Lompat ke isi

Definisi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nzrdnd (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Sedang dikembangkan}}

'''Definisi''' merupakan suatu batasan atau [[arti]], bisa juga dimaknai [[kata]], [[frasa]], atau [[kalimat]] yang mengungkapkan [[makna]], [[keterangan]], atau ciri utama dari [[orang]], benda, [[proses]], atau aktivitas.<ref name="Widjono">Widjono (2007); ''Bahasa Indonesia'', Jakarta:PT Grasindo. hal. 117-121. Cet. 2</ref> Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi ialah rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu [[Indonesia|konsep]] yang menjadi pokok pembicaraan atau studi.<ref name="Departemen">Departemen Pendidikan Nasional(2008);''Kamus Besar Bahasa Indonesia''. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 303. Cet Pertama Edisi IV</ref>
'''Definisi''' merupakan suatu batasan atau [[arti]], bisa juga dimaknai [[kata]], [[frasa]], atau [[kalimat]] yang mengungkapkan [[makna]], [[keterangan]], atau ciri utama dari [[orang]], benda, [[proses]], atau aktivitas.<ref name="Widjono">Widjono (2007); ''Bahasa Indonesia'', Jakarta:PT Grasindo. hal. 117-121. Cet. 2</ref> Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi ialah rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu [[Indonesia|konsep]] yang menjadi pokok pembicaraan atau studi.<ref name="Departemen">Departemen Pendidikan Nasional(2008);''Kamus Besar Bahasa Indonesia''. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 303. Cet Pertama Edisi IV</ref>


Baris 67: Baris 69:


Suatu definisi menentukan arti suatu [[kata]] dengan menunjukkan [[kualitas]]-[[kualitas]] atau ciri-ciri yang terkandung dalam [[kata]] itu.<ref name="Rafael" /> Sebagai contoh kalimat ''[[Es]] adalah [[air]] yang membeku''.<ref name="Rafael" />
Suatu definisi menentukan arti suatu [[kata]] dengan menunjukkan [[kualitas]]-[[kualitas]] atau ciri-ciri yang terkandung dalam [[kata]] itu.<ref name="Rafael" /> Sebagai contoh kalimat ''[[Es]] adalah [[air]] yang membeku''.<ref name="Rafael" />

== Aturan Membuat Definisi ==
Membuat definisi yang baik menggunakan ''genus'' dan ''differentia'' bukanlah hal yang mudah, perlu pembeda spesifik yang paling tepat untuk kata yang didefinisikan. Agar definisi yang dibuat terhindar dari kekeliruan sehingga menjadi definisi yang tepat, maka perlu diperhatikan beberapa aturan-aturan berikut<ref>{{Cite book|last=Mundiri|first=|date=Juni 2017|title=Logika|location=Depok|publisher=Rajawali Pers|isbn=978-979-769-938-3|pages=39|url-status=live}}</ref>:

# Definisi tidak boleh lebih luas atau sempit dari konotasi kata yang didefinisikan.
# Definisi tidak boleh menggunakan kata yang didefinisikan.
# Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang membingungkan.
# Definisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif dengan menggunakan kata tidak atau bukan.
# Definisi harus dapat dibolak-balik antara konsep dan rumusannya.
# Definisi tidak boleh menggunakan kata kiasan atau kata yang mengandung arti ganda/bias.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 1 Desember 2021 11.25

Definisi merupakan suatu batasan atau arti, bisa juga dimaknai kata, frasa, atau kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas.[1] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi ialah rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau studi.[2]

Definisi juga diartikan sebagai uraian pengertian yang berfungsi membatasi objek, konsep, dan keadaan berdasarkan waktu dan tempat suatu kajian.[1] Definisi merupakan usaha para ilmuwan untuk membatasi fakta dan konsep.[3]

Ciri-ciri definisi

Suatu arti/makna kata tidak bisa langsung disebut sebagai definisi, karena definisi mempunyai ciri-ciri khusus.[1] Adapun arti/makna kata bisa diartikan sebagai definisi jika terdapat unsur kata atau istilah yang didefinisikan, atau lazim disebut definiendum.[1] Selanjutnya, di dalam arti tersebut harus terdapat unsur kata, frasa, atau kalimat yang berfungsi menguraikan pengertian, lazim disebut definiens, dan tentunya juga harus ada pilihan katanya.[1]

Pilihan kata tersebut ialah di mana definiens dimulai dengan kata benda, didahului kata ada-lah.[1] Misalnya kalimat Cinta adalah perasaan setia, bangga, dan prihatin dan kalimat Mahasiswa adalah pelajar di perguruan tinggi.[1]

