Lompat ke isi

Masjid Raya Air Pampan: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 0°37′35″S 100°07′37″E / 0.626505°S 100.127024°E / -0.626505; 100.127024
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 97: Baris 97:
Masjid ini selesai dibangun pada 1910 sebagai pengembangan dari [[surau]] yang telah ada sebelumnya. Surau tersebut dikenal sebagai Surau Batu karena konstruski bangunannya sudah menggunakan batu dan kapur. Nama masjid saat ini, yakni Air Pampan, merujuk pada aliran sungai yang sengaja dihalangi dengan papan agar tidak meluap ketika musim hujan.<ref name="padek">Zikriniati ZN. ''Masjid Raya Aie Pampan: Pernah Jadi Pusat Kegiatan Ibadah dan Sosial''. 23 April 2021. ''[[Padang Ekspres]]''. Diakses pada 23 April 2021.</ref>
Masjid ini selesai dibangun pada 1910 sebagai pengembangan dari [[surau]] yang telah ada sebelumnya. Surau tersebut dikenal sebagai Surau Batu karena konstruski bangunannya sudah menggunakan batu dan kapur. Nama masjid saat ini, yakni Air Pampan, merujuk pada aliran sungai yang sengaja dihalangi dengan papan agar tidak meluap ketika musim hujan.<ref name="padek">Zikriniati ZN. ''Masjid Raya Aie Pampan: Pernah Jadi Pusat Kegiatan Ibadah dan Sosial''. 23 April 2021. ''[[Padang Ekspres]]''. Diakses pada 23 April 2021.</ref>


Awalnya, masjid ini menjadi pusat ibadah masyarakat yang ada di Nagari V Koto Air Pampan. Di [[Pariaman]] sendiri, hanya ada dua masjid besar, yakni [[Masjid Raya Pariaman]] dan Masjid Raya Air Pampan. Pada masa lampau, perayaan hari-hari besar agama dan pendidikan Alquran dipusatkan di dua masjid tersebut.<ref name="padek"/>
Awalnya, masjid ini menjadi pusat ibadah masyarakat yang ada di Nagari V Koto Air Pampan. Pada masa lampau, hanya ada dua masjid besar di [[Kota Pariaman|Pariaman]], yakni [[Masjid Raya Pariaman]] dan Masjid Raya Air Pampan. Perayaan hari-hari besar agama dan pendidikan Alquran dipusatkan di dua masjid tersebut.<ref name="padek"/>


Dalam perkembangannya, kebutuhan akan masjid meningkat sehingga aktivitas ibadah masyarakat Nagari V Koto Air Pampan tidak lagi terpusat di satu masjid. Masjid lainnya yang dibangun di Nagari V Koto Air Pampan dan berusia tua yakni [[Masjid Raya Pauh]] dan [[Masjid Raya Kampung Pondok]]. Walaupun demikian, kegiatan yang sudah menjadi tradisi di Masjid Raya Air Pampan masih diselenggarakan, seperti ''maulik'' ([[Maulid Nabi Muhammad]]) dan ''[[dikia rabano]]''.<ref name="padek"/>
Dalam perkembangannya, kebutuhan masyarakat Nagari V Koto Air Pampan akan masjid meningkat sehingga aktivitas ibadah tidak lagi terpusat di satu masjid. Masjid lainnya yang dibangun di Nagari V Koto Air Pampan dan berusia tua yakni [[Masjid Raya Pauh]] dan [[Masjid Raya Kampung Pondok]]. Walaupun demikian, kegiatan yang sudah menjadi tradisi di Masjid Raya Air Pampan masih diselenggarakan, seperti ''maulik'' ([[Maulid Nabi Muhammad]]) dan ''[[dikia rabano]]''.<ref name="padek"/>


== Bangunan ==
== Bangunan ==
Brdiri di atas lahan seluas 10.570 meter persegi, Masjid Raya Air Pampan memiliki bangunan seluas 320 meter persegi.<ref>Profil [https://simas.kemenag.go.id/profil/masjid/240683 Masjid Raya Air Pampan] di Situs Sistem Informasi Masjid. Diakses pada 24 April 2021.</ref> Dalam ruang utama, berjejer delapan tiang yang menyangga konstruksi atap.<ref name="padek"/>
Berdiri di atas lahan seluas 10.570 meter persegi, Masjid Raya Air Pampan memiliki bangunan seluas 320 meter persegi.<ref>Profil [https://simas.kemenag.go.id/profil/masjid/240683 Masjid Raya Air Pampan] di Situs Sistem Informasi Masjid. Diakses pada 24 April 2021.</ref> Dalam ruang utama, berjejer delapan tiang yang menyangga konstruksi atap.<ref name="padek"/>


