Lompat ke isi

Kakawin Siwaratrikalpa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 12: Baris 12:


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
{{wikisource|jv:Kakawin Siwaratrikalpa}}
* [[Sastra Jawa]]
* [[Sastra Jawa]]
* [[Sastra Jawa Kuno]]
* [[Sastra Jawa Kuno]]
Baris 20: Baris 19:
{{Reflist}}
{{Reflist}}


== Bacaan Selanjutnya ==
== Bacaan lanjutan ==
* Teeuw, A. dan Th.P. Galestin, S.O. Robson, P.J. Worsley, [[P.J. Zoetmulder]], [[1969]], ''Siwaratrikalpa of mpu Tanakung''. [[Den Haag|The Hague]]: Martinus Nijhoff.
* Teeuw, A. dan Th.P. Galestin, S.O. Robson, P.J. Worsley, [[P.J. Zoetmulder]], [[1969]], ''Siwaratrikalpa of mpu Tanakung''. [[Den Haag|The Hague]]: Martinus Nijhoff.

== Pranala luar ==
* {{wikisource-inline|jv:Kakawin Siwaratrikalpa}}


[[Kategori:Hindu]]
[[Kategori:Hindu]]

Revisi per 3 Oktober 2021 06.29

Kakawin Siwaratrikalpa adalah sebuah karya sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno.[1][2]

Isi kakawin

Dalam kakawin ini diceritakan bagaimana seseorang yang berdosa besar sekalipun dapat mencapai surga. Di dalam cerita ini dikisahkan bagaimana Lubdhaka seorang pemburu sedang berburu di tengah hutan. Tetapi sudah lama ia mencari-cari mangsa, tidak dapat. Padahal hari mulai malam. Maka supaya tidak diterkam dan menjadi mangsa binatang buas, ia lalu memanjat pohon dan berusaha supaya tidak jatuh tertidur. Untuk itu ia lalu memetiki daun-daun pohon dan dibuanginya ke bawah. Di bawah ada sebuah kolam. Kebetulan di tengah kolam ada sebuah lingga dan daun-daun berjatuhan di atas dan sekitar lingga tersebut. Lalu malam menjadi hari lagi dan iapun turun dari pohon lagi.

Selang beberapa lama iapun melupakan peristiwa ini dan kemudian meninggal dunia. Arwahnya lalu gentayangan di alam baka tidak tahu mau ke mana. Maka Dewa Maut; Batara Yama melihatnya dan ingin mengambilnya ke neraka. Tetapi pada saat yang sama Batara Siwa melihatnya dan ingat bahwa pada suatu malam yang disebut "Malam Siwa" (Siwaratri) ia pernah dipuja dengan meletakkan dedaunan di atas lingga, simbolnya di bumi.

Lalu pasukan Yama berperang dengan pasukan Siwa yang ingin mengambilnya ke sorga. Siwapun menang dan Lubdhaka dibawanya ke sorga.

Penulisan

Kakawin ini ditulis oleh mpu Tanakung pada paruh kedua Abad ke 15.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Teeuw, A. dan Th.P.Galestin; S.O. Robson; P.J. Zoetmulder (1969). Siwaratrikalpa of mpu Tanakung. The Hague: Martinus Nijhoff. 
  2. ^ Zoetmulder, PJ. Kalangwan (1985). A Survey of Old Javanese Literature. The Hague Nijhoff. Jakarta. 

Bacaan lanjutan

  • Teeuw, A. dan Th.P. Galestin, S.O. Robson, P.J. Worsley, P.J. Zoetmulder, 1969, Siwaratrikalpa of mpu Tanakung. The Hague: Martinus Nijhoff.

Pranala luar