Istirahatlah Kata-Kata: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Bintangkadv (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 92: | Baris 92: | ||
{{Reflist}} |
{{Reflist}} |
||
[[Kategori:Film yang disutradarai Yosep Anggi Noen]] |
|||
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2017]] |
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2017]] |
Revisi per 11 November 2021 02.37
Istirahatlah Kata-Kata | |
---|---|
Sutradara | Yosep Anggi Noen |
Produser | Yosep Anggi Noen Yulia Evina Bhara |
Ditulis oleh | Yosep Anggi Noen |
Pemeran | Gunawan Maryanto Marissa Anita Eduwart Manalu Melanie Subono |
Tanggal rilis | 19 Januari 2017 |
Durasi | menit |
Negara | Indonesia |
Istirahatlah Kata-kata adalah film biopik produksi tahun 2017 yang disutradari oleh Yosep Anggi Noen yang sekaligus menuliskan skenarionya. Film yang diproduseri oleh Yosep Anggi Noen dan Yulia Evina Bhara, ini dibintangi oleh Gunawan Maryanto, Marissa Anita, dan Melanie Subono bercerita tentang perjuangan penyair Wiji Thukul yang menuntut keadilan kepada pemerintah melalui gerakan-gerakan, orasi, dan puisinya. Istirahatlah Kata-kata dirilis secara terbatas pada 19 Januari 2017. Sutradara dan pemeran utama pria film ini meraih beberapa penghargaan antara lain dari Festival Film Indonesia, Usmar Ismail Award, dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival.[1][2][3][4][5][6]
Latar belakang
Film dibuka dengan narasi yang menerangkan tentang awal pembentukan Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang melawan peraturan perundangan saat itu di mana ditetapkan bahwa hanya ada 3 partai yang diakui Negara. Pada kerusuhan tanggal 27 Juli 1996, PRD dan beberapa penggagasnya ditangkap serta dijadikan buron dengan tuduhan menciptakan kerusuhan dan ingin menggulingkan pemerintahan. Dari Solo, tempat tinggal Wiji Thukul dan Sipon, latar film bergeser beberapa ratus kilometer menuju Pontianak dan Sungai Kapuas. Bersama seorang dosen bernama Thomas, Thukul menumpang bersembunyi di rumahnya sambil mengakui bahwa ternyata lebih menakutkan melarikan diri dan bersembunyi seperti ini daripada terang-terangan melawan sekumpulan orang dengan senjata.
Film ini mengritik kentalnya budaya militer era Orde Baru dengan cara amat satir, cenderung lucu, dan cukup berbobot. Tokoh Udi yang digambarkan sedang mondar-mandir di kampung kecil dengan sepatu boots dan celana tentara, yang tidak pernah jelas ke mana tujuannya. Dia seperti agak memiliki gangguan jiwa dan suka menakut-nakuti warga bahwa jika ia membawa senjatanya, mereka akan ditembak. Tokoh tentara yang menjadi pelanggan tukang cukur rambut Mahmoud asal Sampang. Digambarkan, Wiji Thukul perlu mencukur rambut keritingnya untuk menyamarkan penampilan, sebelum ia beroleh identitas baru dengan nama Paul. Ketika sudah duduk siap dicukur oleh Mahmoud, mendadak ia diminta mengalah karena ada pelanggan lama berprofesi tentara yang harus didahulukan. Tentara ini dengan santai berkata bahwa merupakan sebuah kehormatan dapat mecukur rambut tentara, maka semestinya tidak perlu diminta bayaran.
Keseluruhan nuansanya yang sunyi dan introvert. Pada dunia hari ini yang ultra ekstrovert dan sungguh gegap gempita, setiap perkataan, dan puisi dan bunyi yang dipilih dengan saksama menjadi sangat langka. Wiji Thukul dulu menyuarakan perlawanan lewat karya-karya puisinya, sebagaimana Pramoedya Ananta Toer melalui tulisannya. Pada era sebelum reformasi itu, kritik lewat puisi saja sudah dianggap subversive. Orang-orang yang vokal dengan gagasan demokrasi substansi sapat dianggap berbahaya bagi ketertiban umum. Dan mereka yang tubuhnya bertato, bisa kena operasi petrus. Tembak di tempat karena dianggap preman yang meresahkan warga.
Penghargaan
Tahun | Nama Penghargaan | Kategori | Penerima | Hasil |
---|---|---|---|---|
2017 | Usmar Ismail Awards | Sutradara Terbaik | Yosep Anggi Noen | Menang |
2017 | Usmar Ismail Awards | Aktor Terbaik | Gunawan Maryanto | Menang |
2016 | Festival Film Indonesia | Sutradara Terbaik | Yosep Anggi Noen | Unggulan |
2016 | Festival Film Indonesia | Penulis Skenario Terbaik | Yosep Anggi Noen | Unggulan |
2016 | Festival Film Indonesia | Penulis Skenario Asli Terbaik | Yosep Anggi Noen | Unggulan |
2016 | Jogja-NETPAC Asian Film Festival
Golden Hanoman Award |
Film Terbaik | Menang |
Lihat pula
Referensi
- ^ Film Indonesia: Istirahatlah Kata-kata, diakses 9 Mei 2017
- ^ CNN Indonesia: Wiji Thukul Bersuara Lewat Film 'Istirahatlah Kata-kata', diakses 9 Mei 2017
- ^ Nasional Kompas: Hari ini, Istirahatlah Kata-Kata, diakses 9 Mei 2017
- ^ News Liputan 6: Pesan Film Istirahatlah Kata-Kata Wiji Thukul untuk Jokowi, diakses 9 Mei 2017
- ^ Tempo: Gunawan Maryanto raih penghargaan pemeran utama pria UID 2017, diakses 9 Mei 2017
- ^ GoodNews from Indonesia: Hari Puisi Nasional, Yuk Maraton Film dengan Unsur Puitis Ini!, diakses 9 Mei 2017