Yang kedua, definiens dimulai dengan selain kata benda umpamanya kata kerja atau didahului kata yaitu.[1] Sebagai contoh Setia yaitu merasa terdorong untuk mengakui, memahami, menerima, menghargai, menghormati, mematuhi, dan melestarikan.[1] Kemudian, definiens juga diharuskan memberi pengertian rupa atau wujud diawali kata merupakan, seperti kalimat Mencintai merupakan tindakan terpuji untuk mengakhiri konflik.[1]

Adapun yang terakhir ialah bahwa definiens merupakan sebuah sinonim yang didahului kata ialah.[1] Misalnya Pria ialah laki-laki.[1]

Klasifikasi

Definisi nominal

Definisi nominal berupa pengertian singkat. Definiens pada definisi jenis ini terbagi menjadi ada tiga macam.[1] Pertama, sinonim atau padanan, seperti kata manusia yang bersinonim dengan kata orang, maka jika ditulis hasilnya adalah Manusia]] ialah orang.[1] Selanjutnya terkait dengan terjemahan dari bahasa lain, contohnya Kinerja ialah performance.[1] Asal usul sebuah kata dalam definisi nominal juga merupakan hal yang penting, contoh: Psikologi berasal dari kata "psyche" berarti jiwa, dan "logos" berarti ilmu, psikologi ialah ilmu jiwa.[1]

Definisi formal

Www Definisi formal disebut juga definisi [[terminologis, yaitu definisi yang disusun berdasarkan logika formal yang terdiri tiga unsur.[1] Struktur definisi ini berupa "kelas", "genus", "pembeda" (deferensiasi).[1] Ketiga unsur tersebut harus tampak dalam definiens.[1] Struktur formal diawali dengan klarifikasi, diikuti dengan menentukan kata yang akan dijadikan definiendium, dilanjutkan dengan menyebut genus, dan diakhiri dengan menyebutkan kata-kata atau deskripsi pembeda.[1] Pembeda harus lengkap dan menyeluruh sehingga benar-benar menunjukkan pengertian yang sangat khas dan membedakan pengertian dari kelas yang lain.[1] Contoh kalimat yang merupakan definisi formal adalah Mahasiswa adalah pelajar di perguruan tinggi.[1]

Definisi formal mempunyai syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar sesuai dengan aturan yang ada.[1] Di antaranya, fefiniendium dan definiens bersifat koterminus, mempunyai makna yang sama.[1] Kemudian, definiendium dan definiens bersifat konvertabel, dapat ditukarkan tempatnya dan definiens tidak berupa sinonim, padanan, terjemahan, etimologi, bentuk populer, atau pengulangan definiendium.[1] Perbandingannya:

  • Manusia adalah orang yang berakal budi (salah)
  • Manusia adalah insan yang berakal budi (salah)
  • Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna (benar)

Selanjutnya definiens bukanlah kiasan, perumpamaan, atau pengandaian.[1] Contonya kalimat Manusia adalah bagaikan hewan yang tidak pernah merasa puas (salah), kata bagaikan dalam kalimat ini merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan dalam definisi formal.[1] Contoh yang benar berada dalam kalimat Manusia adalah ciptaan Tuhan yang diperintahkan untuk beribadah kepada-Nya.[1]

Syarat berikutnya yaitu definiens menggunakan makna pararel dengan definiendium, tidak menggunakan kata dimana, yang mana, jika, misalnya, dan lain-lain, definiens juga harus menggunakan bentuk positif, bukan kalimat negatif; tanpa kata negatif; tidak, bukan.[1] Misalnya bentuk kalimat negatif Pendidikan kewarganegaraan "tidak lain" adalah pembinaan pelajar agar menjadi warga negara yang baik sehingga mampu hidup bersama dalam masyarakat, baik sebagai anggota keluarga, masyarakat, maupun warga negara, sedang yang benar adalah Pendidikan kewarganegaraan adalah pembinaan pelajar agar menjadi warga negara yang baik sehingga mampu hidup bersama dalam keluarga, masyarakat, dan negara.[1]

Lagi, pembeda (deferiansi)pada definiens harus mencukupi sehingga menghasilkan makna yang tidak bisa (samar)dengan kelas yang lain.[1]

Definisi operasional

Definisi operasional adalah batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, misalnya penelitian.[1] Oleh karena itu, definisi ini disebut juga definisi kerja karena dijadikan pedoman untuk melaksanakan suatu penelitian atau pekerjaan tertentu.[1] Definisi ini disebut juga definisi subjektif karena disusun berdasarkan keinginan orang yang akan melakukan pekerjaan.[1]

Yang merupakan ciri-ciri definisi operasional ialah mengacu pada target pekerjaan yang dicapai, berisi pembatasan konsep, tempat, dan waktu, dan bersifat aksi, tindakan, atau pelaksanaan suatu kegiatan.[1]