Meskipun telah beberapa kali dilakukan renovasi, bentuk asli bangunan masih tetap dipertahankan. Ketika [[Gempa bumi Sumatra Barat 2009|gempa bumi mengguncang pada 2009]], bangunannya relatif kuat.<ref name="padek" />
Meskipun telah beberapa kali dilakukan renovasi, bentuk asli bangunan masih tetap dipertahankan. Ketika [[Gempa bumi Sumatra Barat 2009|gempa bumi mengguncang pada 2009]], bangunannya relatif kuat.<ref name="padek" />

Revisi per 31 Oktober 2021 09.11

0°37′35″S 100°07′37″E / 0.626505°S 100.127024°E / -0.626505; 100.127024

Masjid Raya Air Pampan
Agama
AfiliasiIslam
KepemimpinanWakaf
Lokasi
LokasiJalan Sudirman, Jawi-jawi II, Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Sumatra Barat, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Rampung1910

Masjid Raya Air Pampan atau Masjid Gadang Aie Pampan terletak di Jalan Sudirman, Jawi-jawi II, Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Sumatra Barat, Indonesia. Masjid ini selesai dibangun pada 1910 dan awalnya diperuntukkan sebagai pusat ibadah masyarakat Nagari V Koto Air Pampan.[1]

Di sekitar masjid, terdapat bangunan surau untuk ibadah suluk dan beberapa makam.[1]

Sejarah

Masjid ini selesai dibangun pada 1910 sebagai pengembangan dari surau yang telah ada sebelumnya. Surau tersebut dikenal sebagai Surau Batu karena konstruski bangunannya sudah menggunakan batu dan kapur. Nama masjid saat ini, yakni Air Pampan, merujuk pada aliran sungai yang sengaja dihalangi dengan papan agar tidak meluap ketika musim hujan.[1]

Awalnya, masjid ini menjadi pusat ibadah masyarakat yang ada di Nagari V Koto Air Pampan. Pada masa lampau, hanya ada dua masjid besar di Pariaman, yakni Masjid Raya Pariaman dan Masjid Raya Air Pampan. Perayaan hari-hari besar agama dan pendidikan Alquran dipusatkan di dua masjid tersebut.[1]

Dalam perkembangannya, kebutuhan masyarakat Nagari V Koto Air Pampan akan masjid meningkat sehingga aktivitas ibadah tidak lagi terpusat di satu masjid. Masjid lainnya yang dibangun di Nagari V Koto Air Pampan dan berusia tua yakni Masjid Raya Pauh dan Masjid Raya Kampung Pondok. Walaupun demikian, kegiatan yang sudah menjadi tradisi di Masjid Raya Air Pampan masih diselenggarakan, seperti maulik (Maulid Nabi Muhammad) dan dikia rabano.[1]

Bangunan

Berdiri di atas lahan seluas 10.570 meter persegi, Masjid Raya Air Pampan memiliki bangunan seluas 320 meter persegi.[2] Dalam ruang utama, berjejer delapan tiang yang menyangga konstruksi atap.[1]

Meskipun telah beberapa kali dilakukan renovasi, bentuk asli bangunan masih tetap dipertahankan. Ketika gempa bumi mengguncang pada 2009, bangunannya relatif kuat.[1]

Terdapat sebuah bangunan surau di sekitar masjid. Surau ini dulunya ditujukan sebagai tempat khusus untuk perempuan yang melaksanakan suluk atau ibadah lainnya. Aktivitas suluk terhenti karena guru yang mengajar, bernama H. Muhammad Yusuf Jailani, meninggal dunia. Saat ini, kegiatan suluk diganti dengan wirid mingguan setiap hari Jumat.[3]

Galeri

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g Zikriniati ZN. Masjid Raya Aie Pampan: Pernah Jadi Pusat Kegiatan Ibadah dan Sosial. 23 April 2021. Padang Ekspres. Diakses pada 23 April 2021.
  2. ^ Profil Masjid Raya Air Pampan di Situs Sistem Informasi Masjid. Diakses pada 24 April 2021.
  3. ^ Wirman. Masjid Raya Aie Pampan: Masjid Syatariah Teruta di Pariaman. 9 Juli 2015. Harian Haluan. Diakses pada 23 April 2021.