Anwar Ilmar: Perbedaan antara revisi
TTL dan almamater Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Segini dulu. Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 22: | Baris 22: | ||
Di bidang sosial kemasyarakatan, Anwar Ilmar juga pernah aktif sebagai pengurus pada [[Gebu Minang|Lembaga Gebu Minang]] dengan menjabat sebagai Ketua I dibawah [[Harun Zain|Prof. Drs. Harun Zain]] sebagai Ketua Eksekutif dan [[Emil Salim|Prof. Dr. Emil Salim]] sebagai Ketua Umum.<ref>[http://groups.yahoo.com/group/surau/message/12411 ''Sekilas Gebu Minang''] Milis SURAU forum diskusi ke-Islaman. 31 Juli 2002. Diakses 18 Juli 2013.</ref> |
Di bidang sosial kemasyarakatan, Anwar Ilmar juga pernah aktif sebagai pengurus pada [[Gebu Minang|Lembaga Gebu Minang]] dengan menjabat sebagai Ketua I dibawah [[Harun Zain|Prof. Drs. Harun Zain]] sebagai Ketua Eksekutif dan [[Emil Salim|Prof. Dr. Emil Salim]] sebagai Ketua Umum.<ref>[http://groups.yahoo.com/group/surau/message/12411 ''Sekilas Gebu Minang''] Milis SURAU forum diskusi ke-Islaman. 31 Juli 2002. Diakses 18 Juli 2013.</ref> |
||
== Kehidupan awal == |
|||
Anwar Ilmar dilahirkan di [[Kota Padang]], 5 Maret 1933. Ia anak keenam dari delapan bersaudara. Pada awal Clash II 1946, Padang diduduki tentara pendudukan Belanda. Ayahnya, Ilam gelar Marah Sutan, membawa istri dan anak-anaknya mengungsi dengan berjalan kaki ke [[Selayo, Kubung, Solok|Salayo]], [[Kabupaten Solok|Solok]]. Ayahnya meninggal dunia di sana pada 30 September 1947.<ref name=bio>{{Cite book|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=5IhwAAAAMAAJ&pg=PA48|title=Profil Tokoh, Aktivis, dan Pemuka Masyarakat Minang|publisher=Permo Promotion|isbn=978-979-8931-00-0|pages=48-50|language=id|access-date=4 Juli 2021|url-status=live|archive-date=2021-11-25}}</ref> |
|||
Seperti anak-anak [[Minang]] pada masa itu, Anwar belajar di sekolah umum pada siang hari dan belajar agama di malam hari. Ia menyatakan bahwa orang tua pada zaman itu beranggapan bahwa apabila seorang anak belum sekolah agama, maka belum dianggap sekolah.<ref name=bio/> |
|||
Awal 1950, Anwar dan keluarganya kembali ke Padang dalam keadaan kesulitan ekonomi. Selain ditinggal wafat ayahnya, toko keluarganya dibakar habis oleh tentara [[Sekutu]]. Sekutu menuduh gerilyawan Indonesia bertanggung jawab atas penembakan mati Brigjen Kristison, perwira Inggris, dan membakar 3 kampung di Padang. Untuk bertahan hidup, Anwar mencari uang dengan memanjat cengkih dan menuai padi.<ref name=bio/> |
|||
Anwar berjalan kali sejauh lima kilometer pulang pergi untuk mencapai sekolahnya. Tanpa disengaja, Anwar bertemu dengan [[Wali Kota Padang]] [[Zainal Abidin Sutan Pangeran]] yang mengantarkannya pulang ke rumah, tetapi ia mengaku pada saat itu pejabat sulit dikenali. Ia menolak diantarkan pulang karena bajunya basah karena hujan, tetapi Zainal Abidin bersikeras mengantarkannya pulang. Setelah itu, kepala sekolah Anwar mengatakan bahwa biaya sekolahnya sudah ada yang membayari, tetapi ia tidak mau menyebutkan siapa orang yang membayarkan. Setelah Anwar bersikeras dan mengatakan ibunya mengajarkan tidak menerima pemberian orang yang tidak diketahui, barulah kepala sekolahnya mengatakan yang membayarkan uang sekolahnya adalah Wali Kota Padang. Anwar kaget karena ia tidak kenal dengan orang yang dimaksud.<ref name=bio/> |
|||
Sebelum kejadian itu, Wali Kota Zainal Abidin Sutan Pangeran menanyakan Anwar tentang cita-citanya dan Anwar pesimis apakah bisa orang melarat sepertinya masih bisa berpengharapan meraih cita-cita. Wali kota menawarkan beasiswa kepadanya asalkan ia harus berprestasi. Ia bersyukur dan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menamatkan [[sekolah rakyat]] pada 1948 dan [[sekolah menengah pertama]] pada 1951.<ref name=bio/> |
|||
Ketika tamat [[sekolah menengah atas]] (SMA) pada 1954, ibunya menangis terharu karena Anwar satu-satunya di kampungnya yang menamatkan SMA selain [[Azwar Anas]] (kelak menjadi [[Gubernur Sumatra Barat]]). Beberapa institusi |
|||
menawarkan beasiswa, di antaranya [[Universitas Indonesia]] dan [[Universitas Gadjah Mada]]. Ia memilih berkuliah di Fakultas Sosial Politik [[Universitas Gadjah Mada]] dan memperoleh gelar [[sarjana]] pada 1961.<ref name=bio/> |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 25 November 2021 02.00
