Lompat ke isi

Ronny Pattinasarany: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
+pic
Andri.h (bicara | kontrib)
+templat
Baris 31: Baris 31:
* Petrokimia menjadi runner-up Tugu Muda Cup
* Petrokimia menjadi runner-up Tugu Muda Cup


== Lihat pula ==
* [[Daftar pemain sepak bola legendaris Indonesia]]


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 42: Baris 40:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

{{Pemain Sepakbola Legendaris Indonesia}}


{{DEFAULTSORT:Pattinasarani, Ronny}}
{{DEFAULTSORT:Pattinasarani, Ronny}}

Revisi per 10 Januari 2009 05.57

Berkas:Ronipati.gif
Ronny Pattinasarani

Ronny Pattinasarani (9 Februari 1949 – 19 September 2008[1]) adalah pelatih sepak bola Indonesia dan salah satu pemain sepak bola legendaris Indonesia[2].

Ronny meninggal dunia hari Jumat, 19 September 2008, pukul 13.30 WIB, dalam usia 59 tahun, akibat kanker hati yang dideritanya sejak Desember 2007. Ronny pergi meninggalkan seorang istri, Stella Pattinasarany, dan tiga anak Benny, Yerry, dan Cita yang mendampinginya sampai saat-saat terakhir di Rumah Sakit Omni Medical Center, Pulo Mas, Jakarta Timur.

Karier

Era 1970-an hingga 1980-an, saat sepak bola Indonesia menjadi salah satu raksasa di Asia, Ronny Pattinasary menjadi salah satu yang ikut melambungkan nama tim merah-putih. Pria berdarah Ambon yang lahir di Makassar itu dikenal sebagai sosok pemain papan atas.

Penghargaan yang diperolehnya seperti Pemain All Star Asia tahun 1982, Olahragawan Terbaik Nasional tahun 1976 dan 1981, Pemain Terbaik Galatama tahun 1979 dan 1980, dan meraih Medali Perak SEA Games 1979 dan 1981.

Perjalanan kariernya sebagai pemain bola dimulai bersama PSM Junior pada tahun 1966. Dua tahun kemudian berhasil menembus level senior tim PSM Makassar. Dari Makassar, Ronny hengkang ke klub Galatama, Warna Agung, yang dibelanya dari tahun 1978 hingga 1982. Di sinilah kariernya mulai menanjak sehingga dia pun terpilih masuk dan menjadi kapten timnas. Tahun 1982, Ronny hengkang ke klub Tunas Inti. Hanya setahun di sana, dia pun memutuskan untuk gantung sepatu dan beralih profesi sebagai pelatih.

Pelatih

Ada beberapa klub yang pernah merasakan sentuhan tangannya, yakni Persiba Balikpapan, Krama Yudha Tiga Berlian, Persita Tangerang, Petrokimia Gresik, Makassar Utama, Persitara Jakarta Utara dan Persija Jakarta. Namun prestasi terbaik yang pernah ditorehkan Ronny adalah ketika menangani Petrokimia Putra saat sukses mempersembahkan beberapa trofi bagi klub tersebut yang saat ini sudah bubar dan melebur dalam Gresik United (GU). Ronny membawa Petrokimia meraih Juara Surya Cup, Petro Cup, dan runner-up Tugu Muda Cup.

Lain-lain

  • Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI 2006
  • Wakil Ketua Komdis 2006
  • Tim Monitoring Timnas 2007

Prestasi

Pemain

  • Pemain Asia All Star (1982)
  • Olahragawan Terbaik Nasional (1976 dan 1981)
  • Pemain Terbaik Galatama (1979 dan 1980)
  • Medali Perak SEA Games (1979 dan 1981)

Pelatih

  • Petrokimia Juara Surya Cup
  • Petrokimia Juara Petro Cup
  • Petrokimia menjadi runner-up Tugu Muda Cup


Pranala luar

Referensi