ketika kuliah di ISI. Belajar kabuki (teater tradisional [[Jepang]]) pada Prof. Muriyama di [[Yokohama]], [[Jepang]]. Deklamasi puisi jalanan dan happening art-nya dijadikan objek studi oleh Prof. Dr. Richard Curtis dari Northen Territory University (NTU) [[Darwin]], [[Australia]] ([[2002]]). Ditetapkan sebagai [[sutradara]] terbaik dalam [[Festival]] [[Nasional]] [[Monolog]] [[Putu Wijaya]] yang diselenggarakan oleh STSI Bandung ([[2003]]).

Revisi per 26 Desember 2008 19.26

Apito Lahire

Apito Lahire (lahir di Tegal) adalah seorang penggiat sastra dan teater di Jawa Tengah yang peduli. Sejak duduk di bangku SMA dia telah menulis puisi, cerpen, cerbung, monolog, dan naskah drama. Kemampuannya lebih terasah setelah belajar di ASDRAFI dan ISI Yogyakarta. Sepulang dari kota budaya itu, ia segera "'mencangkul ladang kreatifitas'" dengan mendirikan KST - Teater Pawon bersama Julis Nur Hussein, Ufti Adenda Aulia dan beberapa rekan lainnya. Menyutradai dan bermain dalam pentas Teater Pawon berjudul The Tragedy of Peace, Sungsang, The Sound Millenium Man, dan Waiting for What (1999-2001). Tahun 1999 ia pernah melakukan teater jalanan (happening art) sejauh 15 km dari Monumen GBN Procot Slawi sampai ke Balaikota Tegal berjudul Kesaksian Dara Perempuanku.

Mendapat beasiswa ketika kuliah di ISI. Belajar kabuki (teater tradisional Jepang) pada Prof. Muriyama di Yokohama, Jepang. Deklamasi puisi jalanan dan happening art-nya dijadikan objek studi oleh Prof. Dr. Richard Curtis dari Northen Territory University (NTU) Darwin, Australia (2002). Ditetapkan sebagai sutradara terbaik dalam Festival Nasional Monolog Putu Wijaya yang diselenggarakan oleh STSI Bandung (2003).

Beberapa antologi yang memuat puisinya antara lain: Nyanyian Fajar (Teater Kene Bali, 1993), Serayu, Getar II, Jentera Terkasa (1998), Juadah Pasar (2001), Perjumpaan (Lare’s Dramatic Tegal, 2002), dan Ning (Sanggar Purbacaraka Fakultas Sastra Universitas Udayanana Bali, 2002). Antologi puisi pribadinya diterbitkan bersama penyair Julis Nur Hussein dan Usman Didi Khamdani dengan judul Mung: Antologi Puisi Tiga Penyair Lintas Pantura (2004). Hingga sekarang dia masih terus menulis serta berteater. Kini Apito tinggal di Langgen 1/1 Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Pranala Luar