Anwar Ilmar | |
---|---|
Lahir | Padang, Sumatra Barat, Hindia Belanda | 5 Maret 1933
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Universitas Gadjah Mada |
Pekerjaan | Birokrat |
Dikenal atas | Wakil Gubernur DKI Jakarta |
Drs. H. Anwar Ilmar (lahir 5 Maret 1933) adalah seorang birokrat dan politisi Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta Bidang Kesejahteraan Masyarakat sejak 5 April 1984 hingga 8 Agustus 1991.[1] Sebelum menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anwar merupakan Sekretaris Wilayah Daerah (Setwilda) Provinsi DKI Jakarta hingga 1984.[2] Setelah tidak lagi menjabat wakil gubernur DKI, Anwar Ilmar berkiprah sebagai anggota DPR RI, dan dipercaya memimpin sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR RI.[3]
Di bidang sosial kemasyarakatan, Anwar Ilmar juga pernah aktif sebagai pengurus pada Lembaga Gebu Minang dengan menjabat sebagai Ketua I dibawah Prof. Drs. Harun Zain sebagai Ketua Eksekutif dan Prof. Dr. Emil Salim sebagai Ketua Umum.[4]
Kehidupan awal
Anwar Ilmar dilahirkan di Kota Padang, 5 Maret 1933. Ia anak keenam dari delapan bersaudara. Pada awal Clash II 1946, Padang diduduki tentara pendudukan Belanda. Ayahnya, Ilam gelar Marah Sutan, membawa istri dan anak-anaknya mengungsi dengan berjalan kaki ke Salayo, Solok. Ayahnya meninggal dunia di sana pada 30 September 1947.[5]
Seperti anak-anak Minang pada masa itu, Anwar belajar di sekolah umum pada siang hari dan belajar agama di malam hari. Ia menyatakan bahwa orang tua pada zaman itu beranggapan bahwa apabila seorang anak belum sekolah agama, maka belum dianggap sekolah.[5]
Awal 1950, Anwar dan keluarganya kembali ke Padang dalam keadaan kesulitan ekonomi. Selain ditinggal wafat ayahnya, toko keluarganya dibakar habis oleh tentara Sekutu. Sekutu menuduh gerilyawan Indonesia bertanggung jawab atas penembakan mati Brigjen Kristison, perwira Inggris, dan membakar 3 kampung di Padang. Untuk bertahan hidup, Anwar mencari uang dengan memanjat cengkih dan menuai padi.[5]
Anwar berjalan kali sejauh lima kilometer pulang pergi untuk mencapai sekolahnya. Tanpa disengaja, Anwar bertemu dengan Wali Kota Padang Zainal Abidin Sutan Pangeran yang mengantarkannya pulang ke rumah, tetapi ia mengaku pada saat itu pejabat sulit dikenali. Ia menolak diantarkan pulang karena bajunya basah karena hujan, tetapi Zainal Abidin bersikeras mengantarkannya pulang. Setelah itu, kepala sekolah Anwar mengatakan bahwa biaya sekolahnya sudah ada yang membayari, tetapi ia tidak mau menyebutkan siapa orang yang membayarkan. Setelah Anwar bersikeras dan mengatakan ibunya mengajarkan tidak menerima pemberian orang yang tidak diketahui, barulah kepala sekolahnya mengatakan yang membayarkan uang sekolahnya adalah Wali Kota Padang. Anwar kaget karena ia tidak kenal dengan orang yang dimaksud.[5]
Sebelum kejadian itu, Wali Kota Zainal Abidin Sutan Pangeran menanyakan Anwar tentang cita-citanya dan Anwar pesimis apakah bisa orang melarat sepertinya masih bisa berpengharapan meraih cita-cita. Wali kota menawarkan beasiswa kepadanya asalkan ia harus berprestasi. Ia bersyukur dan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menamatkan sekolah rakyat pada 1948 dan sekolah menengah pertama pada 1951.[5]
Ketika tamat sekolah menengah atas (SMA) pada 1954, ibunya menangis terharu karena Anwar satu-satunya di kampungnya yang menamatkan SMA selain Azwar Anas (kelak menjadi Gubernur Sumatra Barat). Beberapa institusi menawarkan beasiswa, di antaranya Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Ia memilih berkuliah di Fakultas Sosial Politik Universitas Gadjah Mada dan memperoleh gelar sarjana pada 1961.[5]
Referensi
- ^ Catatan masa bhakti Drs. H. Anwar Ilmar, Wakil Gubernur KDKI Jakarta Bidang Kesejahteraan Masyarakat 1984-1991 Books.google.co.id. Diakses 18 Juli 2013.
- ^ PELANTIKAN Tempo.co (14/4/1984). Diakses tanggal 30 Mei 2020
- ^ Wahono Menyerang Konglomerat Diarsipkan 2016-03-09 di Wayback Machine. Merdeka, 31 Maret 1995. Diakses 18 Juli 2013.
- ^ Sekilas Gebu Minang Milis SURAU forum diskusi ke-Islaman. 31 Juli 2002. Diakses 18 Juli 2013.
- ^ a b c d e f Profil Tokoh, Aktivis, dan Pemuka Masyarakat Minang. Permo Promotion. 1995. hlm. 48–50. ISBN 978-979-8931-00-0. Diakses tanggal 4 Juli 2021.
Pranala luar
- Anwar Ilmar Store.tempo.co. Diakses 18 Juli 2013.