Lompat ke isi

Titrasi kompleksometri: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Perbaikan ejaan bahasa Indonesia
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3: Baris 3:


== EDTA Sebagai Titran ==
== EDTA Sebagai Titran ==
[[Berkas:EDTA3D.png|jmpl|Struktur 3-Dimensi EDTA.]]
[[Berkas:EDTA3D.png|jmpl|Struktur tiga dimensi EDTA.]]
Kelatometri dalam perkembangan analisis kimia sempat mengalami kemunduran karena kelemahan-kelemahannya serta karena adanya cara-cara baru yang lebih baik.<ref name="PAC">{{en}} Valcarcel M. 2000. ''Principles of Analytical Chemistry''. New York: Springer.</ref> Akan tetapi hal ini diperbaiki dengan berkembangnya penelitian-penelitian tentang [[pengkelat polidentat]].<ref name="PAC"/> Perhatian baru terhadap kompleksiometri ini diawali oleh [[Schawazenbach]] tahun 1954, ia menyadari bahwa [[potensi]] pengkelat dalam [[analisis volumetrik]] sangat baik.{{fact}} Ahli kimia asal Swiss in mengkhususkan perhatiannya pada penggunaan asam-asam aminopolikarboksilat, salah satunya Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA).<ref name="PAC"/> Faktor-faktor yang mempbuat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetri antara lain: 1) Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam,<ref name="QA">Pierce WC, Sawyer DT, Haenisch EL. 1967. Quantitative Analysis. New York: John Wiley and Sons, Inc.</ref> 2) Kestabilannya dalam membentuk kelat sangat [[konstan]] sehingga reaksi berjalan sempurna (kecuali dengan [[logam alkali]]), 3) Dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam <ref name="Khopkar"/>,4) telah dikembangkan [[indikator]]nya secara khusus,<ref name="Khopkar"/> 5) mudah diperoleh bahan baku primernya,<ref name="Khopkar"/> dan 5) dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk [[standardisasi]].<ref name="Watson">Watson D G.2009. Analisis Farmasi. Jakarta: EGC</ref> Faktor-faktor inilah yang membuat syarat-syarat untuk [[titrasi]] telah terpenuhi dengan baik jika menggunakan [[EDTA]].<ref name="Khopkar"/>
Kelatometri dalam perkembangan analisis kimia sempat mengalami kemunduran karena kelemahan-kelemahannya serta karena adanya cara-cara baru yang lebih baik.<ref name="PAC">{{en}} Valcarcel M. 2000. ''Principles of Analytical Chemistry''. New York: Springer.</ref> Akan tetapi, hal ini diperbaiki dengan berkembangnya penelitian-penelitian tentang [[pengkelat polidentat]].<ref name="PAC"/> Perhatian baru terhadap kompleksiometri ini diawali oleh [[Schawazenbach]] tahun 1954. Ia menyadari bahwa [[potensi]] pengkelat dalam [[analisis volumetrik]] sangat baik.{{fact}} Ahli kimia asal Swiss in mengkhususkan perhatiannya pada penggunaan asam-asam aminopolikarboksilat, salah satunya Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA).<ref name="PAC"/> Faktor-faktor yang memb
buat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetri antara lain: 1) Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam,<ref name="QA">Pierce WC, Sawyer DT, Haenisch EL. 1967. Quantitative Analysis. New York: John Wiley and Sons, Inc.</ref> 2) Kestabilannya dalam membentuk kelat sangat [[konstan]] sehingga reaksi berjalan sempurna (kecuali dengan [[logam alkali]]), 3) Dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam <ref name="Khopkar" />,4) telah dikembangkan [[indikator]]nya secara khusus,<ref name="Khopkar" /> 5) mudah diperoleh bahan baku primernya,<ref name="Khopkar" /> dan 5) dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk [[standardisasi]].<ref name="Watson">Watson D G.2009. Analisis Farmasi. Jakarta: EGC</ref> Faktor-faktor inilah yang membuat syarat-syarat untuk [[titrasi]] telah terpenuhi dengan baik jika menggunakan [[EDTA]].<ref name="Khopkar" />


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi per 19 Oktober 2021 13.58

Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa.[1] Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks.[1] Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.[1] Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.[2]


EDTA Sebagai Titran

Struktur tiga dimensi EDTA.

Kelatometri dalam perkembangan analisis kimia sempat mengalami kemunduran karena kelemahan-kelemahannya serta karena adanya cara-cara baru yang lebih baik.[3] Akan tetapi, hal ini diperbaiki dengan berkembangnya penelitian-penelitian tentang pengkelat polidentat.[3] Perhatian baru terhadap kompleksiometri ini diawali oleh Schawazenbach tahun 1954. Ia menyadari bahwa potensi pengkelat dalam analisis volumetrik sangat baik.[butuh rujukan] Ahli kimia asal Swiss in mengkhususkan perhatiannya pada penggunaan asam-asam aminopolikarboksilat, salah satunya Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA).[3] Faktor-faktor yang memb

buat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetri antara lain: 1) Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam,[4] 2) Kestabilannya dalam membentuk kelat sangat konstan sehingga reaksi berjalan sempurna (kecuali dengan logam alkali), 3) Dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam [2],4) telah dikembangkan indikatornya secara khusus,[2] 5) mudah diperoleh bahan baku primernya,[2] dan 5) dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk standardisasi.[5] Faktor-faktor inilah yang membuat syarat-syarat untuk titrasi telah terpenuhi dengan baik jika menggunakan EDTA.[2]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
  2. ^ a b c d e Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
  3. ^ a b c (Inggris) Valcarcel M. 2000. Principles of Analytical Chemistry. New York: Springer.
  4. ^ Pierce WC, Sawyer DT, Haenisch EL. 1967. Quantitative Analysis. New York: John Wiley and Sons, Inc.
  5. ^ Watson D G.2009. Analisis Farmasi. Jakarta: EGC