Lompat ke isi

Gigi (grup musik): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 74: Baris 74:


{{col-end}}
{{col-end}}

=== Garis waktu ===


<div class="left">
<div class="left">

Revisi per 2 November 2021 11.20

Gigi
Gigi dengan formasi awal
Gigi dengan formasi awal
Informasi latar belakang
AsalIndonesia Bandung, Indonesia
Genre
Tahun aktif1994–sekarang
Label
Atlantic Record (1994–1996)
Ceepee Production (1997–1998)
Sony Music Indonesia (1998–2008)
POS Record (2008–2014)
Universal Music Indonesia (2009–2010)
Demajors (2011–2014)
E-Motion Entertainment (2014–sekarang)
Artis terkaitDewa Budjana
Tohpati Ario
Indro Hardjodikoro
Situs webwww.gigibandofficial.com
AnggotaArmand Maulana
Dewa Budjana
Thomas Ramdhan
Gusti Hendy
Mantan anggotaAria Baron (Meninggal)
Ronald Fristianto
Opet Alatas
Budhy Haryono

Gigi adalah nama sebuah band asal Indonesia. Gigi dibentuk oleh Dewa Budjana.[1] Pada awalnya Grup Band ini terdiri atas Armand Maulana sebagai vokalis, Thomas Ramdhan sebagai bassis, Dewa Budjana sebagai gitaris, Ronald Fristianto sebagai drummer, dan Baron Arafat sebagai gitaris.

Sejarah

Tanggal 22 Maret 1994. Ada cerita bahwa dua tahun sebelumnya, Dewa Budjana sudah menyimpan keinginan untuk membentuk sebuah band dengan dua pemain gitar. Keinginan tersebut terwujud dengan terbentuknya Gigi. Sebelum bergabung dalam jajaran Gigi, Baron (gitar), Thomas (bass), Ronald (drum), Budjana (gitar), dan Armand (vokal) sudah terlebih dahulu malang-melintang di padang musik Indonesia. Kelimanya menceburkan diri ke kolam kreativitas yang sama, tempat mereka harus mengolah daya cipta dan menyelaraskan gaya bermusik. Saling-taut nalar dan rasa tidak tercipta dengan segera. Album pertama yang mereka lahirkan menjadi saksi betapa masing-masing personel masih bermain menuruti kata hatinya sendiri-sendiri. Warna musik yang mereka usung masih belum terang dan jernih betul dan band Gigi resmi dibentuk di Jakarta.

Nama Gigi sendiri muncul setelah para personelnya tertawa lebar mengomentari nama "Orang Utan" yang nyaris dijadikan nama band ini. Dengan latar belakang musik yang beda-beda, mereka menggabungkannya ke dalam satu musik yang menjadi ciri khas Gigi

Baru satu tahun berkarya Gigi sudah didera masalah perdana. Setelah album Dunia (1995) dirilis, Aria Baron memutuskan untuk hengkang dari Gigi untuk melanjutkan sekolah di Amerika, justru pada saat band tersebut mulai merasakan angin segar buah kerja keras mereka dalam meramu musik. Lagu “Janji” dalam album tersebut berhasil melejitkan Gigi ke atas panggung industri musik Indonesia sebagai grup yang diperhitungkan keberadaan dan musikalitasnya.

Budjana kembali main tunggal di sektor petik dan rambas senar gitar. Gigi memutuskan untuk tidak mencari pengganti Baron karena secara bobot musikalitas masih sanggup menalangi peran yang ditinggalkannya dan saat ini Baron kembali masuk ke dalam Gigi Management. Terbukti pada April 1996 saat Gigi merilis album ketiganya yang berjudul 3/4 masih banyak yang menyukainya. Derajat kelarisan album dengan lagu hit “ Oo..Oo..Oo“ ini setara dengan album kedua. Pada tahun 1996, Thomas dicengkeram kecanduan putaw pada kadarnya yang terparah. Dia buntu, tumpul, limbung. Terjerumusnya Thomas ke dalam jebakan madat terjadi justru saat Gigi telah menandatangani banyak sekali kontrak untuk tur. Thomas tidak dapat mengikuti padatnya kegiatan yang sudah ada dalam daftar jadwal Gigi. Opet, yang merupakan kru Thomas, dipilih sebagai pemain pengganti untuk setumpuk sisa panggung tur Gigi karena dia yang paling akrab mengenali ciri bass-nya Thomas.

Di awal tahun 1997 hanya tinggal dua orang saja yang masih berdiri di jajaran Gigi. Sepulangnya dari panggung di San Fransisco, AS, Ronald memutuskan untuk mengikuti jejak Thomas keluar dari GIGI. Keluarnya Ronald menyimpan sebuah misteri. Tidak banyak orang tahu mengapa Ronald sekonyong-konyong menetapkan hati untuk cabut dari band yang menikmati andilnya sejak pertama berdiri itu. Ternyata terjadi sebuah perselisihan internal, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan musik, antara Ronald dan personel GIGI lainnya. Ronald marah besar karena menanggap kawan-kawannya di GIGI mencampuri urusan pribadinya. Suasana kalut, panas, jenuh, jemu. Meski sudah dibujuk, Ronald sudah tak dapat ditahan lagi untuk tidak keluar dari Gigi.

