Lompat ke isi

Enkulturasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan Bebasnama (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot
Tag: Pengembalian
Hwangboy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:E._adamson_hoebel.jpg|jmpl|E. Adamson Hoebel: salah satu antropolog yang mendefinisikan enkulturasi]]
'''Enkulturasi''' adalah proses mempelajari [[nilai]] dan [[norma]] kebudayaan yang dialami individu selama hidupnya.<ref name="ensiklopedi">{{cite book|title=Ensiklopedia Indonesia, Jilid 7|author=Ichtiar Baru Van Hoeve; Hasan Shadily|publisher=Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve}}</ref> Menurut [[E. Adamson Hoebel]] enkulturasi adalah kondisi saat seseorang secara sadar ataupun tidak sadar mencapai kompetensi dalam budayanya dan menginternalisasi [[budaya]] tersebut.<ref name="snu">{{cite web|title=Enculturation and Acculturation|url=http://home.snu.edu/~hculbert/encultur.htm|accessdate=31 Mei 2014}}</ref> Hasil dari proses enkulturasi adalah [[identitas]], yaitu identitas pribadi dalam sebuah kelompok masyarakat.<ref name="snu"/> Masyarakat berusaha untuk membuat seseorang memiliki rasa bertanggung jawab.<ref name="snu"/> Proses enkulturasi terkadang mengasingkan sebagian orang.<ref name="snu"/> Hal tersebut bertujuan untuk membuat mereka menjadi bertanggung jawab.<ref name="snu"/> Proses enkulturasi memiliki dua aspek utama, yaitu [[pendidikan]] formal dan informal.<ref name="snu"/> Pendidikan formal dilakukan melalui sebuah lembaga pendidikan, sedangkan pendidikan informal yang disebut sebagai ''child training'' dilakukan oleh keluarga dan teman.<ref name="snu"/>
'''Enkulturasi''' adalah proses mempelajari [[nilai]] dan [[norma]] kebudayaan yang dialami individu selama hidupnya.<ref name="ensiklopedi">{{cite book|title=Ensiklopedia Indonesia, Jilid 7|author=Ichtiar Baru Van Hoeve; Hasan Shadily|publisher=Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve}}</ref> Menurut [[E. Adamson Hoebel]] enkulturasi adalah kondisi saat seseorang secara sadar ataupun tidak sadar mencapai kompetensi dalam budayanya dan menginternalisasi [[budaya]] tersebut.<ref name="snu">{{cite web|title=Enculturation and Acculturation|url=http://home.snu.edu/~hculbert/encultur.htm|accessdate=31 Mei 2014}}</ref> Hasil dari proses enkulturasi adalah [[identitas]], yaitu identitas pribadi dalam sebuah kelompok masyarakat.<ref name="snu"/> Masyarakat berusaha untuk membuat seseorang memiliki rasa bertanggung jawab.<ref name="snu"/> Proses enkulturasi terkadang mengasingkan sebagian orang.<ref name="snu"/> Hal tersebut bertujuan untuk membuat mereka menjadi bertanggung jawab.<ref name="snu"/> Proses enkulturasi memiliki dua aspek utama, yaitu [[pendidikan]] formal dan informal.<ref name="snu"/> Pendidikan formal dilakukan melalui sebuah lembaga pendidikan, sedangkan pendidikan informal yang disebut sebagai ''child training'' dilakukan oleh keluarga dan teman.<ref name="snu"/>



Revisi per 10 November 2021 07.31

Enkulturasi adalah proses mempelajari nilai dan norma kebudayaan yang dialami individu selama hidupnya.[1] Menurut E. Adamson Hoebel enkulturasi adalah kondisi saat seseorang secara sadar ataupun tidak sadar mencapai kompetensi dalam budayanya dan menginternalisasi budaya tersebut.[2] Hasil dari proses enkulturasi adalah identitas, yaitu identitas pribadi dalam sebuah kelompok masyarakat.[2] Masyarakat berusaha untuk membuat seseorang memiliki rasa bertanggung jawab.[2] Proses enkulturasi terkadang mengasingkan sebagian orang.[2] Hal tersebut bertujuan untuk membuat mereka menjadi bertanggung jawab.[2] Proses enkulturasi memiliki dua aspek utama, yaitu pendidikan formal dan informal.[2] Pendidikan formal dilakukan melalui sebuah lembaga pendidikan, sedangkan pendidikan informal yang disebut sebagai child training dilakukan oleh keluarga dan teman.[2]

Proses enkulturasi terjadi ketika mereka bergaul dengan masyarakat dari mulai anak-anak hingga tua.[1] Melalui proses tersebut, seseorang belajar menghormati simbol bangsa dari menyanyikan lagu kebangsaan di sekolah.[2] Ia juga belajar dengan siapa ia mungkin melakukan kekerasan fisik (pegulat) dan dengan siapa ia tidak bisa (gadis kecil di jalan).[2] Selain itu, ia menjadi sadar akan hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.[2]

Referensi

  1. ^ a b Ichtiar Baru Van Hoeve; Hasan Shadily. Ensiklopedia Indonesia, Jilid 7. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve. 
  2. ^ a b c d e f g h i j "Enculturation and Acculturation". Diakses tanggal 31 Mei 2014.