Definisi paradigmatis

Definisi paradigmatis/personal bertujuan untuk mempengaruhi pola berpikir oranglain.[1] Definisi jenis ini disusun berdasarkan pendapatan nilai-nilai tertentu.[1]

Ada empat ciri-ciri definisi paradigmatis, yakni; disusun berdasarkan paradigma (pola pikir) nilai-nila tertentu, berfungsi untuk mempengaruhi sikap, perilaku, atau tindakan orang lain, bertujuan agar pembaca mengubah sikap sesuai dengan definisi, berhubungan dengan nilai-nilai tertentu, misalnya: bisnis, etika, budaya, ajaran, falsafah, tradisi, adat istiadat, pandangan hidup.[1]

Adapun fungsi definisi paradigmatis dapat dikategorikan menjadi empat bagian: pertama, untuk mengembangkan pola berpikir; kedua, mempengaruhi sikap pembaca atau pendengar; ketiga, mendukung argumentasi atau pembuktikan dan memberikan efek persuasif.[1]

Definisi luas

Definisi luas adalah batasan pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri atas satu paragraf.[1] Definisi ini diperlukan pada konsep yang rumit yang tidak dapat dijelaskan dengan kalimat pendek.[4]

Ciri-cirinya adalah dalam definisi tersebut hanya berisi satu gagasan yang merupakan definiendium, tidak menggunakan kata kias, setiap kata dapat dibuktikan atau diukur kebenarannya, dan menggunakan penalaran yang jelas.[1]

Contohnya dalam kalimat berikut Konsep ketahanan nasional tidak dapat hanya didefinisikan dengan kemampuan dinamik suatu bangsa yang berisikan keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dari luar maupun dalam, langsung tidak langsung yang membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara untuk mencapai tujuan nasional.[4] Karena itu konsep tersebut harus diberi definisi luas agar diketahui perkembangan konsep, unsur-unsurnya, pengembangannya di dalam semua aspek kehidupan bangsa dan negara.[4]

Teknik-Teknik menyusun definisi

Tehnik-tehnik menyusun definisi bisa dikualifikasikan berdasarkan dua macam arti, yakni arti intensional dan arti ekstensional.[5]

Definisi ekstensional atau denotatif

Dengan menunjukkan kelas yang ditunjukan oleh definiendium, maka suatu definisi ekstensional akan bisa menetapkan arti dari suatu kata .[5] Paling tidak ada tiga cara menunjukkan anggota-anggota dari suatu kelas, yaitu menunjuk pada mereka, menamai mereka secara individual, menamai mereka menurut kelompok.[5] Misalnya kalimat Kursi adalah ini dan ini dan ini- seraya Anda menunjuk ke arah sejumlah kursi satu per satu.[5]

Definisi intensional

Suatu definisi menentukan arti suatu kata dengan menunjukkan kualitas-kualitas atau ciri-ciri yang terkandung dalam kata itu.[5] Sebagai contoh kalimat Es adalah air yang membeku.[5]

Aturan Membuat Definisi

Membuat definisi yang baik menggunakan genus dan differentia bukanlah hal yang mudah, perlu pembeda spesifik yang paling tepat untuk kata yang didefinisikan. Agar definisi yang dibuat terhindar dari kekeliruan sehingga menjadi definisi yang tepat, maka perlu diperhatikan beberapa aturan-aturan berikut[6]:

  1. Definisi tidak boleh lebih luas atau sempit dari konotasi kata yang didefinisikan.
  2. Definisi tidak boleh menggunakan kata yang didefinisikan.
  3. Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang membingungkan.
  4. Definisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif dengan menggunakan kata tidak atau bukan.
  5. Definisi harus dapat dibolak-balik antara konsep dan rumusannya.
  6. Definisi tidak boleh menggunakan kata kiasan atau kata yang mengandung arti ganda/bias.

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao Widjono (2007); Bahasa Indonesia, Jakarta:PT Grasindo. hal. 117-121. Cet. 2
  2. ^ Departemen Pendidikan Nasional(2008);Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 303. Cet Pertama Edisi IV
  3. ^ Parera, J.D.(2004);Teori Semantik.Jakarta:Penerbit Erlangga.Hal 200- Cet. 2
  4. ^ a b c Rahayu, Minto (2009).Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.Jakarta:PT Grasindo .Hal 73
  5. ^ a b c d e f Raga Maran, Rafael(2007).Pengantar Logika.Jakarta:PT Grasindo. Hal 42-48
  6. ^ Mundiri (Juni 2017). Logika. Depok: Rajawali Pers. hlm. 39. ISBN 978-979-769-938-3.