Armand dan Budjana sudah hampir patah arang dan lempar handuk ke arena tarung industri musik Indonesia. Keluarnya Thomas dan Ronald merupakan cobaan yang amat berat sehingga keduanya hampir saja memutuskan untuk membubarkan GIGI dan membentuk duo. Tapi lewat nalar dan nala yang jernih, mereka nekat untuk lanjut.

Dalam permainan bass, Opet sama sekali mampu menjadi pengganti yang baik bagi Thomas. Beberapa waktu menjadi kru-nya Thomas, bisa dibilang Opet jadi hafal luar kepala bassline-nya Thomas. Nama Budhy Haryono kemudian melintas dalam benak Budjana dan Armand. Keduanya telah mengenal Budhy sejak dia main di Jam Rock (cikal-bakal band Jamrud). Budhy sendiri pernah melamar untuk menjadi pemain tambahan untuk Gigi, tetapi untuk suatu alasan dia tidak diterima. Singkat kata, Budhy ditarik masuk ke dalam barisan band Gigi pada saat penggarapan album 2x2; keduanya muncul di sampul depan album tersebut. Album 2x2 ini, secara proses penciptaan, bisa dibilang sebagai album paling eksklusif yang pernah dikerjakan Gigi. Beberapa musisi dunia seperti Billy Sheehan, Harry Kim, Arturo Velasco, dan Eric Marienthal terlibat di dalamnya.

Pada saat Gigi telah menandatangani kontrak tur 33 kota untuk promosi album Kilas Balik (1998) bersama Deteksi, Opet menyatakan keinginannya untuk keluar dari Gigi. Dia menyanggupi tur 33 kota itu tetapi mensyaratkan bahwa begitu tur berakhir dia hengkang dan harus Thomas yang menggantikan posisinya. Ketika itu Thomas sudah lepas dari kecanduannya terhadap madat dan sedang menggarap proyek album Ideologi, Sikap, Otak bersama Ahmad Band. Proyek itu membuatnya kerap bertandang ke Jakarta dan bertemu dengan personel Gigi yang lain Budjana dan Armand mengajak Thomas untuk kembali mengisi permainan bass untuk album terbaru Gigi, Baik (1999). Sehari setelah ajakan itu, Gigi kembali undur-diri dari keramaian dan mengudar gagasan musikal mereka untuk album baru di daerah Puncak. Dan Thomas pun balik.

Kondisi kesehatan Budhy menurun drastis secara tiba-tiba ketika Gigi sedang mempersiapkan album terbaru mereka. Proyek sisipan, pengerjaan album original sound track untuk film komedi romantis, Brownies, justru datang pada saat Armand, Budjana, dan Thomas menunggu kesehatan Budhy pulih.

Gigi kembali berongga. Tapi, atas saran Budhy sendiri dan persetujuan dari personel lainnya, Hendy diajak untuk mengisi rongga tersebut, sebagai pemain tambahan. Hendy ketika itu merupakan penabuh drum untuk kelompok musik Omelette, yang berkarya di bawah payung manajemen yang sama dengan Pos Entertainment.

Kondisi Budhy tak kunjung membaik. Sebetulnya permainan drum Budhy sudah menunjukkan gelagat turun sejak proses rekaman album Salam Kedelapan. Campur-aduk perkara kejenuhan dan sikap bermusik yang sudah mirip seperti kerja di pabrik berpengaruh besar terhadap kebugaran tubuh Budhy.

Peran Hendy kemudian berlanjut ke album berikutnya, Raihlah Kemenangan, dan album-album berikutnya sampai sekarang. Album Raihlah Kemenangan ini menandai andil Gigi sebagai grup band pertama yang memprakarsai album pop dengan warna religi yang kemudian menjadi tren di Indonesia.

Hendy hadir sebagai suntikan semangat muda dan gagasan baru pada musik Gigi. Dengan cepat dia berhasil menyamakan frekuensi dengan Thomas sebagai penjaga ritme yang klop dan kompak. Kini Armand, Budjana, Thomas, dan Hendy adalah Gigi baru yang tetap mempertahankan kiprah dan andil kreasi mereka di blantika musik Indonesia.

Pada tahun 2018. Gigi resmi mengadakan tur reuni 25 tahun perjalanan Gigi bersama mantan personelnya Aria Baron dan Ronald Fristanto.

Anggota band

Garis waktu

Diskografi

Album solo

Selain album-album di atas, beberapa personel Gigi juga telah merilis album solonya sendiri-sendiri. Beberapa album solo yang telah dirilis antara lain:

Iklan

Filmografi

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Hafizi, Amir (26 September 2003). "Gigi to bite chocolate", The Malay Mail, hal. 34.